Liputan6.com, Jakarta - PT Transkon Jaya Tbk (TRJA) saat ini tercatat memiliki portofolio yang didominasi oleh sektor batu bara, yakni sekitar 80 persen. Namun, untuk tahun ini Perseroan menargetkan porsi dari sektor tersebut turun 5 persen. Dengan kata lain, portofolio di sektor non-batu bara diharapkan naik 5 persen.
"Kami targetkan (non-batu bara) akan berikan sumbangsih pada portofolio kami. Sehingga kalau saat ini portofolio kami 80 persen di pertambangan batu bara, itu bisa berkurang 5 persen di tahun ini,” kata Corporate Secretary PT Transkon Jaya Tbk, Alexander Syauta dalam paparan publik, Rabu (30/6/2021).
Pada awal 2021, PT Transkon Jaya Tbk melebarkan sayap bisnis untuk beroperasi di Pulau Halmahera, Maluku Utara. Ekspansi ini menjadi target pertama titik lokasi PT Transkon Jaya Tbk setelah melakukan initial public offering (IPO).
Advertisement
Baca Juga
Melalui proyek terbaru ini, Transkon Jaya melanjutkan ekspansi pada 2021 dan terus mewujudkan misinya dalam menjajaki berbagai lini bisnis.
Proyek ini akan dilakukan di kawasan industri untuk memfasilitasi proses pengolahan mineral dan produksi komponen baterai kendaraan listrik.
Selain itu, Alex mengatakan lini bisnis internet milik Transkon Jaya yang terus berkembang dan menerima permintaan yang cukup tinggi. Baru-baru ini, Perseroan berencana untuk menambah layanan di Tenggarong, Kalimantan Timur. Hal ini lantaran daerah tersebut dinilai cukup potensial bagi perkembangan bisnis internet Perseroan.
"Kami harap ke depannya bisa menambah penyediaan layanan internet di daerah lainnya di Kalimantan Timur. Adapun sumbangsih 2,5 persen dari internet, kami harap itu akan naik jadi 5 pesan di akhir tahun ini,” pungkas Alex.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Pakai Kendaraan Listrik?
Sebelumnya, PT Transkon Jaya Tbk (TRJA), emiten penyewa kendaraan dan penyedia layanan jaringan internet tengah dalam pembicaraan dengan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang menyediakan mobil listrik.
Hal ini diungkapkan Corporate Secretary TRJA, Alexander Syauta dalam paparan publik, Rabu, 30 Juni 2021.
"Kami beberapa minggu atau bulan belakangan ini banyak bicara dengan salah satu Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang menyediakan mobil listrik. Ini akan jadi terobosan kami di 2021,” kata dia.
Adapun 2021, Perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 100 miliar. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pembiayaan dan modal. Modal dimaksud yakni meliputi pembelian kendaraan baru.
"Kami memang siapkan capex Rp 100 miliar. Terdiri dari campuran antara pembiayaan dan modal. modal seperti kami alokasikan untuk uang muka kendaraan,” kata Alex.
Alex mengatakan, hingga saat ini kendaraan terus berdatangan tapi tetap saja belum maksimal. Padahal, di sisi pembiayaan dan modal siap, tapi ketersediaannya yang saat ini jadi masalah.
"Kami yakin ketersediaan unit akan terselesaikan di semester II, bulan Juli,” kata dia.
Selain itu, belanja modal juga dialokasikan untuk peningkatan kualitas layanan yang terstandarisasi.
Advertisement