Wall Street Kompak Melesat pada Awal Kuartal II 2022

Wall street menguat terjadi pada awal perdagangan April 2022 dan memasuki kuartal II.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Apr 2022, 07:02 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2022, 07:02 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street sedikit menguat pada perdagangan, Jumat 1 April 2022 seiring investor hadapi kuartal baru dan indikator resesi pasar obligasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,34 persen menjadi 4.545,86. Indeks Nasdaq bertambah 0,29 persen menjadi 14.261,50. Indeks Dow Jones naik 139,92 poin atau 0,40 persen menjadi 34.818,27 setelah turun lebih dari 100 poin di awal sesi perdagangan.

Selama sepekan, indeks S&P 500 sedikit naik. Sedangkan indeks Dow Jones turun 0,12 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,65 persen.

Wall street menguat terjadi pada awal perdagangan April 2022 dan memasuki kuartal II. Wall street baru saja alami koreksi pada kuartal I dalam dua tahun terakhir, tetapi ada tanda-tanda positif bagi investor pada Jumat pekan ini.

Harga minyak patokan AS West Texas Intermediate (WTI) turun di bawah USD 100 per barel karena pemerintah AS Joe Biden berjanji untuk melepaskan lebih banyak cadangan minyak strategis.

Harga energi melonjak pada awal tahun ini karena invasi Rusia ke Ukraina menggangu pasokan global yang menyebabkan sejumlah kekhawatiran kalau harga tinggi dapat merusak pertumbuhan ekonomi.

Investor juga mencerna laporan pekerjaan AS untuk Maret 2022 yang menunjukkan ekonomi AS menambahkan 431.000 gaji. Hasilnya berada di bawah perkiraan 490.000 dari Dow Jones.

"Dengan sejumlah indikator sentimen di AS menunjukkan  ke arah yang salah, data pekerjaan juga datang lebih lemah dari yang diharapkan, tetapi tidak seburuk yang dikhawatirkan banyak orang," ujar Chief Investment Officer Premier Miton Investors, Neil Birrell dilansir dari CNBC, Sabtu (2/4/2022).

Ia menambahkan, lowongan pekerjaan masih diisi dan pertumbuhan upah tetap kuat menunjukkan ekonomi dalam kondisi baik.

"Itulah yang terjadi saat ini, kuncinya adalah dampak pada pasar kerja dan ekonomi secara luas karena suku bunga melonjak lebih tinggi dan pertumbuhan melambat,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Saham material menguat dengan Freeport-McMoran naik lebih dari 2 persen. Saham penambang emas Newmont naik hampir 4,2 persen. Saham perawatan kesehatan, utilitas, dan energi juga menguat.

Saham Edwards Life Sciences dan Illumina naik lebih dari 4 persen sehingga mencatat kinerja terbaik di indeks S&P 500. Saham Walmart naik lebih dari 1 persen.

Saham China yang tercatat di Amerika Serikat (AS) melonjak pada Jumat pekan ini setelah laporan kalau China sedang mempertimbangkan berbagi audit perusahaan dengan regulator asing.

Di sisi lain, investor tampaknya sebagian besar mengabaikan sinyal resesi dari pasar obligasi setelah penutupan perdagangan Kamis, 31 Maret 2022. Imbal hasil obligasi AS bertenor 2 tahun dan 10 tahun terbalik untuk pertama kalinya sejak 2019.

Bagi sejumlah investor, ini adalah sinyal ekonomi sedang menuju kemungkinan resesi meski kurva imbal hasil terbalik tidak prediksi dengan tepat kapan itu akan terjadi. Sejarah menunjukkan itu bisa lebih dari satu tahun dan lebih lama.

"Ini adalah peringatan tentang apakah the Fed akan dapat melalui ini dengan benar. Saya pikir itu kekhawatiran yang valid,” ujar Chief Market Strategist Truist Advisory Services, Keith Lerner.

"Tetapi sebagian besar data dengan sendirinya menunjukkan kurva imbal hasil itu sendiri bukan sinyal jual jangka pendek,” kata dia.

Lerner menambahkan, pasar tampaknya bergeser ke saham-saham yang lebih defensif dalam beberapa hari terakhir.

Data Ekonomi AS

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Saham bank berjuang pada Jumat pekan ini setelah kurva imbal hasil obligasi AS yang terbalik. Saham Citigroup melemah dua persen. Saham Intel turun hampir 3 persen dan Advanced Micro Devices melemah 1 persen di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan komputer pribadi.

Pada Jumat pekan ini, ada sejumlah rilis data ekonomi antara lain data pengeluarna konstruksi Februari dan data manufaktur Maret dari ISM berada di bawah harapan.

Rata-rata tiga indeks acuan merosot pada Kamis pekan ini sehingga mendorong kinerja secara kuartalan negatif untuk saham pertama kali dalam dua tahun. Secara kuartalan, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun hampir 4,6 persen dan 4,9 persen. Indeks Nasdaq merosot lebih dari 9 persen.

Dimulainya siklus kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve, inflasi tinggi, dan perang yang sedang berlangsung di Ukraina berkontribusi terhadap saham.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya