Gojek-Tokopedia Merger Jadi GoTo, Bagaimana Rencana IPO?

Di tengah kabar merger Gojek-Tokopedia jadi GoTo, sebelumnya ramai mengenai rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Gojek-Tokopedia.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Mei 2021, 14:46 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2021, 17:33 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan merger dengan membentuk Grup GoTo pada Senin, (17/5/2021). Pembentukan grup GoTo ini menjadikan grup teknologi terbesar di Indonesia.

Selain itu, pembentukan grup GoTo ini merupakan kolaborasi usaha terbesar di Indonesia dan terbesar antara dua perusahaan internet dan layanan media di Asia hingga saat ini.

Di tengah kabar merger Gojek-Tokopedia, sebelumnya ramai mengenai rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Gojek-Tokopedia.  Lalu bagaimana perkembangan rencana IPO tersebut?

VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak menuturkan, pihaknya baru saja menyelesaikan capaian penting dengan membentuk GoTo. Oleh karena itu, prioritas perseroan fokus ke integrasi dan pelayanan kepada masyarakat.

"Dan memastikan bahwa kami menyediakan platform terbaik untuk jutaan konsumen, mitra usaha dan mitra lainnya di ekosistem kami,” ujar dia, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (17/5/2021).

Nuraini menambahkan, pihaknya akan menyampaikan perkembangan mengenai rencana perusahaan termasuk perkembangan IPO. Perseroan menyatakan berniat untuk IPO dan merger tersebut akan mempercepat rencana IPO.

"Kami paham bahwa banyak yang tertarik dengan kabar tentang perusahaan kami dan pasar saham publik, dan kami akan berbagi informasi seiring dengan perkembangan mengenai hal ini. Kami selalu menyatakan dengan jelas, kami berniat untuk melakukan IPO, dan kombinasi bisnis ini akan mempercepat rencana IPO kami. Bersama-sama, kami akan menghasilkan dampak yang lebih besar dan signifikan," tutur dia.

Ia menambahkan, pihaknya sedang mengkaji untuk rencana pencatatan di bursa saham. "Kami sedang mengeksplorasi pilihan untuk listing di lebih dari satu lokasi," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Resmi Merger jadi GoTo

Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Sebelumnya, Gojek dan Tokopedia akhirnya resmi mengumumkan pembentukan Grup GoTo. Pembentukan Grup GoTo ini disebut sebagai kolaborasi usaha terbesar di Indonesia, sekaligus kolaborasi terbesar antara dua perusahaan internet dan layanan media di Asia hingga sekarang.

GoTo sendiri disebut menyatukan kekuatan Gojek dan Tokopedia. Jadi, GoTo mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang dan makanan, transportasi, hingga keuangan.

Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin GoTo sebagai CEO Group, sedangkan Patrick Cao dari Tokopedia akan menjadi Presiden GoTo.

Sementara itu, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek. Begitu pula dengan William Tanuwijaya yang kini merupakan CEO Tokopedia.

Selain tanggung jawab di tingkat grup, Andre juga akan memimpin bisnis pembayaran dan layanan keuangan yang diberi nama GoTo Financial. Adapun GoTo Financial mencakup layanan GoPay serta layanan keuangan dan solusi bisnis mitra usaha.

"Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dengan dibentuknya Grup GoTo serta menandai fase pertumbuhan selanjutnya bagi Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial," tutur CEO GoTo, Andre Soelistyo, dalam keterangan resmi yang diterima, Senin, 17 Mei 2021, demikian mengutip kanal Tekno Liputan6.com.

Menyambung Andre, Presiden GoTo, Patrik Cao menuturkan, model bisnis Grup GoTo akan semakin beragam, stabil, dan berkelanjutan. Sebab, akan mengommbinasikan transaksi platform Gojek dan Tokopedia.

"Ke depannya, Grup GoTo akan berkontribusi lebih dari 2 persen kepada total PDB Indonesia dan akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta peluang penghasilan seiring dengan berkembangnya bisnis kami dan bertumbuhnya ekonomi," tutur Patrick.

Grup GoTo memiliki daftar investor blue chip, seperti Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya