Bonus Karyawan di Wall Street Bakal Melonjak Minimal 20 Persen pada 2021

Lonjakan bonus terbesar diperkirakan diperoleh oleh para trader, penasihat perbankan investasi dan penjamin emisi di wall street.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2021, 16:43 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2021, 16:43 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Karyawan di wall street berharap mendapat peningkatan besar bonus pada 2021. Hal ini seiring euforia di wall street seiring startup dan unicorn melakukan initial public offering atau penawaran umum perdana (IPO) dan banyak perusahaan besar untuk merger.

Perushaan konsultasi kompensasi Johnson Associates memperkirakan lonjakan bonus untuk profesional di sektor layanan keuangan lebih tinggi dari tahun lalu.

Saat itu, kondisinya banyak investor di wall street hanya memperoleh keuntungan sedikit akibat dampak pandemi COVID-19 yang berimbas pada ekonomi global dan pembuatan kesepakatan.

Managing director of Johnson Associates, Alan Johnson mengungkapkan, hampir semua segmen industri jasa keuangan termasuk perbankan investasi, manajemen aset dan alternatif investasi lainnya memiliki kinerja di bawah rata-rata.

"Tahun ini merupakan momen membalikkan situasi sebelumnya ke tingkat kenaikan penghargaan atas insentif yang belum pernah kita (investor) lihat di industri investasi ini sejak resesi hebat melanda perekonomian global,” ia menambahkan dilansir dari laman CNN, Rabu (17/11/2021).

Lonjakan bonus terbesar diperkirakan diperoleh oleh para trader, penasihat perbankan investasi dan penjamin emisi untuk saham baru. Dalam laporannya, Johnson Associates menuliskan hal ini yang juga mengutip oleh "pasar IPO yang memanas" dan "aktivitas M&A" yang kuat.

Bonus penasihat perbankan investasi dan pedagang ekuitas diproyeksikan meroket 20-25 persen dari kompensasi pada 2020. Sementara penjamin emisi saham bisa memperolah kenaikan bonus 30-35 persen, menurut Johnson Associates.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengulang Kejayaan 2009

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sejak 2009, sektor ini belum pernah terjadi kenaikan pertumbuhan bonus dengan nominal fantastis seperti itu. Johnson mengatakan bonus untuk beberapa divisi operasi Wall Street melonjak antara 30 persen dan 60 persen pada 2009.

Tahun ini, periode rebound bagi ekonomi yang lebih luas dan pasar saham. Yang mana Wall Street kembali normal setelah keruntuhan besar dari Lehman Brothers, Bear Strearns, Washington Mutual dan perusahaan keuangan mapan lainnya selama krisis subprime mortgage.

Sayangnya, Johnson Associates tidak memberikan data detail tentang seberapa besar pembayaran bonus yang diharapkan tahun ini.

Berdasarkan rekam jejak, para karyawan di perusahaan-perusahaan teratas Wall Street sering kali menghasilkan bonus sampai enam digit di atas gaji besar. Apalagi saat masa-masa tren penguatan seperti ini.

Bonus di Goldman Sachs hingga JP Morgan

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Chief financial Goldman Sachs (GS) Stephen Scherr mengatakan menerima biaya kompensasi naik sekitar 34 persen selama tiga kuartal pertama 2021.

Penyataan ini disampaikan pada konferensi keuangan perusahaan bersama analis bulan lalu. Kompensasi ini meliputi gaji dan bonus. Di Goldman Sachs peningkatan rata-rata senilai USD 336.581 atau Rp 4,7 miliar per karyawan selama sembilan bulan pertama 2021.

Biaya kompensasi melonjak hingga 24 persen di perusahaan saingan teratas Goldman Sachs yaitu Morgan Stanley (MS). Perusahaan menaikkan kompensasi rata-rata per karyawan adalah sekitar USD 260 ribu atau Rp 3,7 miliar.

Chief financia JPMorgan Chase (JPM)  Jeremy Barnum mengisyaratkan perusahaan akan memberikan cek bonus lebih bear tahun ini. Hal ini diumumkan saat konferensi laporan keuangan perusahaan pada Oktober 2021.

"Jelas kami akan membayar karyawan atas kinerja bagus tahun ini. Apalagi sektor perbankan dan pasar saham yang sangat kuat selama beberapa tahun terakhir. Perusahaan telah melihat peningkatan biaya kompensasi," ungkap Barnum.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya