BEI Gandeng UNU Yogyakarta Dongkrak Literasi Pasar Modal Syariah

Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerjasama dengan UNU Yogyakarta untuk meningkatkan literasi dan pengembangan pasar modal syariah.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Sep 2022, 07:47 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2022, 07:47 WIB
20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintas di depan salah satu banner saat Festival Pasar Modal Syariah 2016 di Bursa Efek Jakrta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta untuk meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat terhadap pasar modal syariah.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pada Jumat, 2 September 2022 di Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan “Seremoni Penandatanganan MOU Kerja Sama antara BEI dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta serta dilanjutkan dengan Talk show Santri Berani Investasi”

Ruang lingkup kerja sama antara BEI dan UNU Yogyakarta yang tertuang dalam nota kesepahaman tersebut meliputi penyelenggaraan penelitian, pengembangan, pendidikan dan program pengabdian kepada masyarakat terkait pasar modal syariah.

Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo menuturkan, saat ini keuangan syariah tumbuh sangat pesat.

Namun, generasi muda baik itu santri atau mahasiswa masih belum banyak ambil bagian. UNU tergerak untuk ikut mengupayakan literasi.

"Acara pagi ini (Jumat-red) bertujuan untuk memperkenalkan serta mengedukasi generasi muda atas ragam investasi utamanya saham syariah. Harapannya mereka mampu berdaya secara ekonomi melalui produk investasi yang tepat," ujar Widya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu, (3/9/2022).

Widya menegaskan, BEI merupakan mitra yang strategis. "Semoga inisiasi program bersama ini serta penandatanganan MoU, dapat menjadi awal kolaborasi yang produktif antara Sharia Finance and Digital Economy (SHAFIEC) UNU Yogyakarta dengan BEI dalam memajukan keuangan syariah di Indonesia," kata Widya.

Harapan

20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung mendatangi sebuah stand saat Festival Pasar Modal Syariah 2016 di Bursa Efek Jakrta, Kamis (31/3). Jumlah saham syariah tercatat sebanyak 318 saham atau 61 persen dari total kapitalisasi pasar saham Indonesia. (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Direktur BEI Jeffrey Hendrik  menuturkan, sebagaimana yang tertuang dalam nota kesepahaman tersebut,  pihaknya berharap BEI bersama dengan UNU Yogyakarta, yang juga berperan sebagai penghubung dengan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama lainnya di Indonesia.

“Gaung semangat investasi di pasar modal syariah Indonesia semakin terdengar di masyarakat, khususnya bagi kaum Nahdlyin yang jumlahnya sangat besar dan tersebar di Indonesia,” ujar dia.

Dengan ada kerja sama ini diharapkan dapat mendorong kemajuan serta peningkatan literasi serta inklusi pasar modal syariah secara masif dan efektif. Kerja sama antara BEI dan UNU Yogyakarta menunjukan komitmen dan semangat untuk terus memajukan pasar modal syariah Indonesia di tengah pemulihan ekonomi nasional.

 

Investor Saham Syariah

20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BEI mencatat investor saham syariah di Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan, sampai dengan Juli 2022 terdapat 112.248 investor atau meningkat 384 persen dalam lima tahun terakhir, dengan tingkat keaktifan mencapai 22,3 persen.

Data per 26 Agustus 2022 menunjukkan bahwa komposisi pasar saham syariah di Indonesia masih cukup dominan, dengan jumlah saham syariah mencapai 61 persen dari total saham yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sedangkan kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 47 persen dari total kapitalisasi pasar di BEI. Dari nilai rata-rata transaksi harian, perdagangan saham syariah berkontribusi sebesar 51 persen, frekuensi transaksi 65 persen dan volume transaksi sebanyak 50 persen.

Penutupan IHSG Jumat 2 September 2022

20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Jumat, 2 September 2022. Sektor saham energi menopang penguatan IHSG.

Mengutip data RTI, IHSG naik 0,34 persen ke posisi 7.177,17 pada penutupan perdagangan Jumat, (2/9/2022). Indeks LQ45 menanjak 0,28 persen ke posisi 1.019,79. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.207,61 dan terendah 7.146,81. Sebanyak 230 saham menguat dan 279 saham melemah. 187 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.316.847 kali dengan volume perdagangan 31,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.896.

Mayoritas sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXenergy menguat 1,21 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic mendaki 0,90 persen, indeks sektor saham IDXindustry menanjak 0,82 persen, indeks sektor saham IDXhealth bertambah 0,70 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXproperty menguat 0,56 persen, indeks sektor saham IDXfinance mendaki 0,48 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi menanjak 0,12 persen, dan indeks sektor saham IDXsiklikal naik 0,10 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno melemah 1,33 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,20 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,02 persen.

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat, 2 September 2022 seiring investor antisipasi rilis data tenaga kerja Amerika Serikat pada Agustus 2022. Ini menjadi salah satu indikator sebelum the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS memutuskan kebijakan suku bunga September 2022.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya