Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pasar dinilai merespons positif langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang kembali menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan akhir Juli 2022.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (31/7/2022), the Fed dongkrak suku bunga 75 basis poin (bps) menjadi 2,25 persen-2,5 persen pada pertemuan Juli 2022. Hal ini mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak 2019, dan sesuai harapan pasar. Kenaikan suku bunga acuan ini dilakukan the Fed setelah inflasi sentuh level tertinggi.
Baca Juga
Ashmore menilai, langkah the Fed tersebut direspons positif oleh pasar karena menunjukkan keseriusan the Fed untuk meredam inflasi hingga batas tertentu.
Advertisement
Dalam pidatonya, ketua the Fed Jerome Powell menyebutkan the Fed terbuka dengan potensi trade-off dari tingkat pengangguran lebih tinggi dan inflasi lebih rendah pada masa depan. Hal ini mengingat perkiraan pengangguran berdasarkan kenaikan harga akan tetap rendah secara historis.
"Pasar menerima berita ini secara positif, tampaknya dengan the Fed menangani inflasi dengan kebijakan agresif, aman untuk menghilangkan sentimen negatif dan fokus kembali pada kunci faktor fundamental pasar,” tulis Ashmore.
Imbal hasil obligasi Indonesia sedikit naik dan saham mengalami kenaikan berturut-turut seiring berita tersebut. Ashmore menilai, hal itu tidak mengejutkan seiring data ekonomi Indonesia yang positif.
Indeks kepercayaan konsumen Indonesia tetap tinggi selama dua bulan berturut-turut pada posisi 128, bertepatan dengan peningkatan kedatangan wisatawan 1,382 persen setelah Indonesia kembali dibuka untuk turis asing.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indikator Makro Ekonomi
Sementara itu, indikator makro ekonomi antara lain cadangan mata uang yang meningkat, pertumbuhan kredit 10,66 persen, tertinggi sejak 2019.
Kemudian surplus perdagangan USD 5 miliar, dan investasi investor asing tumbuh 39,7 persen pada kuartal II 2022. Dengan data ekonomi itu, pasar saham Indonesia masih mencatat kinerja terbaik year to date (ytd). IHSG sudah naik 5,62 persen ke posisi 6.951,12 hingga perdagangan Jumat, 29 Juli 2022. IHSG berada di posisi pertama di Asia dan Asia Pasifik.
“Namun, kami melihat perbaikan dan pemulihan structural ini masih belum lengkap,” kata dia.
Di sisi lain, Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen. Hal ini memberikan pesan terbuka untuk investasi, dan Ashmore tetap rekomendasi saham dibandingkan dengan obligasi.
Selain the Fed kerek suku bunga, sejumlah rilis data ekonomi yang keluar pekan ini antara lain the economic sentimen indicator (ESI) di area Euro turun menjadi 99 pada Juli 2022, dan terendah sejak Februari 2021.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Sentimen Sepekan
Bahkan lebih rendah dari Juni di posisi 103,5 dan di bawah harapan pasar 102. Sentimen memburuk di semua sektor seiring perang di Ukraina dan krisis energi yang berlanjut, serta suku bunga dan inflasi bergerak lebih tinggi.
Indikator the GfK consumer climate di Jerman turun hingga sentuh rekor posisi terendah -30,6 jelang Agustus dari posisi Juni 27,7. Di sisi lain, tingkat pengangguran di Rusia tetap 3,9 persen pada Juni, sama seperti Mei, dan lebih rendah dari perkiraan pasar 4,2 persen.
Di Jepang, indeks kepercayaan konsumen turun ke level terendah menjadi 30,2 dalam 18 bulan pada Juli 2022 dari posisi sebelumnya 32,1. Hal ini seiring kenaikan kasus COVID-19 dan ketidakpastian global.
Sementara itu, di Australia, inflasi naik menjadi 6,1 persen pada kuartal II 2022 dari posisi sebelumnya 5,1 pada kuartal I 2022 dibandingkan perkiraan pasar 6,2 persen. Indonesia mencatat inflasi 4,35 persen pada Juni 2022 dari posisi Mei 2022 sebesar 3,55 persen, inflasi tersebut di atas harapan pasar 4,17 persen.
Kinerja IHSG pada 25-29 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif pada 25-29 Juli 2022. Pada pekan ini, analis menilai, laju IHSG dibayangi pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed) dan rilis kinerja emiten pada semester I 2022.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/7/2022), IHSG melonjak 0,93 persen ke posisi 6.951,12 dari pekan lalu di posisi 6.886,96. Kenaikan IHSG tersebut juga diikuti kapitalisasi pasar bursa yang bertambah 0,72 persen ke posisi Rp 9.133,05 triliun. Kapitalisasi pasar bursa naik Rp 66 triliun dari pekan lalu Rp 9.067,93 triliun.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya menuturkan, pelaku pasar pekan ini fokus pada pidato bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) terkait kebijakan moneternya. Gubernur Bank sentral AS, Jerome Powell resmi menaikkan suku bunga 75 basis poin (bps) dan menunjukkan optimisme terhadap ekonomi AS yang ditopang oleh data tenaga kerja yang baik.
"GDP AS secara dua kuartal berturut-turut terkontraksi dan secara teknis resmi memasuki masa resesi. Dua hari ini direspons positif oleh pasar saham dengan spekulasi the Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga secara agresif dengan kondisi resesi ini,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, dari dalam negeri, rilis hasil laba perusahaan kapitalisasi pasar besar yang lebih baik dari perkiraan menjadi penopang kenaikan IHSG.
"Harga komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara dan crude palm oil (CPO) kembali naik sehingga membuat investor asing melihat Indonesia kembali menarik,” kata dia
Advertisement