Prospek Saham DILD Usai Lo Kheng Hong Genggam 6,28 Persen

Investor Lo Kheng Hong genggam sekitar 6 persen saham PT Intiland Development Tbk (DILD). Lalu bagaimana prospek sahamnya?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Agu 2022, 16:14 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2022, 16:14 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai prospek saham PT Intiland Development Tbk (DILD) menarik setelah investor Lo Kheng Hong membeli saham DILD.

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, Intiland Development mempunyai prospek yang menarik terutama karena cadangan lahan yang dimiliki lebih dari 2.000 hektar (ha), sehingga perseroan memiliki keleluasaan untuk membangun kota mandiri sendiri ataupun proyek-proyek strategis lainnya. 

"Perseroan memiliki keleluasaan untuk membangun kota mandiri sendiri ataupun proyek-proyek strategis lainnya, seperti yang baru-baru ini perseroan membentuk JV dengan PT Mitbana Urban Development," kata Jono kepada Liputan6.com, Selasa (16/8/2022).

Jono menuturkan, Intiland Development juga akan lebih fokus kepada proyek rumah tapak dan lahan industri yang dimiliki untuk mendorong penjualan.

"Sehingga akan menjadi penopang kinerja DILD ke depannya selama segmen high-rise masih lesu," tambahnya. 

Selain itu, secara valuasi juga Intiland Development saat ini diperdagangkan di kisaran 0,4 kali Price to Book Value (PBV) dan diskon yang besar dari nilai asetnya.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menyebutkan Intiland Development secara teknikal sebetulnya pergerakan telah melandai dan membuka asa untuk berbalik pada tren penguatan. 

"Meskipun laporan kuartal I kemarin masih mencatat kerugian namun dengan masuknya investor senior LKH ke saham DILD bisa jadi sinyal positif bagi para investor," kata Ivan.

Sedangkan, Ivan menyebutkan, untuk srategi sahamnya bisa melakukan akumulasi bertahap dengan manfaatkan potensi koreksi jangka pendek.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 16 Agustus 2022, saham DILD melonjak 3 persen ke posisi Rp 206 per saham. Saham DILD dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 210 per saham.

Saham DILD berada di level tertinggi Rp 226 dan terendah Rp 202 per saham. Total frekuensi perdagangan 19.603 kali dengan volume perdagangan 3.718.945 saham. Nilai transaksi Rp 79,5 miliar.

Saham DILD bertahan di zona hijau seiring investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia Lo Kheng Hong memiliki saham DILD. Berdasarkan data KSEI di atas kepemilikan 5 persen, Lo Kheng Hong memiliki 651.416.700 saham DILD atau setara 6,28 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Kuartal I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Intiland Development Tbk (DILD) menyampaikan kinerja sepanjang tiga bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan usaha Rp 562,5 miliar. Naik 2,15 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 550,6 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan dan beban langsung tercatat naik menjadi Rp 352,3 miliar di kuartal I 2022 dari sebelumnya Rp 293,5 miliar pada kuartal I 2021. Sehingga laba kotor Intiland Development turun menjadi Rp 210,1 miliar dari kuartal I 2021 sebesar Rp 257,1 miliar.

Sepanjang 2021, Intiland Development menciptakan beban usaha Rp 79,3 miliar. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 130,8 miliar, turun dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 173,3 miliar. Pada periode yang sama, beban lain-lain tercatat sebesar Rp 207,8 miliar. Naik dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 150,8 miliar.

Ekuitas pada rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat sebesar Rp 2,6 miliar. Berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2021 yang masih positif Rp 678,6 juta.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kinerja Keuangan Selanjutnya

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan Rp 99,7 miliar. Berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2021 yang catatkan laba Rp 747,3 juta.

Sementara rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 72,7 miliar. Kinerja itu berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2021 dengan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,2 miliar.

Aset perseroan sampai dengan April 2022 tercatat sebesar Rp 16,6 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 16,5 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 6,8 triliun dan aset tidak lancar Rp 9,7 triliun.

Liabilitas sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar Rp 10,6 triliun, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 10,5 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 6,7 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 3,9 triliun. Sementara ekuitas hingga Maret 2022 turun menjadi Rp 5,9 triliun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 6 triliun.

Intiland Optimistis Insentif Pemerintah Topang Sektor Properti

Ilustrasi perusahaan intiland
Ilustrasi perusahaan intiland (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya, Pemerintah kembali memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro mulai Selasa, 22 Juni hingga 5 Juli2021. Kebijakan ini diperkirakan berdampak terhadap emiten properti. 

Namun, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk (DILD), Archied Noto Pradono mengatakan dampak dari pengetatan PPKM akan berlangsung sementara. Hal itu mengingat telah digulirkannya vaksinasi COVID-19 yang kian masif. Sehingga Perseroan optimistis kinerjanya tidak akan terpukul dalam.

"Kami pikir ini sementara. Beberapa minggu ke depan kita optimis (akan membaik),” kata dia dalam paparan publik, selasa (22/6/2021).

Di sisi lain, Archied menilai insentif kebijakan yang digelontorkan pemerintah memberikan dampak yang sangat baik bagi sektor properti.

Stimulus tersebut bukan hanya berpengaruh terhadap penjualan produk- produk properti yang nilainya masuk ke dalam kriteria insentif, tetapi juga berimbas kepada produk-produk properti lainya.

Kebijakan tersebut dinilai mampu memberikan efek psikologis kepada masyarakat dengan menumbuhkan kembali keyakinan untuk pembelian properti.

"Saat ini adalah momentum terbaik bagi konsumen dan investor untuk pembelian properti. Pasar properti dalam tren positif seiring meningkatnya permintaan masyarakat dan adanya insentif kebijakan pemerintah,” kata Archied.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya