ABM Investama Siapkan Belanja Modal Setara Rp 2,9 Triliun pada 2022

Direktur ABM Investama (ABMM) Adrian Erlangga mengungkapkan, capex ABM Investama digunakan untuk alat berat dan pendukung.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Mei 2022, 22:02 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2022, 22:02 WIB
IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) USD 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.513 per dolar Amerika Serikat).

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengungkapkan, capex ABM Investama digunakan untuk alat berat dan alat pendukung.

"Capex kita tahun ini diperkirakan akan berada di sekitar USD 200 juta. Capex itu hanya untuk alat berat dan supporting equipment,” kata Adrian dalam paparan publik ABM Investama, Rabu (11/5/2022).

Dia menambahkan, sementara untuk pembelian tambang baru capex nya di luar dari USD 200 juta. 

"Berapa jumlah kertas yang diperlukan untuk pembelian tambang baru? Sangat tergantung dari cadangan yang kita peroleh,” ujar dia.

Adrian juga menuturkan, berapa besar volume yang bisa dihasilkan oleh tambang-tambang baru ini juga sangat berbeda ada tambang yang sudah beroperasi, tetap beroperas. Hal ini bisa memberikan kontribusi volume pada tahun yang sama. 

“Sedangkan ada juga tambang yang masih membutuhkan perbaikan infrastruktur 1-2 tahun kedepan sehingga baru bisa memberikan tambahan value kepada perusahaan. Jadi belum tentu bisa masuk tapi kita coba kalau bisa adalah tambang yang sudah beroperasi sehingga bisa memberikan added value immediately di tengah harga batu bara yang sedang tinggi dua tahun kedepan ini,” ujar dia.

Pada 2022, perseroan juga mengoptimalkan sinergi, meningkatkan volume dan kinerja operasional, melakukan cost review yang berkelanjutan, menambah cadangan batu bara.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tebar Dividen 2021

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT ABM Investama Tbk (ABMM) menetapkan pembagian dividen untuk tahun buku 2021 Rp 735 miliar.

Jumlah dividen yang dibagikan PT ABM Investama Tbk itu sebesar Rp 267 per saham kepada pemegang saham.

Direktur Utama ABM Investama Andi Djajanegara menuturkan, ABM Investama memperoleh pendapatan sebesar lebih dari USD 1 miliar, dengan laba bersih mencapai USD 148 juta pada 2021.

"Kami sangat bersyukur tahun ini ABM berhasil meraih laba perusahaan yang sangat baik. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari peranan para pemegang saham yang senantiasa mendukung strategi perusahaan,” ujar Andi melalui keterangan resminya.

Secara keseluruhan, agenda RUPST ABM membahas empat agenda, yaitu persetujuan atas laporan tahunan perseroan dan pengesahan laporan keuangan, serta laporan pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris selama tahun buku 2021, penetapan penggunaan hasil usaha Perseroan tahun buku 2021,penunjukkan Akuntan Publik Perseroan untuk tahun buku 2022 serta penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya bagi Anggota Dewan Komisaris, serta Direksi Perseroan.

Terkait industri pada 2021, batu bara mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan situasi ini berlanjut di 2022 dan sempat mencapai angka tertingginya USD 427.50 (asumsi setara dengan Rp 6,207,532.54)/mt pada awal Maret 2022 untuk NEWC 6.322 GAR.

Selain itu, dukungan penuh juga diberikan oleh pemerintah sebagai upaya untuk mendorong industri batu bara dan meningkatkan devisa negara.

"Dalam hal ini, ABM berupaya memanfaatkan momentum tersebut sebaik-baiknya dengan mengambil berbagai kebijakan strategis yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan, dimulai dari mengoptimalkan sinergi di Grup ABM, meningkatkan volume dan kinerja operasional,melakukan cost review yang berkelanjutan, hingga menambah cadangan batu bara,” kata Andi.

Raih Fasilitas Pinjaman

Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)
Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) meraih fasilitas kredit sindikasi dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk pada 19 November 2021.

PT ABM Investama Tbk menerima pencairan fasilitas kredit sindikasi dari dua bank itu senilai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,42 triliun (asumsi kurs Rp 14.267 per dolar AS). ABM Investamamenyatakan penerimaan pinjaman ini menyebabkan perubahan kewajiban pembayaran keuangan perseroan.

“Serta sebagai dana segar yang akan dipergunakan untuk membayar sisa surat utang milik perseroan yang jatuh tempo pada 2022,” tulis ABM Investamadalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/11/2021).

Pada penutupan perdagangan Selasa, 23 November 2021, saham ABMM naik 1,77 persen ke posisi Rp 1.440 per saham. Saham ABMM dibuka naik 15 poin ke posisi Rp 1.430 per saham.

Saham ABMM berada di level tertinggi Rp 1.465 dan terendah Rp 1.410 per saham. Total frekuensi perdagangan 851 kali dengan volume perdagangan 39.704. Nilai transaksi Rp 5,6 miliar.

Tiara Marga Trakindo Tambah Kepemilikan Saham ABMM

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemegang saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) yaitu PT Tiara Marga Trakindo menambah kepemilikan saham pada 17 November 2021.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Minggu, 21 November 2021, PT Tiaga Marga Trakindo membeli 838.207.133 saham ABMM. Jumlah saham itu 30,44 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan. Harga pembelian Rp 1.430 per saham. Dengan demikian, total pembelian saham ABMM senilai Rp 1,19 triliun.

“Tujuan dari transaksi restrukturisasi internal, sehingga tidak terjadi perubahan pengendalian di perseroan. Status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT ABM Investama Tbk, Rindra Donovan.

Setelah transaksi pembelian saham itu, Tiara Marga Trakindo memiliki 1.474.573.133 saham ABMM. Jumlah saham itu 53,55 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan. 

Sebelumnya, Tiara Marga Trakindo telah memiliki kepemilikan saham secara langsung di perseroan 636.366.000 saham. Jumlah saham itu 23,11 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan.

Sementara itu, pemegang saham lainnya Valle Verde Pte Ltd melepas 838.207.133 saham ABMM atau 30,44 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan dengan harga Rp 1.430 per saham.

Setelah transaksi per 17 November 2021, perseroan memiliki 702.349.867 saham atau 25,51 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan. Sebelumnya Valle Verde Pte Ltd memiliki kepemilikan saham ABM Investama secara langsung sejumlah 1.540.557.000 saham atau 55,95 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan.

Transaksi ini bertujuan untuk restrukturisasi internal sehingga tidak terjadi perubahan pengendalian di perseroan dengan status kepemilikan langsung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya