Target BTN Raih The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada 2025

Untuk menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara ada dua metrik yang perlu diperhatikan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 15 Sep 2022, 22:21 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 22:21 WIB
Kantor Bank BTN
Kantor Bank BTN (dok: BTN)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), memaparkan target perseroan untuk meraih The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada 2025.

Target itu disampaikan Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo pada konferensi pers Public Expose Live, Kamis (15/9/2022). 

Haru memaparkan, untuk menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara ada dua metrik yang perlu diperhatikan yaitu metrik keuangan dan metrik non keuangan. 

“Dalam metrik keuangan dilihat dari Return on Equity (RoE) atau rasio laba. BTN memiliki target RoE sebesar 18 persen pada 2025,” ujar Haru. 

Sedangkan untuk metrik non keuangan, sifatnya pemenuhan dalam kebutuhan rumah. Targetnya adalah 800 ribu unit rumah dalam 5 tahun. Dengan adanya The Best Mortgage, BTN berharap bisa mencapai target 1,3 juta unit rumah dalam 5 tahun. 

“Kita ingin menjadi aktor utama penyediaan rumah, dari 800 ribu unit per 5 tahun, kita ingin bisa menyediakan 1,3 juta unit per 5 tahun, itu target kita," ujar Haru. 

Meskipun begitu, Haru menuturkan, target untuk menjadi Best Mortgage Bank tak hanya memberi KPR tetapi harus bisa membuat ekosistem perumahan yang lebih baik. 

“Maka dari itu, kami mohon supportnya agar kami bisa mencapai target-target tersebut pada 2025 nanti,” tutur Haru. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kinerja BTN Semester I 2022

ATM Bank BTN
ATM Bank BTN (dok: BTN)

Kinerja BTN pada Semester I 2022

Dilansir dari kanal Saham Liputan6.com, Kamis (15/9/2022), BTN membukukan laba bersih sepanjang semester I 2022 Rp 1,47 triliun. Perolehan laba bersih itu meningkat 59,87 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Pencapaian kinerja semester I 2022 yang sangat positif ini merupakan buah dari transformasi yang dilaksanakan seluruh jajaran BTN dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.

"Laba meningkat 59,87 persen jadi nyaris hampir 60 persen menjadi Rp 1,47 triliun,” kata Haru dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan BTN Semester I 2022, Kamis (15/9/2022).

Haru mengungkapkan, pihaknya optimis hingga akhir 2022 ini, kinerja BTN akan semakin baik dengan berbagai strategi bisnis yang dijalankan.

Menurutnya, kenaikan laba bersih perseroan, ditopang oleh keberhasilan BTN menjalankan inisiatif strategis pada semester I 2022 antara lain peningkatan penyaluran kredit, biaya dana (cost of fund) yang berhasil ditekan seiring dengan peningkatan penghimpunan dana murah ditambah juga dengan suksesnya Bank BTN melakukan perbaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan) yang terus menurun pada semester I 2022.

BTN Sebut Restrukturisasi Kredit Menurun

Penyaluran KPR Subsidi BTN
Anak-anak saat bermain di kompleks perumahan subsidi Griya Srimahi Indah, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/2/2022). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berhasil menyalurkan KPR FLPP mencapai 13.192 unit sampai akhir Januari 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN menyampaikan restrukturisasi kredit perbankan yang terdampak COVID-19 terus menurun. 

Direktur Risk Management and Transformation BTN Setiyo Wibowo menturkan, pihaknya secara terus menerus melakukan banyak upaya baik dalam restrukturisasi maupun menyelesaikan restrukturisasi. 

"Jadi seiring dengan membaiknya situasi pandemi maupun situasi ekonomi kita sekarang, out flow yang nasabah-nasabah restrukturisasi kita juga  terus menurun. Dimana, kalau posisi tertinggi di 2020 jumlah total restrukturisasi COVID kita hampir mencapai Rp 60 triliun atau tepatnya Rp 59 triliun pada kuartal I 2020,” kata Setiyo dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Bank BTN Semester I 2022, Kamis (15/9/2022).

Selain itu, dengan upaya-upaya yang dilakukan BTN, saat ini jumlah restrukturisasi terus menurun. Saat ini, restrukturisasi menurun menjadi Rp 36,1 triliun dan diharapkan jumlah tersebut bisa terus menurun hingga akhir tahun. 

"Alhamdulillah dengan upaya-upaya kita, edukasi maupun perbaikan restrukturisasi, saat ini jumlah restrukturisasi terus menurun saat ini menurun menjadi Rp 36,1 triliun dan harapan kita jumlah restruk ini sampai akhir tahun terus menurun. Tentunya dengan situasi pandemi yang semakin terkendali kemudian situasi ekonomi juga sudah semakin baik, walaupun memang di sisi lain adanya ancaman inflasi maupun kenaikan harga BBM,” ujar dia.

Meskipun demikian, BTN juga telah melakukan pencadangan yang cukup terhadap portofolio restrukturisasinya.

"Kita juga sudah mengantisipasi bahwa kenaikan harga inflasi maupun BBM termasuk masa restrukturisasi yang mungkin akan berakhir pada 2023 nanti, kita juga sudah antisipasi dengan melakukan langkah-langkah, antara lain melakukan pencadangan yang cukup terhadap portofolio restrukturisasi kita,” kata dia.

Restrukturisasi

Pangsa Pasar KPR Subsidi BTN Melejit
Suasana proyek pembangunan perumahan subsidi BTN di Kawasan Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memacu penyaluran Kredit Pembiayaan Rumah Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR Sejahtera FLPP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak hanya itu, Setiyo juga menjelaskan, restrukturisasi sudah dicadangkan secara cukup untuk mengantisipasi jika POJK tidak memperpanjang.

"Saat ini jumlah restrukturisasi kita sudah dicadangkan secara cukup supaya mengantisipasi apabila nanti POJK restrukturisasi ini tidak diperpanjang, kita sudah mencadangkan secara cukup. Kemungkinan adanya downgrade dari debitur-debitur kita yang termasuk dalam restrukturisasi COVID,” ujar Setiyo.

Sementara itu, BTN juga tengah melakukan komunikasi bersama OJK mengenai usulan perpanjangan restrukturisasi secara selektif.

“Walaupun kita juga selalu berkomunikasi dengan OJK bahwa mungkin akan kita usulkan adanya perpanjangan secara selektif, khususnya untuk debitur-debitur di segmen tertentu atau di daerah tertentu yang masih sangat terdampak karena belum pulihnya sektor industri di segmen-segmen tertentu akibat dari COVID ini,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya