Garuda Indonesia Prediksi Kontribusi Bisnis Kargo Sentuh 30 Persen pada Akhir 2021

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan angkutan lalu lintas kargo internasional hingga 89,66 persen hingga kuartal III-2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Des 2021, 07:44 WIB
Diterbitkan 21 Des 2021, 07:44 WIB
Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) prediksi kontribusi bisnis kargo menyentuh 30 persen dari total pendapatan akhir 2021.  PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk  mencatatkan pertumbuhan angkutan lalu lintas kargo internasional hingga 89,66 persen hingga kuartal III-2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra mengatakan, lini bisnis kargo udara menjadi salah satu penopang penting pendapatan usaha Garuda bersamaan dengan tren pergerakan penumpang yang mulai menunjukkan sinyal positif jelang akhir kuartal 3-2021 ini.

"Kami meyakini performa kinerja usaha yang mulai menunjukan pertumbuhan yang kondusif menjadi basis penting langkah pemulihan kinerja yang akan terus kami akselerasikan ke depannya,”tutur dia dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Selasa (21/12/2021).

Pembatasan pergerakan penumpang pada masa PPKM Jawa-Bali yang berlangsung  hingga awal kuartal 3-2021 lalu berdampak cukup signifikan terhadap pendapatan usaha.

Hal tersebut tercermin pada catatan pendapatan usaha yang turun sekitar 17,54 persen menjadi USD 939,02 juta, jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu, yaitu sebesar USD 1.138 miliar.

“Tentunya menjadi keniscayaan bagi kami untuk terus dapat beradaptasi menghadapi tantangan bisnis yang ada. Upaya tersebut terus kami percepat dengan mengoptimalkan kargo, yang kami proyeksikan dapat menembus 30 persen dari total pendapatan operasi pada akhir tahun 2021," ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bisnis Kargo

Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebagai upaya untuk terus mengoptimalkan pendapatan dari lini bisnis kargo, Garuda juga telah melakukan sejumlah inovasi bisnis, di antaranya dengan mengoperasikan dua armada preighter (Passenger Freighter) A330-300 yang turut melayani perluasan jaringan penerbangan kargo.

Perseroan memperluas jangkauan jaringan penerbangan kargo melalui skema kerja sama dengan airline partner dan air cargo transhipment, serta memadukan jalur udara dan darat melalui kerja sama dengan perusahaan trucking untuk melayani destinasi intra-Eropa.

Lalu Lintas Penumpang

Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tren lalu lintas penumpang yang hingga awal kuartal 3-2021 khususnya dari periode Agustus 2021 ke periode September 2021,  mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 83,14 persen turut menjadi optimisme tersendiri.

Walaupun belum dapat dikatakan pulih sepenuhnya dari masa sebelum pandemi, hal ini menunjukkan iklim industri penerbangan akan semakin kondusif di tengah langkah pemulihan kinerja yang sedang Garuda laksanakan, terutama melalui proses restrukturisasi yang sedang berlangsung.

Langkah pengelolaan kinerja usaha juga terus Garuda maksimalkan, salah satunya melalui pengelolaan beban operasional penerbangan yang pada akhir kuartal 3-2021 lalu berhasil ditekan hingga 14,45 persen menjadi USD1,11 miliar, dibandingkan periode yang sama pada kuartal 3-2020 lalu sebesar USD 1,3 miliar.

Pengelolaan beban operasional penerbangan tersebut diselaraskan dengan penerapan prinsip cost leadership yang sesuai dengan basis pengelolaan cost structure, diperkuat dengan upaya negosiasi bersama lessor untuk membahas beban sewa pesawat, serta restrukturisasi jaringan penerbangan agar fokus pada rute yang menguntungkan dan memiliki prospek yang menjanjikan.

Berbagai langkah tersebut merupakan bagian dari upaya adaptasi oleh manajemen, yang memprioritaskan upaya transformasi Garuda menjadi entitas bisnis yang lebih agile dan berdaya saing dalam menjawab tantangan di masa depan.

Hal tersebut juga menjadi salah satu fokus utama skema proposal bisnis dalam proses restrukturisasi menyeluruh, yang secara komprehensif menguraikan rencana jangka panjang bisnis Garuda Indonesia.

Perseroan menyampaikan sejumlah penawaran dalam restrukturisasi menyeluruh antara lain pengelolaan kewajiban bisnis dengan para lessor, kreditur, dan para pemasok utama yang turut diselaraskan dengan proses PKPU Sementara yang tengah dijalankan Perusahaan guna meng-akselerasikan langkah restrukturisasi dan pemulihan kinerja yang masih terus berlangsung.

Irfan menuturkan, pada 2022 menjadi tahun konsolidasi bagi Garuda Indonesia. Perseroan  akan lebih berupaya mengurangi beban biaya operasional serta menyesuaikan fixed cost menjadi variable cost.

"Kami berharap langkah ini dapat didukung oleh seluruh pihak, terutama kreditur Garuda, mengingat ini menjadi milestone penting dalam upaya kami bertransformasi menjadi Perusahaan yang semakin sehat. Tidak hanya bagi keberlangsungan usaha ke depan tapi juga ekosistem bisnisnya," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya