Tender Offer Global Bond Indika Energy Rampung Kamis 14 Juli 2022

PT Indika Energy Tbk (INDY) telah melakukan tender offer untuk surat utang 2024 senilai USD 183,96 juta dengan harga pembelian agregat sebesar USD 184,97 juta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jul 2022, 20:51 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 20:51 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) menyampaikan hasil penawaran tender tunai atas surat utang 2024 dan surat utang 2025.

Perseroan telah melakukan tender offer untuk surat utang 2024 senilai USD 183,96 juta dengan harga pembelian agregat sebesar USD 184,97 juta.

Oleh karena itu, Penerbit 2024 akan menerima untuk membeli seluruh surat utang 2024 yang telah ditender secara sah dan tidak ditarik secara sah sampai dengan batas waktu kadaluarsa 2024, tampa prorata.

Menyusul penyelesaian penawaran tender 2024 dan rencana pembatalan surat utang 2024 senilai USD 28,64 juta yang telah dibeli kembali oleh perseroan sebelum dimulainya penawaran tender, sebesar USD 362,4 juta dari surat utang 2024 atau sekitar 63,03 persen dari jumlah pokok surat utang 2024 yang diterbitkan pertama kali akan tetap beredar.

"Kekurangan 2024 sebesar USD 15,03 juta yang akan kami berlakukan untuk penawaran tender 2025, meningkatkan jumlah maksimum penawaran tender 2025 sebesar jumlah tersebut," kata Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi bursa, dikutip Rabu (13/7/2022).

Sementara, tidak ada surat utang 2025 tambahan yang ditender secara sah. Adapun harga pembelian agregat untuk surat utang 2025 yang ditenderkan secara saga dan tidak ditarik secara sah adalah sebesar USD 226,93 juta. Penerbit 2025 telah menetapkan harga kliring dan total pembayaran untuk penawaran tender 2025 sebesar USD 1.002.

Oleh karena itu, Penerbit 2025 akan menerima untuk membeli seluruh surat utang 2025 yang telah ditenderkan secara sah dan tidak ditarik secara sah, yang mewakili USD 56,57 juta dari surat utang 2025 dan sejumlah USD 56,71 juta untuk harga pembelian keseluruhan, pada harga kliring dan total pertimbangan sebesar USD 1.002 tanpa prorata.

Setelah penyelesaian penawaran tender 2025 dan rencana pembatalan surat utang 2025 senilai USD 19,55 juta yang telah dibeli kembali oleh Indika Energy sebelum dimulainya penawaran tender, sebesar USD 598,87 juta dari surat utang 2025  atau sekitar 88,72 persen dari jumlah pokok surat utang 2025 yang awalnya diterbitkan, akan tetap terutang.

"Tanggal penyelesaian untuk penawaran tender diperkirakan 14 Juli 2022.Tidak terdapat dampak khusus atas penyampaian informasi ini,” imbuh Adi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Garap Kendaraan Listrik, Anak Usaha Indika Bikin Perusahaan Mitra Motor Group

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Indika Energy Infrastructure Tbk (IEI) dan PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI) mendirikan perusahaan bernama PT Mitra Motor Group pada 17 Juni 2022.

Mengutip keterbukaan informasi BEI, ditulis Rabu (22/6/2022), PT Indika Energy Tbk menjelaskan pendirian kegiatan usaha Mitra Motor Group ini untuk melakukan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Kemudian melakukan perdagangan besar mobil baru dan suku cadang kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan aksesorisnya, dan melakukan usaha pengoperasian instalasi penyediaan listrik dan melakukan jasa konsultasi manajemen.

Pemegang saham Mitra Motor Group ini antara lain PT Indika Energy Tbk (IEI) sebesar 0,0025 persen dan PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI) sebesar 99,99 persen.

“Penyertaan saham perseroan dalam Mitra Motor Group merupakan langkah perseroan untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik di Indonesia,” tulis perseroan.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 21 Juni 2022, saham INDY menguat 3,13 persen ke posisi Rp 2.640 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 2.670 dan terendah Rp 2.580 per saham. Total volume perdagangan 22.221.500 saham. Nilai transaksi Rp 58,3 miliar. Total frekuensi perdagangan 4.671 kali.

Sepanjang tahun berjalan 2022, saham INDY melambung 70,87 persen ke posisi Rp 2.640 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.150 dan terendah Rp 1.460 per saham. Total frekuensi perdagangan 5,76 miliar saham. Nilai transaksi Rp 13,4 triliun. Total frekuensi perdagangan 1,17 juta kali.

Gandeng Alpha Kembangkan Motor Listrik

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Solusi Mobilitas Indonesia dan PT Indika Energy Infrastructure menandatangani perjanjian investasi dengan Alpha JWC III, LP  (Alpha) pada 19 Mei 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (21/5/2022), PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya teken perjanjian investasi dengan Alpha untuk sektor kendaraan listrik roda dua melalui investasi pada PT Ilectra Motor Group (IMG).

Perseroan menyatakan, rencana transaksi ini dilakukan melalui mekanisme pinjaman yang dapat dikonversikan sejumlah USD 7,5 juta atau sekitar Rp 110 miliar (asumsi kurs Rp 14.667 per dolar Amerika Serikat) pada tanggal penarikan pinjaman oleh IMG kepada Alpha.

“Tanggal jatuh tempo dari perjanjian pinjaman yang dapat dikonversikan ini adalah enam tahun sejak tanggal perjanjian pinjaman yang dapat dikonversikan tersebut, dan dapat diperpanjang sampai dengan 10 tahun sejak tanggal perjanjian tersebut,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.

Perseroan mengatakan, transaksi itu selaras dengan strategi diversifikasi perseroan terutama dalam rangka ekspansi sektor usaha kendaraan listrik di Indonesia.

 

Kinerja Kuartal I 2022

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan kinerja perseroan dan entitas anak untuk periode tiga bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengukuhkan pendapatan sebesar USD 830,8 juta atau setara Rp 12,2 triliun (kurs Rp 14.631 per USD).

Pendapatan naik 58,2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar USD 525,2 juta. Melansir laporan keuangan Indika Energydalam keterbukaan informasi bursa, Jumat (20/5/2022), pendapatan berasal dari kontrak dan jasa sebesar USD 86,6 juta. Rinciannya, dari BP Berau Ltd sebesar USD 63 juta, PT Exxon Mobil Indonesia USD 6,6 juta, CSTS Joint Operation USD 12,3 juta.

Lalu pendapatan dari penjualan batu bara dengan total mencapai USD 737,4 juta. Disumbang dari pelanggan luar negeri senilai USD 590,5 juta dan pelanggan dalam negeri USD 146,9 juta.

Serta perdagangan lainnya dari pelanggan di dalam negeri menyumbang USD 6,8 juta pada total pendapatan perseroan pada kuartal I 2022.

Sejalan dengan kenaikan tersebut, beban pokok penjualan dan pendapatan tercatat naik menjadi USD 570 juta dibanding USD 106,4 juta di kuartal I 2021. Sehingga perseroan mencatatkan laba bruto sebesar USD 260,8 juta, naik 145,3 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar USD 106,4 juta.

Pada periode ini, bagian laba bersih entitas asosiasi tercatat sebesar USD 5,9 juta dan pendapatan investasi USD 1,2 juta. Di saat bersamaan, beban penjualan umum dan administrasi tercatat sebesar USD 40,1 juta, beban keuangan USD 26,6 juta, amortisasi aset tidak berwujud USD 34 juta, dan lain-lain USD 9,4 juta

 

Selanjutnya

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dari rincian tersebut, perseroan mencatatkan laba sebelum pajak USD 155,5 juta. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan mengukuhkan laba bersih periode berjalan sebesar USD 84,93 juta atau sekitar Rp 1,24 triliun. Berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2021 yang catatkan rugi tahun berjalan sebesar USD 3,2 juta.

Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 75 juta atau setara Rp 1,1 triliun. Berbaik dibanding posisi kuartal I 2021 yang catatkan rugi Rp 9,4 juta. Laba per saham dasar tercatat sebesar USD 0,0144 dari sebelumnya rugi USD 0,0019.

Dari sisi aset perseroan hingga Maret 2022 tercatat sebesar USD 3,99 miliar, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 3,7 miliar. Terdiri dari aset lancar USD 2,3 miliar dan aset tidak lancar USD 1,7 miliar.

Liabilitas perseroan sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar USD 2,99 juta, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,7 miliar. Terdiri dari liabilitas lancar USD 1,3 miliar, dan liabilitas tidak lancar USD 1,7 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar USD 1 miliar. Naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 883,7 juta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya