Kembangkan EBT 10 GW, Pertamina Kejar Investasi Rp 174 Triliun

PT Pertamina (Persero) target melakukan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) hingga 10 Gigawatt (GW) sampai 2026

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Jul 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2021, 11:00 WIB
Keren, Video Raksasa Asian Games 2018 Hiasi Gedung Pertamina
Maskot Asian Games 2018, Atung terpampang di video mapping atau layar bergerak di Gedung Utama Pertamina, Jakarta, Kamis (5/7). Paduan warna dan ukuran raksasa diharapkan menjadi ikon yang memancarkan energi bagi masyarakat. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) target melakukan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) hingga 10 Gigawatt (GW) sampai 2026. Untuk menggapai tujuan tersebut, dibutuhkan total investasi mencapai USD 12 miliar atau setara Rp 174 triliun (kurs rupiah Rp 14.500 per dolar AS).

Corporate Secretary PT Pertamina Power Indonesia, Subholding Power & New Renewable Energy Dicky Septriadi mengatakan, untuk mencapai target 10 GW pada tahun 2026, perseroan tidak saja mengerjakan proyek EBT di dalam Pertamina Group ataupun di dalam negeri, tapi juga menjajaki ekspansi bisnis di luar negeri.

"Untuk mencapai aspirasi tersebut, investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar USD 12 miliar dolar," kata Dicky dalam keterangan tertulis, Jumat (2/7/2021).

Dicky memaparkan, aspirasi 10 GW pada 2026 terdiri dari 6 GW pada lini bisnis gas to power, 3 GW renewable energy, dan 1 GW merupakan inisiatif EBT lainnya seperti pengembangan electric vehicle (EV) ecosystem dan energi hidrogen.

Pada bisnis gas to power, yang saat ini sudah ada di dalam pipeline antara lain PLTGU Jawa-1 berkapasitas 1,8 GW dengan kemajuan proyek mencapai 97 persen, proyek IPP di Bangladesh berkapasitas 1,2 GW, serta proyek-proyek penyediaan listrik berbasis gas uap baik di dalam maupun luar negeri.

Sedangkan pada bisnis EBT, kontribusi signifikan berasal dari geothermal yang dikelola oleh PGE dengan target kapasitas terpasang 1,1 GW pada 2026. Sementara 1,9 GW berasal dari PLTS, PLTBg, smart grid, dan pembangkit listrik EBT lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Peluang Investasi EBT di Indonesia Semakin Terbuka Lebar
Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 12 Tahun 2017 membuat peluang investari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) semakin terbuka lebar.

Transisi energi yang dikawal oleh Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) bermuara pada komitmen Pertamina untuk mendukung pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030. Bentuk komitmen tersebut salah satunya dengan memenuhi kebutuhan listrik dari pembangkit listrik EBT di wilayah-wilayah kerja Pertamina.

Proyek-proyek EBT yang saat ini sedang berjalan antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Dumai berkapasitas 2 Megawatt (MW) dan PLTS Cilacap berkapasitas 2 MW.

PNRE saat ini juga sedang terus melaksanakan proyek PLTS di SPBU Pertamina yang tersebar di wilayah Nusantara. Untuk proyek ini, PNRE memiliki ambisi menyediakan PLTS di 1.000 SPBU Pertamina.

Penyediaan pembangkit listrik EBT juga dilakukan di sejumlah wilayah, antara lain PLTBg Sei Mangkei dengan kapasitas 2,4 MW, serta PLTBg Kwala Sawit dan Pagar Merbau dengan kapasitas 2x1 MW.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya