Liputan6.com, Jakarta - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) positif hingga penutupan perdagangan Jumat, 22 Oktober 2021. IHSG menguat 11,12 persen secara year to date. Di tengah kenaikan IHSG, bagaimana strategi untuk masuk memilih saham pilihan jelang akhir 2021?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,16 persen ke posisi 6.643 pada penutupan perdagangan Jumat, 22 Oktober 2021. Dengan demikian, IHSG sudah naik 11,12 persen. Pada 2021, IHSG bergerak di kisaran 5.073-6.687.
Head of Equity Trading PT MNC Sekuritas Medan Frankie Prasetio menuturkan, kenaikan IHSG menuju penghujung 2021 ditopang kenaikan saham-saham unggulan atau bluechip terutama saham sektor komoditas.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan, awal 2021, harga komoditas kompak menguat tetapi kalangan investor lebih tertarik pada saham-saham digitalisasi seperti bank mini. Hal ini membuat saham bluechip cenderung lesu.
"Barulah menuju penghujung tahun ini para investor berbalik ke saham-saham bluechip tersebut yang membuat IHSG sontak naik tinggi setelah beberapa bulan sideways,” ujar dia
Selain itu, Frankie menilai, window dressing sendiri juga layak mendapatkan perhatian, khususnya pada 2021. Ia menuturkan, segala sektor sedang berusaha untuk kembali ke performa normalnya seperti sebelum tahun pandemi.
"Khususnya sektor perbankan, karena perbankan memiliki market weighting yang paling besar,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investor Dapat Masuk Bertahap
Frankie menilai, untuk masuk ke saham juga cukup baik saat ini. Akan tetapi, sebaiknya investor masuk secara bertahap ketika IHSG mengalami koreksi. Hal ini karena IHSG dalam sebulan juga sudah mencatatkan penguatan signifikan.
Berdasarkan data BEI, sepanjang September 2021 saja, IHSG sudah naik 2,22 persen ke posisi 6.286.
Ia menilai, sejumlah sektor saham dapat dicermati antara lain real estate, properti dan pusat perbelanjaan,” kata dia.
"Namun walaupun IHSG tengah rally tinggi, masih ada kesempatan untuk entry,khususnya sektor-sektor yang masih belum naik signifikan. Seperti real estate dan property dan pusat perbelanjaan,” kata dia.
Frankie memilih sektor saham itu lantaran salah satu sentimen yang mendukung adalah pulihnya ekonomi dan daya beli masyarakat. Demikian juga harga komoditas yang naik.
"Memang Indonesia sendiri memiliki porsi yang cukup besar dalam pengekspor komoditas dunia seperti batu bara, logam-logaman hingga CPO. Hal ini dirasa bakal menaikan minat masyarakat yang untuk berinvestasi di sektor property dari hasil keuntungan penjualan komoditas tersebut,” kata dia.
Untuk pilihan saham, ia mengatakan dapat mempertimbangkan saham PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), PT Jaya Real Property Tbk (JRPT), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Advertisement