Indocement Dongkrak Harga Jual Produk Imbas Kenaikan Harga Energi

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menaikkan harga jual produk secara bertahap sejak Desember 2021 seiring kenaikan harga batu bara pada kuartal II 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Sep 2022, 06:34 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 06:34 WIB
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Instagram @harmoni3roda)
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Instagram @harmoni3roda)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga batu bara dan bahan bakar minyak (BBM) berimbas terhadap harga jual produk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menaikkan harga jual produk secara bertahap sejak Desember 2021 seiring kenaikan harga batu bara pada kuartal II 2021.

"Pada 2022, kami juga menaikkan harga semen kantong pada pertengahan Maret dan Juni,” kata Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Kamis (15/9/2022).

Christian mengatakan, biaya energi adalah sekitar 50 persen-60 persen dari total biaya produksi semen. Dengan kenaikan harga batu bara dan harga BBM industri, Christian mengatakan, hal itu telah memberatkan produsen semen.

"Jadi kenaikan bertahap harga jual semen tidak dapat dihindari dan harus dilakukan untuk dapat survive. Sampai dengan laporan semester I 2022 yang lalu, realisasi kenaikan harga jual sekitar 10 hingga 15 persen bervariasi di berbagai daerah,” kata dia.

Kenaikan harga jual produk tersebut berdampak terhadap pangsa pasar perseroan. Christian menuturkan, hal itu seiring sebagian pelaku industri semen lainnya terutama di segmen semen murah tidak ikut menaikkan harga setinggi semen Tiga Roda.

“Tapi kami percaya dengan jaminan kualitas yang kokoh terpercaya semen Tiga Roda tetap punya konsumen yang loyal,” ujar Christian.

 

Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membukukan kinerja keuangan beragam selama semester I 2022. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan, tapi laba bersih merosot hingga semester I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (19/8/2022), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meraih pendapatan Rp 6,91 triliun selama semester I 2022. Pendapatan perseroan naik 3,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,66 triliun.

Beban pokok pendapatan bertambah 12,4 persen menjadi Rp 5,14 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,57 triliun.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba bruto  turun 15,5 persen menjadi Rp 1,76 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,09 triliun. Perseoran mencatat beban usaha naik menjadi Rp 1,50 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,48 triliun.

Selain itu, pendapatan operasi lain bertambah menjadi Rp 69,29 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 33,14 miliar.

Pendapatan keuangan perseroan susut menjadi Rp 54,67 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 122,63 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 291,54 miliar pada semester I 2022. Laba tersebut turun 50,29 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 586,57 miliar. 

Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba per saham dasar Rp 82,80 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 159,34.

Total ekuitas perseroan turun menjadi Rp 18,32 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 20,62 triliun. Perseroan membukukan liabilitas susut menjadi Rp 5,13 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,51 triliun.

Perseroan membukukan aset Rp 23,45 triliun pada 30 Juni 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 26,13 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,14 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,14 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 19 Agustus 2022, saham INTP melemah 1,08 persen ke posisi Rp 9.200 per saham. Saham INTP dibuka turun 75 poin ke posisi Rp 9.225 per saham. Saham INTP berada di level tertinggi Rp 9.250 dan terendah Rp 9.150 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.332 kali dengan volume perdagangan saham 31.544 saham. Nilai transaksi Rp 29,1 miliar.

 

Perpanjang Buyback

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berencana memperpanjang periode pembelian kembali (buyback) saham perseroan. Periode buyback saham dimulai sejak 7 September 2022-6 Desember 2022.

"Perseroan bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu pembelian kembali saham perseroan selama tiga bulan karena periode pembelian kembali saham berakhir pada 6 September 2022 dan masih ada sejumlah saham yang dapat dibeli kembali oleh perseroan dari ketentuan jumlah maksimal pembelian kembali saham,” ungkap Direktur sekaligus Sekertaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Oey Marcos dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (6/9/2022).

Jika dana yang dialokasikan untuk pembelian kembali saham perseroan telah habis dan atau jumlah saham yang akan dibeli kembali telah terpenuhi, perseroan akan melakukan keterbukaan informasi terkait dengan penghentian pelaksanaan pembelian kembali saham.

Perseroan berencana melakukan pembelian kembali saham perseroan sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun dengan saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 20 persen dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan

Sisa dana yang masih dapat digunakan untuk melakukan pembelian kembali saham Rp 294,78 miliar. Sedangkan sisa saham yang dapat dibeli kembali sebanyak 489.167.740 lembar saham.

 

 

Selanjutnya

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan berkeyakinan pelaksanaan pembalian kembali saham tidak akan mengakibatkan penurunan pendapatan perseroan dan tidak memberikan dampak negatif atas biaya pembiayaan perseroan, mengingat dana yang digunakan adalah dana internal perseroan.

Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

“Perseroan berharap dengan perpanjangan periode pembelian kembali saham perseroan akan memberikan tingkat pengembalian yang baik bagi pemegang saham serta meningkatkan kepercayaan investor sehingga harga saham perseroan dapat mencerminkan kondisi fundamental perseroan yang sebenarnya,” ujar Oey.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 6 September 2022, saham INTP stagnan di posisi Rp 9.450 per saham. Saham INTP berada di level tertinggi Rp 9.475 dan terendah Rp 9.325 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.173 kali dan volume perdagangan 22.606 saham. Nilai transaksi Rp 21,3 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya