Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 81 penawaran umum (PU) yang antre di pipeline. Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, total penghimpunan dana dari 81 PU tersebut sekitar Rp 41,25 triliun.
Adapun penghimpunan dana di pasar modal hingga 16 November 2021 mencapai Rp 306,95 triliun yang berasal dari 152 penawaran umum. Melihat kondisi ini, Wimboh cukup yakin penggalangan dana di pasar modal akan tetap tinggi pada 2022.
"Saya rasa penghimpunan dana di 2022 akan tetap tinggi karena ini masih ada in the pipeline yang jumlahnya 81 (PU) diperkirakan Rp 41,25 triliun yang berada di pipeline," ujar Wimboh dalam Economic Outlook 2022 - Kebangkitan Sektor Keuangan, Senin (22/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Wimboh menilai, hal ini memberikan ruang bagi pertumbuhan investor ritel yang memiliki keterbatasan ruang gerak selama pandemi COVID-19, sehingga alokasi pengeluaran juga minim.
Per Oktober 2021, jumlah investor di pasar modal mencapai 6,8 juta investor. Investor pasar modal itu tumbuh 102,97 persen year to date (ytd).
"Ini karena mereka tidak mempunyai kesempatan konsumsi. Namun, demikian kita dorong untuk investasi melalui digital platform dan jumlahnya menanjak cukup besar. Dan ini hampir 100 persen, yaitu 6,8 juta investor adalah investor ritel,” pungkasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penghimpunan Dana di Pasar Modal
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 306,95 triliun hingga 16 November 2021. Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso merincikan, total dana tersebut berasal dari 152 penawaran umum (PU) sepanjang 2021.
"Penghimpunan dana selama 2021 sudah mencapai Rp 306,95 triliun. Luar Biasa. Dengan 38 emiten baru yang mencatatkan di penawaran umum,” tutur Wimboh dalam Economic Outlook 2022 - Kebangkitan Sektor Keuangan, Senin, 22 November 2021.
Kondisi ini jauh lebih tinggi dari 2020, di mana penghimpunan dana di pasar modal hanya sebesar Rp 118,7 triliun. Wimboh menambahkan, penghimpunan dana di pasar modal akan tetap tinggi pada 2022. Mengingat masih ada 81 penawaran umum di pipeline OJK senilai Rp 41,25 triliun.
"Saya rasa di 2022 akan tetap tinggi karena ini masih ada in the pipeline yang jumlahnya 81 (PU), yang diperkirakan ada Rp 41,25 triliun yang ada di pipeline," kata Wimboh.
Wimboh menilai, hal ini memberikan ruang bagi pertumbuhan investor ritel yang memiliki keterbatasan ruang gerak selama pandemi COVID-19, sehingga alokasi pengeluaran juga minim.
Per Oktober 2021, jumlah investor di pasar modal mencapai 6,8 juta investor. Tumbuh 102,97 persen ytd.
"Ini karena mereka tidak mempunyai kesempatan konsumsi. Namun demikian kita dorong untuk investasi melalui digital platform dan jumlahnya menanjak cukup besar. Dan ini hampir 100 persen, yaitu 6,8 juta investor adalah investor ritel,” pungkasnya.
Advertisement