Restrukturisasi Garuda Indonesia Bakal Selesai Lebih Lama

Kementerian BUMN beri dukungan dalam proses restrukturisasi utang melalui Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi Garuda Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Agu 2021, 23:20 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2021, 20:37 WIB
RUPST PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Jumat, (13/8/2021) (Dok: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)
RUPST PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Jumat, (13/8/2021) (Dok: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) saat ini tengah berbenah. Perseroan restrukturisasi besar-besaran, baik dari sisi manajemen maupun fundamentalnya.

Pemegang saham pengendali, dalam hal ini Kementerian BUMN telah memberikan komitmen dukungan penuh kepada GIAA dalam proses restrukturisasi utang melalui pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi Garuda Indonesia.

Opsi itu ditempuh melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Hal ini tak serta merta menyeret maskapai penerbangan pelat merah itu dalam status pailit, melainkan hanya penundaan utang. Meski jika setelah 270 hari atau 9 bulan tidak terjadi adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur, Perseroan akan otomatis terpailitkan.

"Restrukturisasi utang kita masih dalam proses. Semua yang terkait upaya kita, seperti kita saat ini dalam proses ikuti hukum di PKPU, kita terus lakukan komunikasi dengan pemegang saham dan seluruh stakeholder. Termasuk komisaris, bagaimana menyikapi situasi yang berkembang saat ini. Baik itu di luar maupun di dalam proses PKPU," ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam konferensi pers usai RUPST, Jumat (13/8/2021).

Sehubungan dengan itu, Perseroan harus memiliki rencana yang solid selama jangka panjang. Perseroan harus memiliki proposal yang ditawarkan ke kreditur terkait instrumen restrukturisasi.

"Kita sedang berproses saat ini bersama advisor untuk memfinalkan business plan kita ke depan yang merupakan sebuah justifikasi pada waktu kita akan ajukan proposal ke para kreditur. Termasuk dalam hal ini lessor, Angkasa Pura I dan II, dan yang lainnya,” kata Irfan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perseroan Sedang Susun Draft Proposal

Desain masker baru pesawat Garuda Indonesia pada armada B737-800 NG
Desain masker baru pesawat Garuda Indonesia pada armada B737-800 NG (dok: GIA)

Irfan mengatakan, proposal tersebut sudah ada draftnya, tetapi masih belum final karena dalam penyusunannya melibatkan banyak pihak, termasuk pemegang saham. Namun, ia berharap proposal dapat rampung secepatnya, meski mungkin meleset dari perkiraan waktu yang ditentukan sebelumnya.

"Kita harapkan selesai secepatnya. Sudah ada draftnya. Tapi karena ini sifatnya internal kita masih akan bolak-balik lagi. Jadi belum selesai. Tadinya kami berharap bisa selesaikan itu segera. Tapi ternyata banyak komplikasi dalam membangun proposal ini termasuk diskusi dengan pemegang saham,” ujar Irfan.

Kinerja Kuartal I 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengumumkan kinerja kuartal I 2021. Perseroan masih hadapi tekanan seiring pandemi COVID-19 ditunjukkan dari penurunan pendapatan dan lonjakan kerugian.

PT Garuda Indonesia Tbk mencetak pendapatan USD 353,07 juta pada kuartal I 2021.Realisasi pendapatan ini turun 54,03 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 768,12 juta.

Rincian pendapatan itu antara lain penerbangan berjadwal susut 57,49 persen dari USD 654,52 juta pada kuartal I 2020 menjadi USD 278,22 juta pada kuartal I 2021. Di sisi lain penerbangan tidak berjadwal perseroan naik 328,4 persen menjadi USD 22,78 juta dari periode kuartal I 2020 sebesar USD 5,31 juta. Lainnya susut menjadi USD 52,06 juta pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 108,27 juta.

Beban usaha perseroan turun 34,68 persen dari USD 945,70 juta pada kuartal I 2020 menjadi USD 702,17 juta pada kuartal I 2021. Perseroan alami rugi usaha menjadi USD 287,09 juta pada kuartal I 2021 dari sebelumnya untung USD 616.040.

Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 219 persen menjadi USD 384,34 juta pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 120,16 juta. Total liabilitas naik menjadi USD 12,90 miliar pada kuartal I 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 12,73 miliar.

Total aset turun menjadi USD 10,57 miliar pada kuartal I 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 10,78 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 166,13 juta pada 30 Juni 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya