China Makin Ketat, Mata Uang Kripto dalam Bahaya

Laporan China mulai memblokir akses utama mata uang kripto telah muncul di media sosial.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 12 Jul 2021, 11:46 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2021, 11:46 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Harga mata uang kripto harus berjuang  beberapa minggu terakhir karena tindakan keras terhadap kripto di China semakin memburuk.Tercatat, harga bitcoin jatuh 50 persen pada Mei, dan tetap berada di bawah tekanan sejak saat itu. 

Tak hanya bitcoin, ethereum, mata uang kripto terbesar kedua juga merosot lebih dari setengahnya. Tercatat, harga ethereum berjuang untuk bertahan di atas USD 2.000 atau sekitar Rp 28,29 juta (asumsi kurs Rp 14.489 per dolar AS).

Seperti dilansir Forbes, Senin (12/7/2021), mantan penambang bitcoin dan ethereum di China dikabarkan telah membuang GPU. Hal ini menunjukkan kapasitas penambangan China yang dinonaktifkan tidak akan kembali.

GPU adalah kartu pengolah grafis yang biasanya digunakan untuk kegiatan penambangan uang kripto. Hal ini membuat analis telah memperingatkan harga kripto dalam bahaya.

"Tidak mengejutkan mengingat fakta bahwa China secara serius menindak penambangan bitcoin di negara itu tetapi perkembangannya dapat ditafsirkan sebagai bearish secara fundamental. Sentimen pasar telah menurun secara signifikan selama beberapa hari terakhir, kata Editor senior di Hong Kong Bitcoin, Adam James.

Sementara itu, laporan China mulai memblokir akses utama mata uang kripto telah muncul di media sosial. Minggu ini, pengguna melaporkan Huobi dan Binance secara singkat membutuhkan VPN penyamaran lokasi untuk mengakses.

Binance, pertukaran bitcoin dan kripto terbesar di dunia berdasarkan volume, telah berjuang melawan peraturan global dalam beberapa pekan terakhir, tak terekcuali dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang meningkatkan pengawasan terhadap pertukaran kripto.

Tindakan keras China terhadap penambangan bitcoin dan kripto membuat mereka harus menggunakan komputer bertenaga tinggi untuk mengamankan jaringan bitcoin dan memvalidasi transaksi di luar negeri. 

Pengusiran bitcoin dan penambang kripto dari China mengirim tingkat hash bitcoin atau menurunnya daya komputasi yang diarahkan pada jaringan bitcoin, ke level terendah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jaringan Ethereum juga Terkena Larangan Penambangan Kripto di China

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Jaringan ethereum juga terkena larangan penambangan kripto di China. Hal ini berdampak pada tingkat hash jaringannya yang turun sekitar 20 persen sejak Mei karena penurunan penambang.

Setelah turun di bawah USD 30.000 dalam beberapa minggu terakhir, harga bitcoin kembali stabil atau berada di atas level psikologis. Meski demikian, untuk memulihkan penurunan sejak Mei, banyak pengamat pasar crypto mulai khawatir.

"Ada jeda musim panas di pasar crypto yang mungkin hanya ketenangan sebelum badai,” kata Analis keuangan senior FxPro, Alex Kuptsikevich.

Ia juga memperingatkan, jika bitcoin turun di bawah USD30.000, kemungkinan akan memicu gelombang baru likuidasi. "Jika pasar dipengaruhi oleh sejumlah kecil posisi terbuka, maka badai kecil apa pun bisa berubah menjadi aksi jual skala besar, mengganggu longsoran stop order. Tetapi hal yang paling mengkhawatirkan bagi penggemar kripto adalah bahwa hasil seperti itu akan menggarisbawahi sifat koreksi yang berkepanjangan," tuturnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya