Liputan6.com, Jakarta - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 149,64 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (3/7/2022), PT BFI Finance Indonesia Tbk membagikan dividen setara Rp 10 per saham. Penetapan pembagian dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 29 Juni 2022.
Baca Juga
Pembagian dividen tersebut mempertimbangkan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,13 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 6,57 triliun, dan total ekuitas Rp 7,43 triliun.
Advertisement
Berikut jadwal pembagian dividen:
-Tanggal efektif pada 29 Juni 2022
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 7 Juli 2022
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 8 Juli 2022
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 11 Juli 2022
-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 12 Juli 2022
-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 11 Juli 2022
-Tanggal pembayaran dividen pada 28 Juli 2022
Pada penutupan perdagangan Jumat, 1 Juli 2022, saham BFIN merosot 3,65 persen ke posisi Rp 1.055 per saham. Saham BFIN dibuka stagnan Rp 1.095 per saham.
Saham BFIN berada di level tertinggi Rp 1.100 dan terendah Rp 1.030 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.279 kali dengan volume perdagangan 102.911 saham. Nilai transaksi Rp 10,8 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja IHSG pada Semester I 2022
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pekan ini. Pada Kamis, 30 Juni 2022, IHSG ditutup turun 33,77 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.911,58. IHSG dibuka pada posisi 6.949 dan menciptakan level tertinggi pada posisi 6.990.
Sepanjang paruh pertama 2022 IHSG telah naik 5 persen dari posisi awal tahunnya yaitu di 6.581. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 5,02 persen sepanjang semester I 20222 ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022. Di sisi lain, indeks LQ45 melonjak 6,5 persen secara year to date (ytd) ke posisi 991,94 pada Kamis, 30 Juni 2022.
Adapun IHSG menciptakan kinerja yang cukup baik kendati terdapat berbagai sentimen global, seperti kenaikan suku bunga The Fed, kenaikan harga komoditas, hingga inflasi.
“Di tengah pasar modal global yang bergejolak, kenaikan ini bisa dikatakan cukup baik. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Nikkei yang terkoreksi 8,3 persen pada periode yang sama,” ujar Analis BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (1/7/2022).
Maxi mencermati, IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian global saat ini. Bahkan saat bursa Amerika Serikat, wall street juga terkoreksi, bursa dalam negeri relatif masih stabil. Menurut dia, kondusivitas pasar dalam negeri salah satunya pengendalian inflasi oleh otoritas terkait sepanjang paruh pertama 2022.
"Bursa AS gonjang ganjing luar biasa. Dua pekan lalu, IHSG naik. IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian,” kata dia.
Advertisement
Dibayangi Harga Komoditas dan Suku Bunga The Fed
Sementara itu, Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai pergerakan IHSG pada semester I 2022 dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.
“Semester I dipengaruhi pergerakan harga komoditas dan suku bunga the fed,” ujar Agus Pramono kepada Liputan6.com, Selasa, 26 Juni 2022.
Dia menuturkan, terdapat sentimen yang mempengaruhi penguatan IHSG selama semester I 2022 pada sektor energi dan transportasi.
“Kalau energi di semester I ya karena coal harganya naik. Transportasi saya melihat penyelesaian hutang GIAA akan membawa sentimen yang positif walau untuk saham transportasi lain didorong naiknya penggunaan ecommerce,” kata Agus.
Prediksi IHSG pada Semester II 2022
Untuk semester II 2022, Maxi mengatakan pergerakan IHSG akan lebih disokong perbaikan kinerja oleh emiten. Seiring dengan tren pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
"Kita dari BNI sekuritas target IHSG sekitar 7.300—7.600, kita optimis," kata Maxi.
Salah satu sektor yang menarik untuk dicermati saat ini adalah pertambangan. Hal itu seiring tren kenaikan harga komoditas khususnya batu bara. Lainnya, yakni sektor konsumer yang dinilai ikut terkerek seiring pulihnya daya beli masyarakat. Sementara itu, untuk sektor yang perlu diwaspadai yakni komoditas crude palm oil (CPO). Hal ini lantaran harga CPO yang relatif turun karena persediaan yang melimpah.
"Yang diwaspadai mungkin CPO, karena harga sedang turun. Itu karena ada kekhawatiran pasokan yang berlebih dari Malaysia dan Indonesia yang berdampak pada koreksi harga CPO,” ujar dia.
Sementara itu, Agus memprediksi IHSG berada di rentang 7.200 - 7.500. Pada semester II 2022 perlu mewaspadai suku bunga the Fed serta pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
"Kalau semester II, yang perlu diwaspadai adalah suku bunga the Fed, dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,” ujar Agus.
Untuk potensi penggalangan dana di pasar modal pada semester II 2022 masih akan sama.
“Untuk penggalangan dana saya rasa akan sama ya, Blibli akan IPO, juga ada beberapa kalau tidak salah,” ujar Agus.
Advertisement