Harga Bitcoin Kembali Menguat Usai Alami Aksi Jual Imbas Varian Omicron

Pada pekan lalu, bitcoin merosot ke posisi USD 53.549 atau Rp 767,26 juta, level terendah sejak awal Oktober.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Nov 2021, 21:53 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2021, 21:53 WIB
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin dan aset kripto lainnya menguat pada Senin, 29 November 2021 setelah aksi jual tajam pada akhir pekan lalu.

Harga bitcoin melonjak kembali di atas USD 57.000 pada perdagangan Senin pagi, tepatnya ke USD 57.373 atau sekitar Rp 822,49 juta (asumsi kurs Rp 14.335 per dolar AS). Harga bitcoin terakhir naik 5 persen dalam 24 jam di USD 57.038 atau Rp 817,64 juta.

Aset kripto lainnya juga naik. Harga ether melonjak lebih dari lima persen menjadi USD 4.321. XRP menguat lebih dari 4 persen sekitar 97 sen.

Head of Asia Pacific Luno, Vijay Ayyar menuturkan, laporan awal menyebutkan varian COVID-19 Omicron sangat bermutasi datang dengan gejala lebih ringan memberi dorongan pasar.

“Kami melihat berita tentang varian yang berpotensi lebih lemah dalam hal gejala dalam analisis awal yang telah mendorong kembalinya pasar,” ujar Ayyar dilansir dari CNBC, Senin (29/11/2021).

Ia menambahkan, investor pun melakukan aksi beli saat turun. Pada pekan lalu, bitcoin merosot ke posisi USD 53.549 atau Rp 767,26 juta, level terendah sejak awal Oktober. Hal ini terjadi di tengah aksi jual lebih luas pada saham dan aset berisiko lainnya di balik kekhawatiran atas varian COVID-19 baru.

Aset kripto terbesar di dunia turun lebih dari 20 persen dari level tertinggi sepanjang masa baru-baru ini hampir USD 69.000. Kemudian memasuki area penurunan. Biasanya ditentukan oleh penurunan 20 persen lebih dari posisi tertinggi baru-baru ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dibayangi Varian Baru COVID-19

Varian baru COVID-19 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan telah menyebar ke beberapa negara termasuk Inggris, Jerman, dan Italia.

Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain telah membatasi perjalanan dengan beberapa negara Afrika sebagai respons atas varian COVID-19 terbaru itu.

Inggris juga telah rilis langkah-langkah baru untuk atasi mutase virus baru termasuk wajib mengenakan masker di toko-toko dan transportasi umum di Inggris.

Pada Minggu, 28 November 2021, dokter Afrika Selatan Dr.Angelique Coetzee pertama kali melihat varian omicron menggambarkan gejalanya “sangat ringan” menenangkan ketakutan akan potensi kembalinya lockdown selama liburan.

“Lingkungan global memang menambah ketidakpastian di semua kelas aset berisiko seperti yang kita lihat pekan lalu, tetapi kenaikan kembali selalu menunjukkan seberapa kuat tren naik yang kita lihat di sini,” tutur dia.

“Jika bitcoin USD 48.000 menjadi USD 50.000 setiap hari atau minggu, itu akan siratkan bearish. Kami berada di wilayah pasar bullish,” ujar dia.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya