IHSG Menghijau, Investor Asing Belanja Saham BBCA hingga BRPT

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis, (20/5/2021), IHSG turun tipis ke posisi 5.759.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Mei 2021, 15:49 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2021, 09:30 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif pada awal sesi perdagangan saham Kamis, (20/5/2021). Akan tetapi,IHSG mampu berbalik arah menguat ke zona hijau.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG turun tipis ke posisi 5.759. Pada pukul 09.13 WIB. IHSG naik 0,73 persen ke posisi 5.802. Indeks saham LQ45 menguat 0,97 persen ke posisi 863. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 5.751-5.806. Sebanyak 210 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 159 saham melemah dan 171 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 163.335 kali dengan volume perdagangan 1,8 miliar saham.

 Nilai transaksi harian saham Rp 1,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 75,02 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.330.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham IDXProperty melemah 0,10 persen. Sektor saham IDXTrans naik 1,74 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham IDXInfra menguat 1,44 persen dan sektor saham IDXBasic menanjak 0,79 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Top Gainers dan Losers

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham ARII naik 25 persen

-Saham NFCX naik 23,06 persen

-Saham TMAS naik 20,57 persen

-Saham INRU naik 20 persen

-Saham VRNA naik 14,47 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LUCY melemah 9,84 persen

-Saham INTD melemah 6,99 persen

-Saham KONI melemah 6,98 persen

-Saham PGLI melemah 6,93 persen

-Saham KOTA melemah 6,87 persen

Aksi Investor Asing

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 32,1 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 29,6 miliar

-Saham TBIG senilai Rp 22,6 miliar

-Saham INCO senilai Rp 8,7 miliar

-Saham BRPT senilai Rp 5,9 miliar

Saham-saham yang dilepas investor asing antara lain:

-Saham ANTM senilai Rp 25,3 miliar

-Saham ASII senilai Rp 6,5 miliar

-Saham BBTN senilai Rp 5,1 miliar

-Saham GGRM senilai Rp 4,3 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 4,1 miliar

Bursa Saham Asia

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,81 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,56 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,07 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,45 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,32 persen. Sementara itu, indeks saham Singapura naik 0,53 persen.

Mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia, pasar saham Amerika Serikat turun pada perdagangan Rabu, 19 Mei 2021 seiring kekhawatiran atas kenaikan inflasi yang terus bebani saham global.

The Federal Reserve juga merilis risalah dari pertemuan kebijakan April dengan para pejabat mengatakan, lonjakan permintaan bersama dengan beberapa hambatan dalam pasokan kemungkinan akan mendorong inflasi di atas dua persen dalam waktu dekat.

Risalah itu menekankan komitmen the Federal Reserve pada gagasan kebijakan dapat tetap longgar hingga mendapatkan bukti dengan jelas untuk inflasi. Saham teknologi pun berbalik arah menguat dan ditutup lebih tinggi pada penutupan perdagangan saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya