Liputan6.com, Jakarta Beberapa emiten telah memberikan laporan kinerja semester I 2021. Dalam hal ini, beberapa emiten tercatat mengalami peningkatan positif, tak terkecuali sektor kesehatan.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina menyebut, sektor kesehatan khususnya rumah sakit dan laboratorium berhasil membukukan kinerja positif pada semester I 2021.
Baca Juga
"Secara sektoral emiten rumah sakit dan lab yang akan membukukan kinerja baik di semester II, ini terlihat dari semester I seperti Prodia dan Medikaloka Hermina naik lebih dari 50 persen," ujar dia.
Advertisement
Tak hanya itu, peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi pada Juli juga  memiliki dampak terhadap kinerja emiten di semester II, khususnya laporan pada Agustus 2021.
"Tentunya puncak COVID di bulan Juli juga akan berpengaruh pada pendapatan di bulan Agustus. Jadi pertumbuhan akan terjadi di sektor kesehatan khususnya rumah sakit," ujarnya.
Sedangkan kinerja emiten di sektor lain, Martha mengaku bila semuanya kembali lagi pada kebijakan yang diterapkan pemerintah, khususnya PPKM level 4.
"Nantinya kurang lebih akan tergantung pada keputusan pemerintah apakah akan melanjutkan PPKM level 4 ini. Atau akan seberapa lama ada di level ini," tuturnya.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Teknologi dan Kesehatan Catat Performa Baik pada Semester I 2021
Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas menyebutkan sektor teknologi dan kesehatan mampu mencatat performa optimal di bursa saham pada enam bulan pertama 2021. Hal ini tak terlepas dari kebutuhan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Teknologi dan kesehatan menjadi beberapa sektor yang berkinerja baik, karena ketahanan penghasilan," tutur Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer, pada Selasa, 29 Juni 2021.
Selain sektor dengan kinerja terbaik, Adrian juga menyebut, terdapat satu sektor yang memiliki kinerja kurang baik, terlebih adanya metodelogi  capped free floating dalam perhitungan bobot indeks.
"Sementara sektor barang konsumsi berada pada grup sektor yang berkinerja kurang kuat akibat lemahnya permintaan, inflasi biaya, dan rencana Burse Efek Indonesia dalam mengadopsi metodologi capped free floating," tuturnya.Â
Advertisement