Borong Saham Bali United, Pieter Tanuri Gelontorkan Dana Rp 6,2 Miliar

Pieter Tanuri membeli saham BOLA sebanyak 23,75 juta saham dengan harga beragam pada 2-10 Februari 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Feb 2021, 09:38 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2021, 09:37 WIB
Bali United Pieter Tanuri
Pemilik Bali United, Pieter Tanuri membeberkan rencana untuk musim depan. (Bola.com/Permana Kusumadijaya)

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham mayoritas PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) atau Bali United, Pieter Tanuri memborong saham BOLA pada 2-10 Februari 2021.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI),  ditulis Sabtu, (13/2/2021), Pieter Tanuri  membeli saham BOLA sebanyak 23,75 juta saham dengan harga beragam pada 2-10 Februari 2021. Ia merogoh dana Rp 6,22 miliar untuk menambah kepemilikan saham tersebut.

Tujuan transaksi pembelian saham BOLA untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung. Sebelum pembelian saham itu, Pieter Tanuri memiliki 1,58 miliar saham atau 26,41 persen. Setelah transaksi pembelian saham, Pieter Tanuri memiliki 1,60 miliar saham atau 26,81 persen.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 11 Februari 2021, saham BOLA melonjak 3,03 persen ke posisi Rp 272 per saham. Saham BOLA sempat di level tertinggi Rp 272 dan terendah Rp 250 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 107 kali dengan nilai transaksi Rp 705,2 juta.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pemegang Saham dan Kinerja Keuangan

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Berdasarkan data RTI per 31 Januari 2021, pemegang saham perseroan antara lain Pieter Tanuri sebanyak 26,41 persen, PT Asuransi Centrai Asia 8,88 persen, PT Indolife Pensiontama sebesar 5,39 persen, PT Asuransi Jiwa Kresna sebesar 5,38 persen.

Lalu Miranda sebesar 5,25 persen, Ayu Patricia Rachmat sebesar 5,25 persen, dan masyarakat sebesar 43,44 persen.

Hingga September 2020, perseroan cetak rugi Rp 22,40 miliar dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 10,05 miliar. Pendapatan perseroan turun menjadi Rp 63,15 miliar hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,27 miliar. Aset perseroan mencapai Rp 515,37 miliar pada 30 September 2020 dan total liabilitas sebanyak Rp 68,14 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya