Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menyatakan terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk investasi jangka panjang di energi terbarukan.
Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menyebut, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan ialah kepastian hukum.
Baca Juga
"Yang pertama, kepastian hukum, semua masyarakat energi ini sangat rindu melihat Undang-Undang yang kredibel, konsisten dan diikuti oleh perangkat hukum dan pelaksanaan yang mudah diikuti," katanya secara virtual, Rabu (14/7/2021).
Advertisement
Hal ini dinilai penting, karena peraturan yang ditetapkan menteri sering kali berubah seiring dengan reshuffle menteri.
"Sehingga menyebabkan investor pada takut," ujarnya.
Hilmi juga meminta perizinan terkait energi terbarukan lebih mudah diproses. Dengan kata lain, pihak penyedia atau perusahaan yang hendak mengaplikasikan hal ini tak perlu berlarut-larut mendapatkan izin.
"Perizinan dan proses untuk melakukan energi ini multi departemen. Migas contohnya, sudah menerapkan perizinana satu pintu. Kami harapkan di energi terbarukan bisa dilakukan hal yang sama sehingga kami hanya berhubungan dengan satu lembaga di bawah ESDM," tuturnya.
Penerapan ini diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi investor terlebih seluruh perangkat kerja terkait hal ini bisa dilakukan dengan proses lebih mudah. Terakhir ialah dari sektor ekonomi.
Hilmi menilai struktur tarif perlu dibuat agar lebih menarik. Tak hanya itu, energi terbarukan lebih terlihat mahal saat melakukan pengaplikasian di awal. Meski demikian, selanjutnya akan jauh lebih murah.
"Kalau listrik dari batu bara harus beli tiap tahun, kalau gas juga harus beli. Matahari enggak usah bayar, angin juga sama, jadi kuncinya walaupun investasi di luarnya besar tapi pas kembali relatif murah, jadi tarifnya juga harus disesuaikan karena ini sangat menarik bagi investor," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Upaya Capai Karbon Netral
Sebelumnya, terus memperhatikan lingkungan, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengaku pihaknya terus berusaha mencapai karbon netral. Hal ini disampaikan Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro.
"Sejak 2015 kami mempersiapkan yang namanya sustainability framework, kami di sini siap bila suatu saat harus karbon netral. Kenapa saya sebut sometime in the future, karena terus terang saja saat ini kami sedang melakukan cetak biru untuk bisa mencapai goal tersebut," kata dia dalam acara diskusi virtual Investor Daily Summit, Rabu, 14 Juli 2021.
Meski enggan berbicara waktu, Hilmi mengaku bila pihaknya terus berusaha melakukan yang terbaik agar karbon netral segera terwujud, dan penggunaan energi terbarukan bisa menjadi solusi terbaik.
"Kami ini perusahaan terbuka jadi kalau bicara waktu saya harus bisa deliver itu, karena itu kami dengan seksama melihat kapan bisa mencapai karbon netral company, termasuk dengan corporate action. Meskipun pemerintah menetapkan 2060 saya berharap bisa lebih cepat dari itu,” ujarnya.
Terdapat dua hal penting yang diperhatikan perusahaan agar mampu menjadi perusahaan dengan karbon netral, salah satunya mencari teknologi yang tepat.
"Dua hal penting yang harus diperhatikan, pertama timing, yang kedua affordability, Medco ini adalah perusahaan yang masih relatif kecil, sehingga enggak bisa spend banyak uang untuk RnD. Kita mencari mana teknologi yang tepat dan bisa diikuti,” tuturnya.
Hingga saat ini, Hilmi mengaku telah berusaha mengurangi emisi gas buang terkait operasi yang dijalankan perusahaan. Tak hanya itu, pihaknya juga mengontrol peralatan kita selama 5 tahun, sehingga emsi bisa diturunkan dari waktu ke waktu.
"Kami juga menggunakan banyak energi dalam operasi kami dan saat ini kami melakukan berbagai insiatif bagaimana internal menggunakan energi terbarukan. Salah satunya sollar ev untuk daerah yang bisa menggunakan ini," katanya.
Secara bertahap perusahaan juga mengganti mobil EV dan fokus membangun energi bersih. "Kami 20 tahun terakhir sudah menanam jutaan pohon, kita juga melakukan forest conservation program with local community,” ujarnya.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 14 Juli 2021, saham MEDC stagnan di posisi Rp 580 per saham. Saham MEDC dibuka di Rp 580. Saham MEDC berada di level tertinggi Rp 585 dan terendah Rp 560 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.345 kali dengan volume perdagangan 359.346. Nilai transaksi harian saham Rp 20,7 miliar.
Advertisement