Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) atau BRI Agro menyampaikan, kinerja Perseroan diperkirakan mengalami perlambatan. Hal itu lantaran Perseroan saat ini tengah berbenah dan menata kembali portofolio bisnisnya menjadi fokus pada pengembangan bisnis digital.
"Sejalan dengan upaya Perseroan untuk melakukan refocusing dari kredit menengah ke bisnis digital, maka pada Juli 2021, Perseroan diperkirakan akan mengalami kerugian," ujar Direktur Keuangan dan Operasional BRI Agro, Arif Wicaksono dalam paparna publik, Senin (27/9/2021.
Ia menambahkan hal itu bisa terjadi karena merupakan dampak dari ada peningkatan non performing loan (NPL) untuk kredit-kredit yang konvensional. Serta tambahan untuk pencadangannya.
Advertisement
Baca Juga
Untuk itu, pada semester II 2021, Perseroan telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi hingga akhir 2021 untuk membawa bank kembali ke tingkat yang lebih sehat.
Harapannya mulai 2022, Perseroan telah siap sepenuhnya memasuki era bisnis digital. "Langkah transformasi ini tetap memperhatikan good corporate governance (GCG), pengelolaan manajemen risiko dan persyaratan kecukupan pemenuhan modal minimum yang ditetapkan oleh regulator,” pungkas Arif.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham AGRO
Pada penutupan perdagangan Senin, 27 September 2021, saham AGRO turun 1,9 persen ke posisi Rp 2.520 per saham. Saham AGRO dibuka stagnan di posisi Rp 2.570 per saham.
Saham AGRO berada di level tertinggi Rp 2.650 dan terendah Rp 2.520 per saham. Total frekuensi perdagangan 20.493 kali dengan volume perdagangan 1.149.370. Nilai transaksi Rp 297,6 miliar.
Advertisement