Liputan6.com, Jakarta - Terdapat lima perusahaan yang siap masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir 2021. Hal ini ini tentu saja menarik untuk dicermati bagi para investor. Meski demikian, ada sejumlah faktor yang harus diperhatiann agar tak mengalami kerugian.
Perusahaan yang akan menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), antara lain, PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel, PT Caturkarda Depo Bangunan, PT Perma Plasindo Tbk, dan PT Jaya Swarasa Agung Tbk.
Melihat hal ini, Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, investor wajib mengetahui lebih dulu bisnis perusahaan dan bagaimana kinerjanya.
Advertisement
Baca Juga
"Memilih saham itu tetap jangka panjang ya, jadi harus dilihat usahanya. Sekarang IHSG sedang naik jadi IPO ini valuasinya biasanya akan lumayan mahal jadi investor kalau buat jangka panjang tidak apa apa. Tapi kalau trading tidak bisa semuanya," ujar dia.
Selain itu wawan menyebut ada beberapa sektor yang menarik menurutnya, seperti telekomunikasi, keuangan dan consumer goods.
"Iya dong harus dilihat dulu sebelum IPO. Kita melihat juga ada Mitratel dari Telkom. Itu secara prospek sangat menarik tapi valuasinya biasanya juga sangat mahal, jadi investasi disitu biasanya untuk jangka panjang," tutur dia ditulis Minggu (7/11/2021).
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani juga menegaskan bila pihaknya sangat memperhatikan Mitratel dari kelima perusahaan yang akan IPO.
"Kalau mau investasi saham yang baru IPO investor harus lebih cermat dalam meneliti kinerjanya. Hal ini karena masih minimnya data yang dilampirkan oleh emiten (hanya dari prospektus)," tegasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BEI Kantongi IPO 28 Perusahaan
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan 28 perusahaan yang sedang proses untuk mencatatkan saham di BEI. Diperkirakan nilai penggalangan dana dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dari 28 perusahaan itu sekitar Rp 31,27 triliun.
"Di pipeline saham BEI saat ini terdapat 28 perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di BEI dengan perkiraan dana yang direncanakan sebesar Rp 31,27 triliun,” tutur Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Selasa, 2 November 2021.
Ia menyampaikan, sebagian besar perusahaan itu menggunakan laporan keuangan 2021. Saat ini, 28 perusahaan itu masih dalam proses evaluasi serta kesiapan dari lembaga dan profesi penunjangnya.
"Tentunya kami mengharapkan semuanya bisa tercatat pada tahun ini. Adanya momentum dan antusiasme para pelaku usaha yang terus berlangsung untuk melakukan penggalangan di pasar modal, diharapkan dapat mendukung pencapaian tahun ini melebihi pencapaian pada tahun lalu,” tutur dia.
Adapun klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:
3 Perusahaan aset skala kecil. (aset di bawah Rp50 miliar)
• 9 Perusahaan aset skala menengah. (aset antara Rp50 miliar-Rp250 miliar)
• 16 Perusahaan aset skala besar. (aset di atas Rp 250 miliar)
dan rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
• 2 Perusahaan dari sektor Industrials;
• 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics;
• 5 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
• 8 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
• 2 Perusahaan dari sektor Technology;
• 3 Perusahaan dari sektor Energy;
• 1 Perusahaan dari sektor Financials.
• 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.
• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures.
Advertisement
Unggul di ASEAN
Sepanjang 2021 tepatnya hingga 1 November 2021, terdapat 40 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang berhasil dihimpun dari IPO mencapai Rp 32,27 triliun. Adapun PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA) sebagai perusahana tercatat ke-40 yang sahamnya tercatat di BEI hingga kini.
“Dapat kami sampaikan pula bahwa selain adanya 28 perusahaan dalam pipeline saham BEI, sepanjang kuartal II tahun 2021, pencatatan saham baru di BEI masih unggul dibandingkan bursa-bursa di ASEAN,” kata Nyoman.
Ia menambahkan, hal tersebut menunjukkan animo perusahaan dan pasar yang baik dalam kondisi dinamis saat ini.
"Tentunya hal ini juga didukung oleh kebijakan pemerintah dan regulator pasar modal dalam menciptakan iklim investasi yang baik serta optimisme pasar atas pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19,” kata dia.
Ia mengatakan, kondisi itu diharapkan juga turut sebagai pendukung pencapaian pada 2021.