BEI Kedatangan Empat Emiten Pendatang Baru pada 6 Desember 2021

Berikut sejumlah rangkuman mengenai empat emiten pendatang baru di BEI pada 6 Desember 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Des 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2021, 07:00 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia akan kedatangan empat emiten baru pada Senin (6/12/2021). Empat emiten itu PT Wira Global Solusi Tbk, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, dan PT Jaya Swarasa Agung Tbk.

Berikut sejumlah rangkuman mengenai empat emiten pendatang baru di BEI. Pertama, PT Wira Global Solusi Tbk mencatat saham perdana dengan memakai kode saham WGSH di papan akselerasi. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-44 di BEI pada 2021.

Perseroan mencatatkan saham 1.042.500.00 saham dengan rincian saham pendiri 834.000. dan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO)  sebesar 208.500.000 saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Harga IPO Rp 140 per saham. Dengan demikian, perseroan meraih dana IPO Rp 29,19 miliar. Penggunaan dana IPO akan dipakai sebagai modal kerja.

Pemegang saham berikut tidak akan mengalihkan sahamnya hingga delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran Perseroan dalam rangka penawaran umum saham menjadi efektif, Pemegang saham itu antara PT Walden Global Services sebesar 378.094.999, PT Wynfield Global Ventures sebesar 171.100.000, PT Silicon Valley Connection sebesar 159.180.000, PT Pusaka Mas Persada sebesar 106.162.501, Erwin Senjaya Hartanto sebesar 18.937.500.

Selain itu, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa I-V, Pengendali Perusahaan Tercatat wajib mempertahankan kepemilikan sahamnya (lock-up) di Perusahaan Tercatat minimal enam bulan sejak tanggal Pencatatan, yaitu PT Walden Global Services sebesar 378.094.999 saham.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PT Cisarua Mountain Dairy Tbk

Cimory Yogurt Squeeze/dok. Cimory
Cimory Yogurt Squeeze/dok. Cimory

Kedua, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk mencatatkan saham dengan memakai kode saham CMRY di papan utama. Perseroan yang dikenal dengan nama Cimory ini mencatatkan saham perdana sebagai emiten ke-45 di BEI pada 2021. Cimory mencatatkan saham di BEI sebanyak 7.934.683.000 saham terdiri dari saham pendiri 6.744.480.000 saham dan IPO 1.190.203.000 saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Harga penawaran saham Rp 3.080 per saham.

Dengan harga IPO yang ditetapkan Rp 3.080 per saham, Cimory akan meraup dana Rp 3,66 triliun. Cimory akan memakai dana itu antara lain sekitar 33 persen untuk belanja modal yang berkaitan dengan penambahan kapasitas untuk fasilitas produksi dalam bentuk properti, pabrik dan peralatan.

Sekitar 25 persen untuk penyetoran modal pada entitas anak yaitu PT Macroprima Panganutama (MP), dan 20 persen untuk PT Macrosentra Niagaboga (MN).

Selain itu, dana IPO sekitar 15 persen akan digunakan oleh perseroan untuk belanja modal yang berkaitan dengan ekspansi saluran distribusi dan 7 persen untuk modal kerja yaitu pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari.

Adapun dalam prospektus perseroan terdapat saham yang tidak dapat diperdagangkan yaitu saham yang diperoleh dari program employee stock allocation (ESA) akan dikenakan masa pembatasan perdagangan saham atau lock-up selama enam bulan sejak saham perseroan tercatat di BEI. Jumlah saham yang dibatasi 700.000 saham. Periode awal pembatasan pada 6 Desember 2021 dan periode akhir pembatasan pada 5 Juni 2022.

PT Widodo Makmur Perkasa Tbk

Paparan publik IPO PT Widodo Makmur Perkasa Tbk pada Kamis, 28 Oktober 2021 (Dok: istimewa)
Paparan publik IPO PT Widodo Makmur Perkasa Tbk pada Kamis, 28 Oktober 2021 (Dok: istimewa)

Ketiga, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk catatkan saham perdana dengan kode saham WMPP di papan utama. Perseroan mencatatkan saham sebagai emiten ke-46 pada 2021. Widodo Makmur Perkasa mencatatkan saham 29.419.000.000 saham yang terdiri dari saham pendiri 25.000.000.000 saham dan penawaran umum saham termasuk ESA 4.419.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Harga IPO Rp 160 per saham. Dengan penetapan harga IPO tersebut, perseroan peroleh dana Rp 707,04 miliar.

Perusahaan akan memakai sekitar 11,50 persen dari dana IPO untuk membiayai pengembangan kerjasama operasi (KSO) export yard, logistik, dan rumah potong hewan di Australia bersama mitra.

Sekitar 19 persen akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi, dan Papua.

Sekitar 19 persen lainnya akan digunakan untuk pemberian modal kepada entitas usaha, sedangkan sisanya sekitar 50,50 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Widodo Makmur Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Consumer Goods dan Komoditas Agrikultur yang terintegrasi secara holistik dengan lima lini bisnis yakni; Livestock, Meat Processing, Poultry, Commodity, serta Construction dan Energy. 

Dalam prospektus perseroan, pemegang saham perseroan Tumiyana tidak dapat menjual atau mengalihkan saham yang dimilikinya di perseroan sejumlah 23.900.000.000 saham dalam jangka waktu delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran memperoleh pernyataan efektif.

PT Jaya Swarasa Agung

PT Jaya Swarasa Agung Tbk menawarkan saham perdana ke publik 21,78 persen (Foto: Istimewa)
PT Jaya Swarasa Agung Tbk menawarkan saham perdana ke publik 21,78 persen (Foto: Istimewa)

Keempat, PT Jaya Swarasa Agung Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham TAYS. Perseroan tercatat sebagai emiten ke-47 di BEI pada 2021.

Total saham yang ditawarkan kepada publik adalah sebanyak 240.300.000 saham baru yang merupakan saham biasa atas nama. Jumlah ini setara dengan 21,8 persen dari modal disetor oleh perusahaan setelah IPO.

Harga yang ditawarkan adalah sebesar Rp360 per lembar saham, sehingga Perseroan mendapatkan dana dari IPO sebanyak Rp86.508.000.000.

"Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini Sebagian besar akan kami gunakan untuk belanja modal perusahaan dengan rincian 53,69 persen untuk pembangunan pabrik baru, 38,29 persen untuk pembelian dan instalasi mesin-mesin produksi, dan sisanya sebesar 8,02 persen untuk keperluan modal kerja,” kata CEO PT Jaya Swarasa Agung Tbk, Alexander Anwar dalam keterangan tertulis Selasa, 30 November 2021.

Direktur Investment Banking NH Korindo Sekuritas Indonesia, Amir Suhendro Samirin mengatakan, Perseroan telah memperoleh efektif OJK pada 26 November 2021.

Jaya Swarasa Agung melaksanakan penawaran umum pada 30 November-2 Desember 2021 serta akan mencatatkan diri pada Bursa Efek Indonesia pada 6 Desember 2021.

"Melihat antusiasme yang diperoleh pada masa bookbuilding lalu, kami memiliki keyakinan bahwa proses penawaran umum perdana saham Perseroan akan diminati oleh para pelaku pasar melihat juga industri Perseroan adalah industri yang sangat menarik,” tutur dia.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya