Laba Bersih Bukit Asam Melonjak 355 Persen pada Kuartal I 2022

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih Rp 2,28 triliun selama tiga bulan pertama 2022. Realisasi laba tersebut naik 355 persen secara year on year.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Mei 2022, 21:59 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2022, 21:59 WIB
Bukit Asam
Bukit Asam

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan kinerja positif sepanjang kuartal I 2022. Hal tersebut ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang naik signifikan.

Mengutip keterangan tertulis yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (18/5/2022), PT Bukit Asam Tbk membukukan laba bersih Rp 2,28 triliun selama tiga bulan pertama 2022. Realisasi laba tersebut naik 355 persen secara year on year dari capaian kuartal I 2021 sebesar Rp 500,52 miliar.

Kenaikan laba bersih itu ditopang dari pertumbuhan pendapatan 105 persen menjadi Rp 8,21 triliun jika dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 3,99 triliun. Beban pokok pendapatan perseroan naik 59,67 persen menjadi Rp 4,75 triliun pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,97 triliun.

Dengan demikian, laba per saham perseroan mencapai Rp 198 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 45.

PT Bukit Asam Tbk membukukan ekuitas Rp 26,52 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 24,25 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 12,46 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 11,86 triliun. Perseroan membukukan aset naik menjadi Rp 38,98 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 36,12 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 6,1 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,39 triliun.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 18 Mei 2022, saham PTBA melemah 2,44 persen ke posisi Rp 4.000 per saham. Saham PTBA berada di level tertinggi Rp 4.130 dan terendah Rp 3.920 per saham. Total volume perdagangan 123.533.596 saham dengan nilai transaksi Rp 492,6 miliar. Total frekuensi perdagangan 17.541 kali.

Sepanjang 2022, saham PTBA melonjak 47,60 persen ke posisi Rp 4.000 per saham. Saham PTBA berada di level tertinggi Rp 4.130 dan terendah Rp 2.600 per saham. Total volume perdagangan 3.572.833.516 saham dengan nilai transaksi Rp 11,9 triliun. Total frekuensi perdagangan 609.741 kali.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Produksi Batu Bara

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara year on year, produksi batu bara perseroan pada kuartal I 2022 meningkat 40 persen menjadi 6,34 juta ton. Sedangkan volume angkutan batu bara naik 16 persen menjadi 6,17 juta ton.

Kenaikan produksi dan volume angkutan batu bara ini diikuti kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 18 persen menjadi 6,97 juta ton.

Perseroan menargetkan produksi batu bara sebesar 36,41 juta ton. Selain itu, target angkutan sebesar 31,50 juta ton untuk 2022. Sedangkan volume penjualan batu bara, perseroan menargetkan peningkatan menjadi 37,10 juta ton pada 2022.

 

Kinerja 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencetak sejarah dengan membukukan laba bersih tertinggi sepanjang perseroan beroperasi.

PT Bukit Asam Tbk mencatat laba bersih Rp 7,91 triliun. Laba bersih PT Bukit Asam Tbk naik 231 persen dari capaian 2020 sebesar Rp 2,39 triliun. Pendapatan usaha tumbuh 69 persen menjadi Rp 29,26 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,33 triliun.

Bukit Asam mencatat kenaikan aset 50 persen menjadi Rp 36,12 triliun per 31 Desember 2021 dari 31 Desember 2020 sebesar Rp 24,06 triliun.

“Pencapaian gemilang yang diraih perseroan didukung oleh kinerja operasional yang solid sepanjang 2021 seiring dengan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendorong naiknya permintaa atas batu bara,” tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/3/2022).

Selain itu, momentum kenaikan harga komoditas batu bara global yang cukup signifikan turut mendorong pencapaian ini.

Hingga 31 Desember 2021, harga batu bara menunjukkan penguatan dibandingkan tahun sebelumnya dengan rata-rata harga batu bara indeks Newcastle sebesar USD 137,28 per ton dan indeks harga batu bara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) dengan rata-rata USD 95,05 per ton.

"Di sisi lain, berbagai strategi efisiensi berkelanjutan pun diterapkan melalui implementasi operasional perusahaan yang optimal dengan mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan,” tulis perseroan.

Produksi dan Penjualan Batu Bara

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada 2021, produksi batu bara perseroan naik 21 persen dari tahun sebelumnya atau menjadi 30,04 juta ton. Volume angkutan batu bara juga naik menjadi 25,42 juta ton atau naik 7 persen dari 2020.

Kenaikan produksi dan volume angkutan batu bara diikuti dengan kenaikan volume penjualan batu bara. Sepanjang 2021, perseroan menjual batu bara 28,37 juta ton atau naik 9 persen dari tahun sebelumnya dengan rasio penjualan domestik 57 persen dan ekspor 43 persen.

Kenaikan penjualan tidak terlepas dari strategi manajemen PT Bukit Asam Tbk mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke sejumlah negara antara lain China, Taiwan, Filipina, India, Jepang dan Vietnam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya