Surya Citra Media Optimistis Kinerja Lebih Baik pada 2021

PT Surya Citra Media Tbk membukukan pendapatan bersih Rp 1,40 triliun pada kuartal I-2021. Realisasi pendapatan ini tumbuh 7,6 persen dari kuartal I 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jun 2021, 18:29 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2021, 18:27 WIB
Paparan publik SCM 2021
(Dari kiri) Director Rusmiyati Djajaseputra dan President Director Sutanto Hartono saat paparan publik Surya Citra Media (SCM) di Senayan, Jakarta, Kamis (3/6/2021). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) optimistis kinerja 2021 bakal lebih baik pada 2020. Hal ini akan didukung dari kondisi pemulihan ekonomi dengan ada program vaksinasi COVID-19 dan strategi perseroan untuk adopsi digitalisasi.

PT Surya Citra Media Tbk membukukan pendapatan bersih Rp 1,40 triliun pada kuartal I-2021. Realisasi pendapatan ini tumbuh 7,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,30 triliun. Laba periode berjalan naik 6,4 persen dari Rp 328,01 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 349,07 miliar pada kuartal I-2021.

Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk, Sutanto Hartono menuturkan, kinerja kuartal I-2021 lebih baik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pada Maret 2020 terjadi penurunan karena pandemi COVID-19. Hal itu berlanjut hingga kuartal II-2020, dan ada pemulihan mulai kuartal III hingga kuartal IV 2020.

"Total adex (advertising expenditure) menurut estimasi kami pada kuartal I tahun ini terjadi sedikit sekali penurunan sekitar 0,9 persen tetapi dianggap stabil. Angka stabil dari sebelum pandemi. Jadi ini suatu recovery yang sehat. Kuartal pertama 2021 sudah menyamai dengan spending 2020 sebelum pandemi. Jadi suatu indikator yang menjanjikan, tetapi ini berharap tergantung baik kondisi Indonesia dan global," ujar Sutanto saat paparan publik, Kamis (3/6/2021).

Sutanto mengapresiasi upaya pemerintah untuk pelaksanaan program vaksinasi COVID-19. Dengan kemajuan program vaksinasi COVID-19 mandiri yang mulai Juni diharapkan dampak COVID-19 dapat segera teratasi.

"Kalau melihat di China dan Amerika Serikat misalnya itu sangat menjanjikan, jadi kita harap (pandemi COVID-19-red) segera berlalu. Tentu saja salah satu impact pergerakan ekonomi lebih positif, spending iklan itu akan lebih sehat. Melihat hal itu kami cukup optimistis sisa tahun ini lebih bagus," kata Sutanto.

Ia menambahkan, pandemi COVID-19 juga mendorong kenaikan adopsi digitalisasi. Seiring menjalankan bisnis televisi konvensional dan parabola, tetapi, perseroan juga aktif mengembangkan platform digital.

"Kami juga aktif kembangkan platform digital milik KLY dengan berbagai portalnya dan Vidio. Kami melihat terjadi adopsi signifikan progress sepanjang pandemi dengan penggunaan vidio makin tinggi. Pandemi COVID-19 berlalu adopsi digital lifestyle akan terus meningkat," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Belanja Modal 2021

Paparan publik SCM 2021
Suasana saat paparan publik Surya Citra Media (SCM) di Senayan, Jakarta, Kamis (3/6/2021). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Surya Citra Media Tbk menyiapkan belanja modal sekitar Rp 400 miliar-Rp 450 miliar pada 2021. Dana belanja modal atau capital expenditure (capex) terutama digunakan untuk belanja modal reguler dan migrasi siaran analog ke digital.

Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk, Sutanto Hartono menuturkan, dana belanja modal tersebut penggabungan dari belanja modal reguler dan tambahan migrasi tv analog ke digital. Perseroan akan memakai kas internal untuk belanja modal 2021.

"Belanja modal Surya Citra Media sekitar Rp 400 miliar-Rp 450 miliar," ujar dia paparan publik, Kamis 3 Juni 2021.

Sutanto menuturkan, pihaknya sudah mendapatkan izin penyelenggara multipleksing (MUX) di 21 provinsi sehingga dapat segera menyelenggarakan pembangunan infrastruktur digital.

Apalagi dengan pengesahan UU Cipta Kerja memberikan kepastian untuk penyelenggaraan untuk TV Digital yang ditenggatkan paling lama dua tahun pada 2 November 2022.

"Kami sudah dapatkan izin multiplexing di 21 provinsi. Kami dapat selengggarakan infrastruktur digital. Sebelum UU Cipta Kerja diberlakukan terjadi ketidakpastian kapan deadline migrasi. Dengan ada UU Cipta Kerja ada kepastian sehingga langsung full speed bangun infrastruktur. Sebelum switch kami sudah siap selenggarakan siaran digital di Indonesia," kata Sutanto.

Sutanto mengatakan, peran televisi masih dominan di Indonesia ke depan sehingga dapat memperkokoh posisi perseroan. Ia optimisis dengan migrasi ke tv digital seiring bakal ada euforia masyarakat dengan penggunaan teknologi high definition memberikan kenyamanan menonton.

"Nanti ada penambahan kanal-kanal dari berbagai perusahaan konten. Tetapi saya sebutkan secara paralel kembangkan untuk gaet pendapatan iklan tidak hanya televisi tetapi pendapatan iklan secara keseluruhan sehingga mengandalkan berbagai kemampuan apakah dalam bentuk penyelenggaraan event, konten, influencer melalui keberadaan dari pada content management dan juga partner platform digital," ujar dia.

Sutanto menambahkan, platform over the top (OTT) mengalami perkembangan luar biasa di Indonesia. Oleh karena itu, perseroan berkomitmen mengembangkan vidio.com dan strategi perseroan dengan tiga kekuatan membuahkan hasil.

Salah satunya, berbagai tayangan televisi perseroan telah menarik konsumsi melalui mobile device sehingga menguntungkan perseroan yang memiliki platform stasiun televisi. Selain itu, perseroan juga memiliki berbagai konten olah raga sehingga menciptakan suatu kebiasaan masyarakat untuk memakai platform vidio.

"Nonton olah raga tidak bisa ditunda. Ini sangat membantu kami menciptakan suatu habit dan viewing lifestyle untuk orang pakai platform vidio. Masyarakat Indonesia umumnya lebih menyukai kontel lokal ketimbang internasional content," ujar dia.

Di sisi lain, perusahaan memproduksi konten sendiri dengan ada Indonesia Entertainmen Group (IEG) dan Indonesia Entertainmen Produksi (IEP) sehingga menguntungkan perseroan.

"Dengan punya kekuatan perusahaan content kita kembangkan berbagai video original, kita sudah melihat hasilnya proporsi kepermisaan dari video original. Tiga strategi konten ini strategi suistanable yang menunjukkan hasil dan vidio mempertahankan posisinya. Saat ini OTT berkembang keras banyak sekali serbuan OTT global, tetapi karena masyarakat Indonesia suka konten lokal semoga kita menjadi tuan rumah di negara sendiri," kata dia.

Saat ini PT Surya Citra Media Tbk memiliki tiga fokus bisnis antara lain di media platfom, content and talent dan digital business.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya