Multistrada Optimistis Kinerja Positif hingga Akhir 2021

PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menyatakan pasar ekspor sudah stabil. Lalu bagaimana proyeksi kinerja pada 2021?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Agu 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2021, 18:35 WIB
Paparan publik PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), Jumat (27/8/2021) (Dok: Liputan6.com/Pipit Ramadhani)
Paparan publik PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), Jumat (27/8/2021) (Dok: Liputan6.com/Pipit Ramadhani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengungkapkan optimisme terhadap prospek kinerja perseroan hingga akhir tahun.

Presiden Direktur Multistrada Arah Sarana, Steven Vette mengatakan, keyakinan itu merujuk pada permintaan ban yang cukup positif kendati dalam situasi pandemi COVID-19.

"Di 2021 kita melihat permintaan itu cukup stabil terutama dari pasar ekspor. Untuk pasar domestik itu masih naik turun tetapi ini sangat terkait dengan COVID-19,” kata dia dalam paparan publik, Jumat (27/8/2021).

Sebagai contoh, Steven mengatakan pada Juli permintaan sempat turun drastis. Namun, kemudian mulai lebih baik pada Agustus.

Hingga kuartal pertama 2021, perseroan mencetak kenaikan penjualan 22,59 persen menjadi USD 110,09 juta atau sekitar Rp 1,59 triliun dibandingkan periode yang sama di 2020 sebesar USD 59,80 juta.

Penjualan ekspor menyumbang pendapatan tertinggi yaitu sebesar USD 88,20 juta atau meningkat signifikan dari periode yang sama tahun lalu 112,83 persen. Diikuti penjualan lokal yang menyumbang USD 21,89 juta atau meningkat 42,60 persen.

Dari raihan itu, Perseroan berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 24,73 juta atau sekitar Rp 356,34 miliar dibandingkan USD 1,37 juta pada periode yang sama pada 2020.

"Secara umum di kuartal keempat kita prediksi akan lebih baik dibanding kuartal sebelumnya. Untuk 2022, ekspektasi kita adalah ekspor itu masih akan tetap sama outlook nya, demand nya sangat menjanjikan,” lanjut Steve.

Sementara untuk pasar lokal, Steve mengatakan prospek untuk jangka panjang juga cukup menjanjikan. Hal itu merujuk pada posisi Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi untuk permintaan mobil berukuran besar.

"Karena Indonesia adalah growing market dan pertumbuhan Untuk mobil berukuran besar itu akan akan sangat bagus. Sehingga kita melihat ada opportunities untuk setiap produk yang kita punya,” ujar Steve.

"Termasuk Achilles, BFGoodrich dan Uniroyal untuk passenger dan juga Corsa dan Michelin untuk roda dua,” ia menambahkan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Belanja Modal

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dari sisi belanja modal (capital expenditure/capex) Perseroan pada 2021 akan difokuskan untuk penambahan mesin untuk meningkatkan produksi.

"Perusahaan itu sekarang sedang membangun menambahkan ukuran-ukuran produk-produk baru yang akan membutuhkan investasi untuk penambahan mesin. Sehingga aset-aset yang akan datang juga akan bertambah. Ini tentunya dampak dari akuisisi Multistrada oleh michelin," terang Steve.

Sayangnya, Perseroan enggan membeberkan rincian besaran belanja modal yang disiapkan. Namun, Steve mengatakan, belanja modal ini berasal dari grup Michelin.

"Untuk berapa jumlahnya kita tidak bisa menyampaikan berapa besarnya. Jadi untuk penambahan mesin dan juga dari mananya tentunya dari grup Michelin,” pugkasnya.       

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya