OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Danasupra Erapacific

PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI) telah menerima surat dari OJK tentang pencabutan izin usaha perusahaan pembiayaan

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Agu 2022, 08:23 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2022, 08:23 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Danasupra Erapacific Tbk menyampaikan keterbukaan informasi mengenai pencabutan izin usaha perusahaan pembiayaan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (27/8/2022), PT Danasupra Erapacific Tbk telah menerima surat dari OJK tentang pencabutan izin usaha perusahaan pembiayaan perseroan.

“Dengan dicabutnya izin usaha, perseroan wajib menghentikan kegiatan usaha sebagai perusahaan pembiayaan,” tulis Presiden Direktur PT Danasupra Erapacific Tbk, Irianto Kusumadjaja dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyatakan dengan pencabutan izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan, perseroan dilarang menggunakan kata finance, pembiayaan dan atau kata yang mencirikan kegiatan pembiayaan dan kelembagaan syariah dalam nama perusahaan. Perusahaan dilarang melakukan kegiatan usaha di bidang perusahaan pembiayaan.

“Perusahaan wajib menyelesaikan hak dan kewajiban dengan seluruh pihak baik dengan seluruh debitur maupun seluruh kreditur sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat serta sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” tulis perseroan.

Berdasarkan data RTI, pemegang saham DEFI per 31 Juli 2022 antara lain PT Asuransi Jiwa Krestna sebesar 23,57 persen, PT Intan Sakti Wiratama sebesar 20,92 persen, PT Jesivindo Juvatama sebesar 14,93 persen, PT Kresna Graha Investama Tbk sebesar 14,47 persen, masyarakat sebesar 26,11 persen.

 

 

Kinerja Perseroan Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

PT Danasupra Erapacific Tbk mencatat penurunan pendapatan dan alami rugi selama semester I 2022. PT Danasupra Erapacific Tbk membukukan pendapatan Rp 1,47 miliar selama enam bulan pertama 2022. Pendapatan turun 10,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,65 miliar.

Beban turun menjadi Rp 2,53 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,68 miliar. Perseroan mencatat rugi tahun berjalan Rp 1,06 miliar pada semester I 2022. Kondisi rugi ini menyusut dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,03 miliar.

Perseroan membukukan ekuitas Rp 62,85 miliar pada 30 Juni 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 72,72 miliar. Total liabilitas turun menjadi Rp 752,31 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 780,48 juta. 

Total aset perseroan susut menjadi Rp 63,60 miliar pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 73,50 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 16 miliar pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 16,15 miliar.

Penutupan IHSG pada Jumat 26 Agustus 2022

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin merosot menyambut akhir pekan, Jumat (26/8/2022). Tekanan terhadap IHSG tersebut juga didorong mayoritas sektor saham yang lesu.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 0,54 persen ke posisi 7.135,24. Indeks LQ45 melemah 0,71 persen ke posisi 1.014,27. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Menyambut akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.194,08 dan terendah 7.135,24. Sebanyak 289 saham melemah sehingga menekan IHSG. 216 saham menguat dan 195 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.402.807 kali.

Volume perdagangan 30,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.745.

Secara sektoral, mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham teknologi dengan indeks sektor saham IDXtechno susut 1,14 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi melemah 0,99 persen, indeks sektor saham IDXindustry susut 0,73 persen, indeks sektor saham IDXbasic susut 0,47 persen, indeks sektor saham IDXfinance turun 0,31 persen, dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal melemah 0,23 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy menguat 0,78 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXproperty bertambah 0,40 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menanjak 0,20 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXhealth mendaki 0,13 persen.

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat, 26 Agustus 2022. Penguatan bursa saham Asia Pasifik seiring investor menanti pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell di Jackson Hole.

Indeks Acuan Lainnya

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Indeks Jepang Nikkei bertambah 0,65 persen, dan indeks Topix naik 0,28 persen. Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,7 persen dan indeks Hang Seng teknologi menanjak 0,57 persen. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,25 persen dan indeks Kosdaq susut 0,29 persen.

Bursa saham China menguat dengan indeks Shanghai menanjak dan indeks Shenzhen naik tipis 0,124 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bertambah 0,67 persen.

Di sisi lain, yuan melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Yuan ditransaksikan di posisi 6,8661. Strategist Bank of Singapore, Moh Siong Sim menuturkan, yuan dapat melemah terhadap dolar AS dalam 12 bulan mendatang.

“Terlepas dari sentimen seputar stabilisasi mata uang saat ini sehubungan dengan stimulus ekonomi oleh pemerintah untuk mendukung pertumbuhan,” ujar dia dikutip dari laman CNBC.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat yuan dapat tertekan. Ia masih mencari risiko penurunan terhadap prospek mata uang dalam enam hingga 12 bulan ke depan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya