PPKM Darurat, Matahari Department Store Minta Keringanan Pemerintah

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menuturkan, pelaku industri termasuk ritel membutuhkan dukungan pemerintah di tengah PPKM darurat dan pandemi COVID-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Jul 2021, 17:21 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 21:00 WIB
PHOTO: Ludes Diserbu Pembeli, Begini Penampakan Matahari Taman Anggrek
Calon pembeli sedang duduk saat gelar potongan harga di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Penutupan PT Matahari Department Store pada 3 Desember 2017 guna menjaga kinerja perseroan ditengah penurunan pasar. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Penerapan PPKM darurat dinilai akan kembali menekan kinerja sektor ritel. Terkait hal itu, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) meminta pemerintah memberikan dukungan kepada para pelaku industri tersebut. Lantaran, selama berlakunya PPKM Darurat 3-20 Juli 2021, seluruh pusat perbelanjaan di Jawa dan Bali harus tutup.

"Saya merasa bahwa kita akan membutuhkan lebih banyak dukungan pemerintah sebagai sebuah industri. Kali ini saya merasa bahwa banyak negara telah mendukung dengan industri ritel secara langsung dalam hal dukungan untuk sewa dan dan lainnya," kata CEO PT Matahari Department Store Tbk, Terry O' Connor dalam diskusi virtual, Kamis (1/7/2021).

Selain itu, biaya operasional lainnya yang harus ditanggung Perseroan terkait dengan hak karyawan yang harus tetap diberikan meski jam kerja mereka mungkin akan dipangkas, sesuai pemberlakuan jam operasional selama PPKM Darurat. Baik dalam bentuk upah maupun fasilitas protokol kesehatan.

"Kami juga harus tetap menjaga pengeluaran kami untuk melakukan protokol kesehatan, untuk sanitasi, untuk vaksinasi dan healthcare," Terry menambahkan.

Sebagai gambaran, saat ini Perseroan memiliki 148 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Paling banyak berada di Jawa-Bali, yang merupakan wilayah diberlakukannya PPKM Darurat sebanyak 89 gerai yang menyumbang 56 persen dari pendapatan perusahaan.

Terry sendiri belum bisa memberikan kalkulasi perkiraan potensi kehilangan dari penutupan 86 gerai Matahari Department Store selama PPKM Darurat berlangsung. Namun, Terry mengatakan ini adalah hal yang buruk ketika perusahaan ritel harus kehilangan 56 persen potensi pendapatannya.

"Sangat berat tentunya bagi seluruh perusahaan ritel untuk kehilangan 56 persen pendapatannya. Tapi saya tidak bisa memberikan perkiraan berapa kerugian kami," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Fokus Rantai Pasokan Lokal

PHOTO: Ludes Diserbu Pembeli, Begini Penampakan Matahari Taman Anggrek
Sejumlah rak busana pria terlihat kosong setelah di serbu pembeli di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Penutupan PT Matahari Department Store guna menjaga kinerja perseroan ditengah penurunan pasar. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Saat ini, Terry mengaku para pengelola pusat perbelanjaan atau mal telah memberikan dukungan terhadap sektor ritel selama pandemi.

Namun di sisi lain, pengelola mall juga harus menjalankan bisnisnya, sehingga tidak bisa terus menerus memberikan dukunan penuh kepada peaku industri ritel.

"Pengelola mall telah menjadi pendukung yang sangat kuat selama pandemi ini. Mereka telah bergandengan tangan dengan kami dan memberi kami diskon sewa. Tapi yang jelas, mereka juga punya bisnis operasional untuk dijalankan," kata Terry.

Terry menegaskan, pihaknya juga fokus pada rantai pasokan lokal sehingga perlu dukungan saat ini. "Jadi, kita hanya perlu memahami bahwa seluruh rantai pasokan juga perlu didukung selama periode ini. Kami tidak begitu fokus pada Impor, karena kami fokus pada rantai pasokan lokal," kata Terry.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya