Indofood CBP Putus dari PepsiCo, Begini Kata Analis

Untuk sementara pembelian saham IFL oleh Indofood CBP Sukses Makmur dinilai hanya berkaitan dengan porsi kepemilikan saham perusahaan induk.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Feb 2021, 22:48 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2021, 22:47 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Produksi makanan ringan Lays, Doritos, dan Cheetos akan disetop mulai Agustus 2021 hingga 2024. Penghentian produksi selama tiga tahun ini, seiring langkah PepsiCo menyetujui penjualan saham minoritas di PT Indofood Fritolay Makmur (IFL).

Perusahaan konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) telah membeli seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) yang dimiliki oleh Fritolay Netherlands Holding B.V. senilai Rp 494 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 49 persen dari total saham yang diterbitkan oleh IFL.

Transaksi pembelian saham ini dilakukan pada 17 Februari 2021. Dana pembelian saham ini berasal dari kas internal perusahaan.

Adapun Fritolay merupakan produsen dari makanan ringan yang terafiliasi dengan PepsiCo. Perusahaan ini memiliki lisensi brand untuk produk yang dipasarkan oleh ICBP, seperti Lay's, Cheetos dan Doritos.

Sehubungan dengan itu, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, untuk sementara akuisisi ini hanya berkaitan dengan porsi kepemilikan saham perusahaan induk.

"Kalau dilihat merek hanya memperbesar porsi saham saja,  jadi bukan mengakuisisi seperti (dengan) perusahaan lain. Ini antara induk dan anak usaha. Jadi lebih kepada memperbesar kepemilikan induk kepada anak usaha,” kata dia kepada Liputan6.com.

Adapun pengaruhnya terhadap perseroan, Reza mengatakah hal itu tergantung strategi bisnis ICBP usai akuisisi ini. Seperti diketahui, dengan akuisisi ini maka sejumlah produk makanan ringan yang sebelumnya diproduksi IFL bersama Pepsi akan otomatis dihentikan. Untuk itu, ICBP mestinya memiliki strategi lain yang dinilai lebih menguntungkan.

"Apakah ada perubahan produk atau ada strategi pengembangan ke produk makanan lain, itu tergantung Indofood (CBP),” kata dia.

Ia mengungkapkan kemungkinan IFL bisa saja akan diakuisisi perusahaan lain sehingga ICBP memperbanyak porsi sahamnya di IFL. Kemungkinan lainnya, ICBP berencana melego saham IFL kepada pihak lain. Namun, Reza menegaskan itu hanya beberapa kemungkinan yang belum tentu menjadi motif sesungguhnya dari akuisisi ini.

"Dengan memperbesar porsi saham dia punya hak suara lebih banyak. Kemudian juga berhak menempatkan posisi top manajemen direksi. Tapi di sisi lain secara konsolidasi porsi di fritolay akan lebih besar kontribusinya ke induk,” ia menambahkan.

Senada, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai akuisisi ini dinilai bisa meningkatkan kinerja perusahaan kedepannya, baik untuk ICBP maupun IFL.

 Terkait penghentian sejumlah makanan ringan, Sukarno beranggapan pihak ICBP mestinya akan memikirkan produk lainnya atau produk yang sama dengan merek berbeda. 

"Artinya tidak masalah serius. Tapi yang pastinya dampak jangka pendeknya kinerjanya belum maksimal selama masa transisi tersebut,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com secara terpisah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham ICBP

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berbalik arah ke zona merah pada sesi kedua perdagangan saham Kamis, 18 Februari 2021.

Gerak saham ICBP berada di dua zona terjadi di tengah sentimen perseroan memborong saham produsen Lays, Doritos hingga Cheetos.

Mengutip data RTI, saham ICBP melemah tipis 0,85 persen ke posisi 8.750 per saham. Pada pembukaan perdagangan, saham ICBP dibuka naik 75 poin ke posisi 8.900. Saham ICBP sempat berada di level tertinggi 8.925 dan terendah 8.750 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 8.740 kali dengan nilai transaksi Rp 90,4 miliar. Investor asing jual saham ICBP sebanyak Rp 35,4 miliar.

Sementara itu,  saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)koreksi terbatas 0,82 persen ke posisi 6.050 per saham. Saham INDF dibuka juga menguat 75 poin ke posisi 6.175 per saham. Saham INDF sempat berada di level tertinggi 6.175 per saham dan terendah 6.050 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 4.332 dan nilai transaksi Rp 106 miliar.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,44 persen ke posisi 6.200. Indeks saham LQ45 merosot 0,63 persen ke posisi 940,67. Seluruh indeks saham acuan tertekan.  Sebanyak 256 saham melemah sehingga menekan IHSG. 208 saham menguat dan 166 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.282.915 kali dengan nilai transaksi Rp 12,8 triliun.

Sebelumnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) telah membeli seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur yang dimiliki oleh perusahaan afiliasi dari PepsiCo. Adapun produk yang dihasilkandi bawah afiliasi PepsiCo tersebut antara lain Lays, Doritos dan Cheetos. Tiga produk tersebut akan setop produksi pada Agustus 2021.

“IFL akan menghentikan produksi, pengemasan, pemasan, penjualan dan pendistribusian produk-produk makanan ringan dengan merek milik PepsiCo di Indonesia pada Agustus 2021,” ujar General Manager Corporate Communication PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Stefanus Indrayana, saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Kamis, 18 Februari 2021.

Ia menuturkan, sesuai kesepakatan, Fritolay, PepsiCo, dan pihak afiliasi lainnya tidak boleh memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan dan mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL selama tiga tahun sejak Agustus 2021.

Sedangkan untuk produk lainnya, perseroan memastikan akan terus memproduksi, menjual dan mengembangkan merek yang dimiliki seperti Chitato, Qtela, Chiki dan Jetz. “Kami akan terus memproduksi, menjual, dan mengembangkan merek-merek kami seperti Chitto, Qtela, Chiki dan Jetz, yang telah lamai menjadi salah satu makanan ringan favorit masyarakat Indonesia,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya