Jasa Armada Indonesia Cetak Laba Rp 70 Miliar hingga September 2020

Kontributor laba PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) hingga September 2020 ditopang oleh empat sektor.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Feb 2021, 20:38 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2021, 20:38 WIB
20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) membukukan laba sebesar Rp 70 miliar hingga September 2020. Perolehan laba bersih  ini naik 1,3 persen secara tahunan (yoy).

Sejalan, total pendapatan perseroan tercatat naik 3,75 persen yoy menjadi Rp 510 miliar. Angka ini terdiri 87 persen pendapatan IPC, dan sisanya 13 persen merupakan non-IPC. Sementara, total aset juga mengalami kenaikan 7,3 persen year to date (ytd) menjadi Rp 1,4 triliun per September 2020.

"Hal ini mencerminkan bahwa kinerja perusahaan kami walaupun sedang dilanda pandemi covid-19, kami tetap mampu membukukan kinerja yang positif. Hal ini sejalan juga dengan strategi yang telah ditetapkan manajemen kami di awal 2020 kemarin,” ujar Investor Relations IPCM, Syifa Adhima dalam InvesTalk Series, Senin (15/2/2021).

Syif menuturkan, kontributor laba perseroan ditopang oleh empat sektor. Paling banyak berasal dari penundaan sebesar 87,9 persen. Kemudian pengelolaan kapal 8,3 persen, pemanduan 3,5 person, dam paling kecil disumbang oleh pengangkutan 0,3 persen.

Adapun perseroan telah melakukan buyback saham tahap I periode 20 Maret - 18 Juni 2020 dengan realisasi 3.391.100 saham senilai Rp 571,211 juta. Lalu tahap II dilakukan pada periode 5 Agustus - 20 September 2020 dengan realisasi 4.468.700 saham senilai Rp 1,046 miliar.

Perseroan juga telah membagikan final dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp 67,6 miliar (Rp 12,8 per saham) dengan dividend payout ratio sebesar 75 persen. Juga dividen interim untuk tahun buku 2020 sebesar Rp 10,6 miliar (Rp 2 per saham).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Ada Pandemi, Pelindo II Tunda Lepas Saham Anak Usaha

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) berencana menunda sementara proses ekspansi pelabuhan asing imbas pandemi Covid-19 yang belum usai.

Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono menyatakan, Pelindo II saat ini akan fokus merealisasikan strategi konkret agar industri pelabuhan dapat bertahan di tengah Covid-19. Meski demikian, sebenarnya sudah ada beberapa pelabuhan asing yang telah dibidik.

"Covid-19 memberikan pelajaran bagi kita untuk melakukan revisi strategi. Pelabuhan yang kita bidik itu seperti Vietnam, Bangladesh, tapi kelihatannya mereka terhantam cukup berat, sehingga pasti kita review ulang," jelas Arif dalam diskusi bersama wartawan, Jumat, 24 Juli 2020.

Tidak hanya itu, Pelindo II juga menunda rencana Initial Public Offering (IPO) anak usahanya, PT Pelabuhan Tanjung Priok, sampai dengan kondisi yang belum bisa ditentukan.

"IPO ini dengan tegas saya sampaikan, dihold dulu karena situasi nggak memungkinkan," ujar dia.

Dengan demikian, pihaknya kini akan fokus mengembangkan potensi domestik untuk menggairahkan ekonomi nasional, dengan penyesuaian tertentu di tengah pandemi.

Misalnya, dengan berkolaborasi untuk mengeksplorasi potensi pelabuhan-pelabuhan di daerah Timur Indonesia agar bisa bermanfaat ke ekonomi nasional.

Dan yang terpenting ialah melakukan efisiensi serta mendorong belanja dalam negeri, misalnya dalam pengadaan suku cadang alat-alat di pelabuhan.

"Karena ekspansi nggak mungkun, yang paling bisa adalah memastikan dan memperbaiki struktur cost, efisiensi. Contoh ini, mendomestikan semua sparepart, ini real bisa kita lakukan dan bisa kasih peluang ke industri domestik," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya