Duet XL Axiata dan Link Net Meriahkan Industri Internet Broadband di Indonesia

XL dinilai termasuk yang cukup agresif dalam membangun strategi dan infrastruktur demi memenangkan kompetisi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Jun 2022, 19:47 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2022, 19:47 WIB
Teknisi XL Axiata mempersiapkan peningkatan kualitas jaringan XL Axiata di area sekitar Sirkuit Formula E Jakarta
XL Axiata akan menghadirkan layanan 5G di frekuensi 3,5GHz untuk mendukung perlaksanaan ajang balap Formula E Jakarta. Selain itu, XL Axiata juga meningkatkan kapasitas jaringan XL menjadi 2-3 kali lipat. (Foto: Corpcomm XL Axiata).

Liputan6.com, Jakarta - Axiata Group Berhad dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) resmi mencaplok 66,03 persen saham PT Link Net (Link Net) seharga RM 2,63 miliar) atau sekitar Rp 8,72 triliun. Analis menilai, aksi ini akan memeriahkan industri internet broadband di tanah air.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda merasa, akuisisi XL Axiata ke Link Net semakin menambah keseruan dalam industri internet broadband. Hampir semua pelaku telekomunikasi mempunyai dua produk yang bersaing baik di fixed broadband dan seluler.

"Mudah-mudahan persaingan akan semakin ketat. Link Net bisa memperkuat dengan pelanggan XL Axiata. Begitu juga sebaliknya," kata Huda kepada Liputan6.com, Kamis (23/6/2022).

Meski harus diakui, sekitar 80 hingga 90 persen pasar di industri tersebut masih dikuasai grup Telkom melalui Indihome. Ke depan, Huda mencermati langkah serupa akan banyak dilakukan oleh pelaku pasar di industri telekomunikasi.

"Ke depan, saya rasa langkah merger dan akuisisi juga akan marak di industri telekomunikasi dimana ya fixed broadband dan seluler akan menjadi satu ekosistem kuat. Terlebih ekonomi digital Indonesia juga tengah melaju kencang," imbuhnya.

Dihubungi secara terpisah, pengamat pasar modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan saham telekomunikasi dan digital masih sangat potensial di Indonesia. Pasarnya dinilai masih besar dan banyak yang belum digali.

Ia menilai,  XL termasuk yang cukup agresif dalam membangun strategi dan infrastruktur demi memenangkan kompetisi. Hal itu merujuk pada proyek 5G yang tengah digenjot XL. meskipun sudah mengantongi SKLO sejak Agustus 2021, XL belum memulai komersialisasi 5G.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perkuat Posisi XL

XL Axiata
Ilustrasi XL Axiata (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Saat ini, XL baru menyediakan experience center di sejumlah kota bagi pelanggan yang ingin menjajal jaringan 5G. Sementara langkah akuisisi Link Net disebut berkaitan dengan proyek fiber optic.

"Jadi link net strategis dalam mengembangkan dan memperluas jaringan usaha, serta memperkuat posisi XL dan induk usaha di bidang jasa telekomunikasi. Sementara bagi Link Net, divestasi saham ini menjadi salah satu strategi transformasi untuk memperkuat neraca dan mengumpulkan dana segar guna investasi lain di masa depan,” kata Wahyu.

Dia menuturkan, dengan dana segar dari XL, Link Net akan lebih mantap dalam mewujudkan strategi ekspansi lebih jauh dan signifikan untuk garap pasar digital di Indonesia.

"Kerja sama yang saling melengkapi. Saling menguntungkan. Keduanya saham yang potensial dalam jangka menengah dan panjang,” imbuh Wahyu.

Hingga kuartal pertama 2022, EXCL berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 8 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), dengan kontribusi layanan data yang semakin solid. Pada periode ini, perseroan juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 139 miliar.

Dari raihan itu, perseroan mampu mengukuhkan laba bersih sebesar Rp 139 miliar. Sementara Link Net membukukan pendapatan sebesar Rp 1,05 triliun pada kuartal I-2022.  Turun 1,56 persen dari Rp 1,06 triliun pada kuartal I 2021. Sementara, laba bersih turun 3,01 persen dari Rp 249,02 miliar pada kuartal I 2021, menjadi Rp 128,09 pada kuartal I 2022.

 

XL Axiata dan Axiata Resmi Genggam 66,03 Persen Saham Link net

XL Axiata
XL Axiata mengumumkan kerja sama bidang cloud dengan Google Cloud (Foto: XL Axiata)

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyelesaikan pengambilalihan atau akuisisi saham PT Link Net Tbk (LINK) pada Rabu, 22 Juni 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), XL membeli 550.316.196 saham atau setara 20 persen kepemilikan non kendali di Link Net dengan harga Rp 4.800 per saham. Pembelian saham itu dari Asia Link Dewa Pte Ltd. Nilai transaksi pembelian saham itu sekitar Rp 2,6 triliun.Adapun status kepemilikan saham langsung.

"Tujuan dari transaksi investasi demi memberikan nilai positif bagi seluruh pemegang saham, manajemen, dan karyawan juga memberi manfaat terhadap industri telekomunikasi di Indonesia secara lebih luas,” tulis Sekretaris Perusahaan PT XL Axiata Tbk, Ranty Astari Rachman.

Ia menulis, perseroan telah menyelesaikan transaksi pada 22 Juni 2022.

Sementara itu, dalam keterbukaan informasi Link Net menyebutkan First Media (FM) telah menyelesaikan penjualan dan pengalihan atas seluruh kepemilikan saham First Media dalam Link Net sejumlah 798.969.286 saham yang wakili 29,04 persen dari seluruh saham perseroan di luar saham treasury kepada Axiata Investment (Indonesia) Sdn Bhd dan XL.

Seiring transaksi itu, Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD) juga menjual dan mengalihkan atas seluruh kepemilikan ALD di perseroan sejumlah 1.017.766.198 saham yang mewakiliki 36,99 persen dari seluruh saham perseroan di luar saham treasury kepada AII dan XL.

"Seluruh saham yang dialihkan oleh First Media dan Asia Link Dewa kepada AII dan XL tersebut berjumlah 1.816.735.484 saham yang mewakilii 66,03 persen dari seluruh saham Link Net di luar saham treasury,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Link Net Tbk, Johannes.

Dengan demikian, pemegang saham Link Net antara lain Axiata Invesments (Indonesia) sebesar 46,03 persen, PT XL Axiata Tbk sebesar 20 persen, dan masyarakat 33,97 persen.

Transaksi Saham LINK Sentuh Rp 8,7 Triliun di Pasar Negosiasi

Teknisi XL Axiata mempersiapkan peningkatan kualitas jaringan XL Axiata di area sekitar Sirkuit Formula E Jakarta
XL Axiata akan menghadirkan layanan 5G di frekuensi 3,5GHz untuk mendukung perlaksanaan ajang balap Formula E Jakarta. Selain itu, XL Axiata juga meningkatkan kapasitas jaringan XL menjadi 2-3 kali lipat. (Foto: Corpcomm XL Axiata).

Sebelumnya, transaksi harian saham mencapai Rp 24,8 triliun pada perdagangan Rabu (22/6/2022). Hal ini seiring transaksi jumbo saham PT Link Net Tbk (LINK) dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).

Pada penutupan perdagangan, IHSG turun 0,85 persen ke posisi 6.984,31. Indeks LQ45 merosot 0,91 persen ke posisi 1.008,76. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.063,25 dan terendah 6.968,29. Sebanyak 346 saham melemah sehingga menekan IHSG. 174 saham menguat dan 168 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.302.263 kali dengan volume perdagangan 25,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 24,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 108,63 miliar di seluruh pasar.

Mengutip data RTI, di pasar negosiasi, saham LINK ditransaksikan Rp 8,7 triliun. Saham LINK naik 3,67 persen ke posisi Rp 4.800 per saham. Volume perdagangan 18.167.352. Total frekuensi perdagangan sebanyak tiga kali. Di pasar negosiasi, saham LINK berada di level tertinggi Rp 4.800 dan terendah Rp 4.800 per saham.

Di pasar regular, saham LINK menguat 1,09 persen ke posisi Rp 4.630 per saham. Saham LINK dibuka stagnan Rp 4.580 per saham. Saham LINK berada di level tertinggi Rp 4.640 dan terendah Rp 4.630 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.939 kali dengan volume perdagangan 18.301.599 saham. Nilai transaksi Rp 8,8 triliun.

Adapun pemegang saham Link Net per 31 Mei 2022 antara lain  Asia Link Dewa Pte Ltd sebesar 35,55 persen, PT First Media Tbk sebesar 27,90 persen, masyarakat 32,65 persen dan saham treasury sebesar 3,9 persen.

Axiata dan XL Axiata Akuisisi Saham LINK Rp 8,72 Triliun

Teknisi sedang bekerja di atas tower BTS (Base Transceiver Station) XL Axiata yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Mei 2021.
Teknisi sedang bekerja di atas tower BTS (Base Transceiver Station) XL Axiata yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Mei 2021. Dok: XL Axiata

Sebelumnya, Axiata Investment (Indonesia Sdn Bhd dan XL Axiata caplok 66,03 persen saham Link Net dengan total nilai transaksi Rp 8,72 triliun.

PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AII), Asia Link Dewa (ALD), dan PT First Media Tbk (FM) teken perjanjian jual beli saham bersyarat pada 27 Januari 2022 terkait rencana akuisisi 66,03 persen saham Link Net oleh perseroan dan AII.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/1/2022), ALD menjual 1.017.766.198 saham yang mewakili 36,99 persen saham Link Net dan FM akan menjual 798.969.286 saham atau mewakiliki 29,04 persen saham Link Net kepada XL Axiata dan AII.

Adapun AII akan membeli 1.266.419.288 saham yang mewakiliki 69,71 persen dan perseroan akan membeli 550.316.196 saham yang mewakiliki 30,29 persen saham yang dijual atau setara dengan 20 persen saham non pengendali Link Net dan entitas anak per 30 Juni 2021.

Harga pembelian saham Link Net dan perseroan seharga Rp 4.800 per saham. Dengan demikian, pembelian saham oleh AII sebesar Rp 6,07 triliun dan XL Axiata rogoh kocek Rp 2,6 triliun. Total pembelian saham Link Net oleh AII dan XL Axiata mencapai Rp 8,72 triliun.

XL Axiata menyatakan, transaksi pembelian saham Link Net ini akan memberikan nilai positif bagi seluruh pemegang saham, manajemen dan karyawan. Selain itu memberi manfaat terhadap industri telekomunikasi di Indonesia secara lebih luas.

“Kepemilikan saham di Link Net diharapkan dapat membantu perseroan menangkap peluang broadband yang ada di Indonesia,” tulis perseroan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya