Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan saham Kamis, (22/7/2021).
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pola pergerakan IHSG masih terlihat betah dalam fase konsolidasi. Ia mengatakan, potensi tekanan masih terlihat akan membayangi IHSG.
Baca Juga
"Fluktuaktif harga komoditas dan nilai tukar rupiah belum akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG. Namun, momentum dari pergerakan yang fluktuaktif di dalam pergerakan IHSG dapat dimanfaatkan bagi investor jangka pendek, menengah dan panjang,” ujar dia.
Advertisement
Ia menuturkan, IHSG berpotensi melemah pada Kamis pekan ini. IHSG akan bergerak di kisaran 5.913-6.123.
Bank Indonesia (BI) akan rilis suku bunga acuan pada Kamis pekan ini. Direktur PT Ekuator Swarna Investama menuturkan, Bank Indonesia masih akan pertahankan suku bunga acuan di 3,5 persen.
Sementara itu, Direktur PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang menuturkan, IHSG berpeluang menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Hal tersebut didorong kenaikan wall street dan harga sejumlah komoditas antara lain harga minyak dunia dan crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit.
Sedangkan sentimen yang akan menekan IHSG antara lain harga komoditas seperti emas, batu bara, nikel dan timah yang tertekan.
Edwin menambahkan, sejumlah institusi internasional dan investment banking juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kasus COVID-19. Edwin prediksi, IHSG akan bergerak di kisaran 5.981-6.072.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Pilihan
Untuk pilihan saham, William memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Selain itu, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sedangkan saham-saham yang menjadi pilihan Edwin antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Jafpa Comfeed Tbk (JPFA). Selain itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Kemudian PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PTPP Tbk (PTPP), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Advertisement