Faktor Ini Bakal Tahan IHSG dari Sentimen The Fed hingga Sell in May and Go Away

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memilih sektor saham keuangan, energi dan industri di tengah sentimen tekanan suku bunga the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Mei 2022, 20:21 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2022, 20:21 WIB
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia buka investment house di Jakarta (Foto: PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia buka investment house di Jakarta (Foto: PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan menarik di tengah tren koreksi tahunan Sell in May and Go Away serta tekanan dari kenaikan suku bunga acuan AS oleh the Federal Reserve (the Fed). Hal ini ditopang  kuatnya fundamental pasar Indonesia

Kuatnya faktor fundamental tercermin dari tingginya minat investor asing yang terlihat dari besarnya aliran masuk dana investor asing (foreign fund flow). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga perdagangan Kamis, 19 Mei 2022, aliran dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia sentuh Rp 62,67 triliun.

"Dengan kondisi tersebut maka secara teknikal IHSG diprediksi akan terkonsolidasi dengan support-resistance pada kisaran 6.506-6.904,” tutur Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina dalam acara Media Day Mirae Asset Sekuritas: Sell in May?, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (19/5/2022).

Dengan demikian, Martha dan tim menyarankan investor untuk fokus bertransaksi aktif jangka pendek pada tiga sektor yaitu sektor keuangan, energi, dan industri.

Di sektor keuangan, empat saham yang dipilih adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Saham-saham pilihan Martha dan tim di sektor energi yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Di sektor industri, ada dua pilihan yaitu PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

 

Disclaimer:  Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Koreksi IHSG Bakal Terbatas

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menambahkan faktor tren ‘Sell in May and Go Away’ serta kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Rate) sudah diantisipasi pelaku pasar sehingga koreksi memang diprediksi terjadi tetapi akan terbatas.

Pada Mei 2022, foreign fund flow memang negatif Rp 8,36 triliun, tetapi sejak awal tahun masih surplus cukup besar yaitu Rp 51,27 triliun per 13 Mei.

"Foreign fund flow sejak awal tahun menjadi faktor utama yang akan menahan koreksi dan menunjukkan bahwa investor asing menilai fundamental dalam negeri Indonesia masih menarik,” tutur Nafan.

Selain itu, ia menilai, ada juga faktor-faktor pendukung lain yang menjadi penyeimbang faktor ‘Sell in May’ dan Fed Rate sehingga menjadi penahan foreign fund flow yaitu laporan keuangan emiten periode kuartal I 2022 yang positif serta data ekonomi domestik yang mendukung.

 

Faktor Fundamental

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Faktor fundamental tersebut terutama neraca dagang yang realisasinya jauh di atas prediksi pasar karena didukung tingginya harga komoditas, industri yang masih tumbuh dan dicerminkan indeks pembelian industri (purchasing manager index/PMI), serta indeks keyakinan konsumen (IKK) yang masih optimis.

Pasar saham Indonesia menjalani libur dan cuti bersama terkait Lebaran sejak 29 April 2022 hingga 8 Mei 2022, saat itu  pengumuman keputusan Fed Rate disampaikan pada 5 Mei 2022 waktu setempat dan membuat pasar saham AS serta global tertekan sentimen tersebut.

Pada saat koreksi global tersebut, IHSG yang masih belum bertransaksi karena cuti bersama belum tertular pelemahan dan langsung terkoreksi ketika dibuka. Meskipun bulan ini akan konsolidasi, tetapi IHSG diprediksi masih dapat tumbuh tahun ini yang tercermin dari prediksi positif hingga posisi 7.600.

Tingginya Minat Investor pada ETF

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Senior ETF Business Mirae Asset Sekuritas, Simon Gunawan menuturkan,  masih optimisnya pelaku

pasar terhadap IHSG hingga akhir tahun turut membuat semakin tingginya minat investor terhadap produk-produk investasi, salah satunya yaitu reksa dana yang dapat ditransaksikan di bursa (Exchange Traded Fund/ETF).

Tingginya minat investor pada ETF, juga terlihat dari kenaikan jumlah transaksi ETF di BEI. Melalui ETF, investor dapat berinvestasi dengan mudah pada kumpulan saham dengan tema tertentu, seperti perusahaan yang dinilai ramah lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (environmental, social and corporate governance/ESG) yang sedang menjadi tren investasi global dan nasional.

Salah satu indeks di BEI yang terdiri atas saham-saham perusahaan yang menerapkan ESG yaitu IDX ESG Leaders.

Bekerja sama dengan PT Capital Asset Management sebagai penerbit ETF, Mirae Asset Sekuritas berperan sebagai dealer partisipan yang menjaga likuiditas Reksa Dana Indeks Capital ETF IDX ESG Leaders (XCEG) yang baru tercatat di papan transaksi Bursa Efek Indonesia pada 28 April 2022.

Sebagai dealer partisipan XCEG, Mirae Asset Sekuritas turut memfasilitasi investor yang ingin bertransaksi ETF di pasar primer maupun sekunder. Tahun lalu, Mirae Asset Sekuritas menjadi dealer partisipan untuk salah satu produk ETF yaitu Reksa Dana Indeks Nusadana ETF IDX Value30 (XNVE) yang masuk ke dalam top 10 ETF teraktif dari value transaksi, volume dan frekuensi pada pasar sekunder.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya