Adaro Fokus Garap Proyek Aluminium

Grup Adaro akan fokus eksekusi proyek aluminium dan berharap terealisasi pada 2024.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 18 Apr 2022, 21:06 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2022, 21:06 WIB
Garibaldi Thohir (Inspirato Liputan6.com)
Garibaldi Thohir (Inspirato Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ingin segera merealisasikan dan mengembangkan bisnis aluminium.

"Adaro Alumunium kita akan segera realisasikan secepat mungkin.Kita berharap bisa mulai tahun ini," ujar Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), Garibaldi Thohir atau yang akrab disapa Boy Thohir dalam virtual meeting, Senin (18/4/2022).

Adaro Energy Indonesia akan fokus eksekusi proyek tersebut dan berharap terealisasi pada 2024. Boy Thohir menyatakan, bisnis aluminum akan menjadi fokus perseroan ke depan.

"Kemudian di 2023 akan fokus bagaimana kita bisa mengeksekusi proyek itu dengan baik dan kita berharap di 2024 itu sudah terealisasi,” ungkapnya.

Meskipun demikian, ia mengaku harus membuktikan kepada pasar kalau mampu melakukan proyeknya dengan baik.

"Seperti yang diketahui ya namanya proyek, kita jujur saja memang harus buktikan kepada market bahwa Adaro bisa mengeksekusi proyek ini dengan baik,” ujar dia.

Boy Thohir optimistis dengan langkah yang dilakukan perseroan untuk mengembangkan bisnis aluminium. Perseroan berupaya untuk eksekusi proyek aluminium tersebut, menurut Boy menjadi motivasi kalau berada di jalur yang benar.

"Tetapi memang jujur ini juga menjadi motivasi kita di Adaro bahwa jalan yang kita akan tempuh udah jalan yang benar saya optimis banget,” tutur dia.

Boy mencontohkan, salah satu prospek bisnis aluminium tersebut melihat merek Lucid yang memakai aluminium. "Ternyata mobil baterai yang high end dari alumunium. Lucid ini brand baru di Amerika semuanya aluminium,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Adaro Energy Indonesia Lebih Suistanable

Garibaldi Thohir dalam acara Inspirato Liputan6.com. (Foto: Herman Zakharia/Liputan6.com)
Garibaldi Thohir dalam acara Inspirato Liputan6.com. (Foto: Herman Zakharia/Liputan6.com)

Selain itu, Adaro sepakat untuk transformasi usaha yang lebih berkelanjutan dan menerapkan Environmental, Social, Governance (ESG) yang lebih baik.

"Kita memang sudah sepakat bahwa Adaro harus bertransformasi, cepat atau lambat menuju ke sesuatu yang lebih sustainable ke sesuatu yang lebih hijau, ESG nya lebih baik,” kata dia.

Boy menegaskan, Adaro Energy Indonesia akan menuju ke Adaro Clean Energy. "Adaro Mineral itu menjadi pilar besar Adaro, nanti ada Adaro Mineral. Kita akan menuju ke Adaro Clean Energy Indonesia,” ujar dia.

Selain itu, Adaro Energy Indonesia juga akan masuk ke hilir dengan mengembangkan baterai.

"Mungkin nanti, lebih lanjut lagi kita bisa masuk lagi keturunannya yang lebih hilir lagi. One day kita masuk ke baterai. Di Adaro mineral kembangkan non-gold yang lain-lain,” ucap Boy.

"Dalam bayangan saya suatu saat nanti kita sudah punya Adaro Clean Energy yang memang nanti pasti dibutuhkan untuk clean certificate dari turunan-turunannya itu,” ia menambahkan.

Boy juga berharap, Adaro bisa berpartisipasi dalam rangka Indonesia menuju negara industri.

 

Adaro Bangun Aluminium Smelter Setara Rp 10,37 Triliun

(Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)
Ilustrasi PT Adaro Energy Tbk (Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)

Sebelumnya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan membangun aluminium smelter di kawasan industri hijau Indonesia Smelter adaroitu sedang dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui PT Adaro Aluminium Indonesia teken surat pernyataan maksud investasi atau letter of intention to invest sebesar USD 728 juta atau sekitar Rp 10,37 triliun (asumsi kurs Rp 14.253 per dolar AS) pada 21 Desember 2021) pada 21 Desember 2021.

Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat menuturkan, sejalan dengan komitmen Adaro untuk bertransformasi bisnis melalui green initiative jangka panjang, perseroan investasi untuk membangun aluminium smelter. Smelter ini untuk mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah.

"Melalui investasi ini, kami berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 23 Desember 2021.

Ia berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

 

Gandeng Mitra Kerja Luar Negeri

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk mengembangkan industri ini, Adaro juga akan menggandeng mitra kerja dari luar negeri yang sudah memiliki rekam jejak, pengalaman, teknologi terkini dan pengetahuan secara menyeluruh di industri aluminium.

"Kami optimis permintaan dunia atas produk aluminium akan terus meningkat, terutama untuk kabel, baterai, dan sasis. Kami juga berharap di masa mendatang, industri lainnya seperti industri panel surya dan mobil listrik yang membutuhkan aluminium juga bisa diproduksi di sini,” kata dia.

Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Adapun penandatanganan dilakukan oleh Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan disaksikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, serta Bupati Bulungan Syarwani.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya