Saham ADMR Melonjak 35 Persen saat Perdagangan Perdana di BEI

Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dibuka naik Rp 35 atau 35 persen ke posisi Rp 135 per saham

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Jan 2022, 10:04 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2022, 10:04 WIB
Pencatatan saham perdana PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada Senin, (3/1/2022) (Foto: BEI)
Pencatatan saham perdana PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada Senin, (3/1/2022) (Foto: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/1/2021). Pada perdagangan perdana di BEI, saham ADMR menguat signifikan.

Mengutip data RTI, saham ADMR dibuka naik Rp 35 atau 35 persen ke posisi Rp 135 per saham dari harga perdana Rp 100 per saham. Saham ADMR bertahan di posisi Rp 135 pada pukul 09.49 WIB terkena auto rejection atas dari harga perdana tersebut.

Total frekuensi perdagangan 1.759 kali dengan volume perdagangan 981.912 saham dengan nilai transaksi Rp 10,8 miliar.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,65 persen ke posisi 6.624. Indeks LQ45 naik 0,69 persen ke posisi 937. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.628,96 dan terendah 6.586,13. Sebanyak 298 saham menguat sehingga angkat IHSG. 218 saham melemah dan 143 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 353.073. Total volume perdagangan 6,6 miliar saham dan nilai transaksi Rp 2,6 triliun.

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk atau AMI menuntaskan proses penawaran umum sahamnya (IPO) dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 3 Januari 2022.

Pada saat IPO, perseroan alami kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 179 kali dari penjatahan terpusat.

"Respons pasar yang baik dan tingginya minat investor pada IPO ini membuktikan kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek bisnis AMI di masa depan,” tulis manajemen perseroan dalam keterangan tertulis.

Pada IPO ini, dan karena adanya kelebihan pemesanan tersebut, AMI telah menawarkan sebanyak 16,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum kepada masyarakat. AMI merupakan perusahaan di bawah naungan PT Adaro Energy Tbk (AE) dan merupakan perusahaan pertama di bawah AE yang tercatat di BEI.

AMI bergerak di bidang usaha pertambangan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak. Dalam menjalankan usahanya AMI beserta perusahaan anaknya didukung dengan rantai pasokan yang terintegrasi dari tambang hingga ke stockpile dan area transshipment.

Melalui IPO ini, Adaro Minerals Indonesiaberharap dapat terus mengembangkan bisnisnya dan menciptakan nilai maksimum dari aset-aset yang dimiliki.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Produsen Batu Bara Kokas Keras Premium Pertama di Indonesia

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini AMI merupakan produsen batu bara kokas keras premium atau premium hard coking coal pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Sesuai dengan prospektus, sekitar 58,83 persen dari dana yang diperoleh dari penawaran umum ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi dan pengeluaran tertentu yang berhubungan dengan penawaran umum ini, akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada perusahaan anak, PT Maruwai Coal (MC).

Selain itu, untuk belanja modal antara lain perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara serta infrastruktur pendukung, seiring dengan meningkatnya produksi batu bara dan biaya eksplorasi dalam rangka keperluan pengembangan teknik penambangan di Lampunut dalam kurun waktu 2022-2023. Sisanya akan digunakan untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman AMI dari AE.

 Presiden Komisaris AMI, Garibaldi Thohir menyambut gembira kesuksesan pencatatan AMI di bursa,

"Kami sangat bersyukur AMI dapat menjadi perusahaan pertama di bawah naungan AE yang melantai di BEI. AMI merupakan salah satu motor pertumbuhan masa depan AE seiring dengan objektif kami untuk memiliki model bisnis yang berkelanjutan bagi Grup Adaro,” ujar dia.

Ia menambahkan, pihaknya telah mengembangkan aset kelas dunia yang dimiliki AMI dalam beberapa tahun belakangan untuk membuka potensi salah satu deposit batu bara metalurgi yang 2 terbesar di dunia. Hal ini sejalan dengan objektif AE untuk menciptakan nilai maksimum berkelanjutan dari batu bara Indonesia.

"Kami mendukung sepenuhnya IPO AMI ini dan berharap agar kontribusi AMI terhadap AE dapat terus tumbuh karena kami optimis akan prospeknya di masa depan,” tutur dia.

Terapkan ESG

Sementara itu, Presiden Direktur AMI, Iwan Dewono Budiyuwono, mengatakan, pihaknya apresiasi kepada para investor atas antusiasme dan dukungannya pada IPO AMI.

“Kami yakin bahwa portofolio aset-aset kelas dunia yang dimiliki AMI, komitmen akan keunggulan operasional, dedikasi terhadap keberlanjutan dan penciptaan nilai, kecakapan sumber daya manusianya, serta reputasi Grup Adaro akan terus mendukung kinerja AMI dan rencana serta strateginya untuk masa depan,” ujar dia.

 AMI saat ini merupakan produsen batu bara kokas keras pertama dan satu-satunya di Indonesia. Batu bara kokas keras merupakan salah satu bahan baku utama dalam produksi baja. Pertumbuhan ekonomi, aktivitas konstruksi, dan urbanisasi akan terus menyokong permintaan baja global.

Iwan mengatakan, melalui IPO ini, AMI berharap untuk dapat terus meningkatkan kinerja operasional dan kinerja lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (environmental, social, and governance atau ESG).

Ia menuturkan, pengelolaan lingkungan, pengembangan komunitas, serta tata kelola perusahaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan usaha AMI.

“Sejak awal beroperasi, AMI menerapkan standar ESG tingkat dunia sesuai dengan arahan dari AE. Kami juga berharap kehadiran AMI dapat memenuhi kebutuhan akan bahan baku pembuatan baja di dalam negeri dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya