Emiten Pengelola RS Mayapada Terbitkan Obligasi Rp 950 Miliar

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), emiten pengelola rumah sakit Mayapada terbitkan obligasi dengan dua seri.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Agu 2022, 12:30 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2022, 12:30 WIB
Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), emiten pengelola rumah sakit Mayapada berencana melakukan penawaran umum Obligasi I Sejahteraraya Anugrahjaya Tahun 2022. Dalam aksi tersebut, jumlah pokok obligasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp 950 miliar.

Melansir prospektus perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (31/8/2022), obligasi terdiri dari seri A dan seri B dengan jangka waktu jatuh tempo masing-masing 3 tahun dan 5 tahun. Obligasi ini telah mendapat peringkat idA (Single A) dari Pefindo yang berlaku untuk periode 20 Mei 2022—1 April 2023.

Dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi ini, sebesar 20 persen akan digunakan perseroan untuk beberapa hal. Di antaranya akan digunakan untuk pembangunan RS Mayapada Hospital Tangerang (MHTG) Tower 3, renovasi Tower 1 RS Mayapada Hospital Tangerang serta renovasi gedung rumah sakit RS Mayapada Hospital Bogor (BMC). Lalu untuk pembelian peralatan medis dan peralatan umum di MHTG dan BMC. Serta untuk untuk modal kerja Perseroan, antara lain namun tidak terbatas untuk pembayaran beban usaha, pembiayaan kegiatan rumah sakit MHTG dan BMC, dan lain-lain.

Kemudian sebesar 55 persen akan digunakan untuk memberikan pinjaman ke entitas anak, PT Nusa Sejahtera Kharisma (NSK). Termasuk untuk pembangunan gedung rumah sakit yaitu RS Mayapada Hospital Bandung (MHBD), pembelian peralatan medis, peralatan umum dan IT di MHBD, sekaligus modal kerja NSK.

Sebesar 10 persen akan digunakan untuk memberikan pinjaman ke entitas anak, PT Nirmala Kencana Mas (NKM) yang akan digunakan untuk beberapa hal. 

 

Jadwal Penawaran Obligasi

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di antaranya renovasi gedung RS Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), pembelian peralatan medis, peralatan umum dan IT di MHJS, dan modal kerja NKM.

Sisanya sekitar 15 persen akan dialokasikan untuk memberikan pinjaman kepada entitas anak, PT Sejahtera Abadi Solusi (SAS). Di antaranya termasuk untuk pembangunan gedung RS Mayapada Hospital Surabaya (MHSB), pembelian peralatan medis dan peralatan umum dan IT di MHSB, dan modal kerja SAS.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, Perseroan telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi.Adapun indikasi jadwal penawaran obligasi ini antara lain masa penawaran awal pada 31 Agustus-14 September 2022, perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 23 September 2022.

Kemudian perkiraan masa penawaran umum pada 27-29 September 2022, tanggal penjatahan pada 30 September 2022.Perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan pada 4 Oktober 2022, tanggal distribusi obligasi elektronik pada 4 Oktober 2022, dan pencatatan di BEI pada 5 Oktober 2022.

Sejahteraraya Anugrahjaya Kucurkan Pinjaman Modal Kerja ke Anak Usaha

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Diberitakan sebelumnya, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), emiten pengelola rumah sakit  (RS) Mayapada bersama anak usaha memberikan pinjaman untuk modal kerja.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (25/10/2021), PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) memberikan pinjaman Rp 255 miliar kepada PT Sejahtera Inti Sentosa (entitas anak usaha).

Pinjaman tersebut untuk modal kerja Sejahtera Inti Sentosa dan memiliki jangka waktu pinjaman satu tahun dari tanggal perjanjian pinjaman pada 30 September 2021.

Pinjaman tersebut dapat diperpanjang otomatis dengan jangka waktu yang sama apabila Sejahtera Inti Sentosa belum dapat melunasi pada saat jatuh tempo.

"Bunga pinjaman 1,5 persen per tahun,” tulis manajemen Perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

Selain itu, perseroan menyatakan pengaruh transaksi pada kondisi keuangan perseroan tidak berdampak negatif pada keuangan perseroan. “Berhubung dana yang diberikan kepada entitas anak bersumber dari pinjaman perseroan kepada pemegang saham utama perseroan,” tulis perseroan.

Selain itu, perseroan menyampaikan transaksi afiliasi lainnya berupa transaksi pinjaman antar perusahaan terkendali perseroan yaitu PT Nusa Sejahtera Kharisma dan PT Nirmala Kencana Mas pada  30 September 2021.

Entitas anak perseroan yaitu PT Nusa Sejahtera Kharisma mengkucurkan pinjaman Rp 291 miliar kepada PT Nirmala Kencana Mas yang juga anak perseroan.

Adapun tujuan penggunaan dana pinjaman untuk modal kerja pihak kedua. Pinjaman tersebut berjangka waktu satu tahun dari tanggal perjanjian pinjaman. Pinjaman itu dapat diperpanjang secara otomatis dengan jangka waktu sama apabila Nirmala Kencana Mas belum dapat melunasi pada saat jatuh tempo. Bunga pinjaman itu juga 1,5 persen  per tahun.

“Transaksi tidak berdampak negatif pada keuangan perseroan berhubung transaksi ini terjadi antar perusahaan terkendali perseroan dan berjangka pendek,” tulis PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.

Anak Usaha Kucurkan Pinjaman

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemudian, anak perusahaan terkendali perseroan lainnya yaitu PT Nusa Sejahtera Kharisma dan PT Sejahtera Inti Sentosa juga teken perjanjian pinjaman pada 30 September 2021.

Dalam hal ini sebagai pemberi pinjaman yaitu PT Nusa Sejahtera Kharisma menyalurkan pinjaman Rp 95 miliar kepada PT Sejahtera Inti Sentosa. Pinjaman tersebut digunakan untuk modal kerja pihak kedua.

Jangka waktu pinjaman tersebut satu tahun dari tanggal perjanjian pinjaman dan dapat diperpanjang secara otomatis dengan jangka waktu sama apabila Sejahtera Inti Sentosa belum dapat melunasi pada saat jatuh tempo. Bunga pinjaman tersebut 1,5 persen per tahun.

"Transaksi tidak berdampak negatif pada keuangan perseroan berhubung transaksi ini terjadi antar perusahaan terkendali perseroan dan berjangka pendek,” tulis perseroan.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 22 Oktober 2021, saham SRAJ turun 3,57 persen ke posisi Rp 324 per saham. Saham SRAJ dibuka turun dua poin ke posisi Rp 334 per saham.

Saham SRAJ berada di level tertinggi Rp 336 dan terendah Rp 320 per saham. Total frekuensi perdagangan 305 kali dengan volume perdagangan 13.904. Nilai transaksi Rp 450,9 juta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya