Jepang Lakukan Intervensi, Beli Yen di Pasar Valuta Asing

Jepang telah berusaha untuk menopang mata uang Yen yang babak belur karena bank sentral mempertahankan suku bunga rendahnya.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Okt 2022, 16:39 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2022, 16:39 WIB
Ilustrasi bendera Jepang (pixabay)
Ilustrasi bendera Jepang (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Jepang melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk membeli yen yang kedua kalinya dalam sebulan. Intervensi ini setelah mata uang Yen mencapai level terendah 32 tahun mendekati posisi 152 terhadap dolar.

Ini diungkapkan seorang pejabat pemerintah dan orang lain yang mengetahui masalah tersebut  melansir CNBC yang mengutip  Reuters, Sabtu (22/10/2022). Jepang telah berusaha untuk menopang mata uang yang babak belur karena bank sentral mempertahankan suku bunga rendahnya. Langkah melawan tren global pengetatan kebijakan moneter dan memperlebar kesenjangan antara suku bunga AS dan Jepang.

Setelah dolar menguat menjadi 151,94 yen, tertinggi sejak 1990, intervensi mendorong mata uang Jepang turun lebih dari 7 yen ke level terendah 144,50 yen. Mata uang AS terakhir turun 1,8% pada 147,34 yen.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan intervensi dalam beberapa tahap mulai sekitar pukul 21:35. (1235 GMT), kata satu sumber. Pejabat  mata uang utama Jepang, Masato Kanda, menolak mengatakan kebenaran intervensi  Kementerian Keuangan ini.

“Kami tidak akan berkomentar sekarang apakah kami melakukan intervensi atau tidak,” Kanda, Wakil Menteri Keuangan untuk urusan internasional. Ini menjadi sikap yang telah dipegang oleh Kementerian Keuangan selama beberapa minggu terakhir.

Dia menambahkan bahwa kementerian tidak akan mengkonfirmasi apakah intervensi telah terjadi untuk beberapa waktu, menandakan kemungkinan "intervensi sembunyi-sembunyi" untuk terlibat dalam perang saraf melawan investor yang menjual yen.

 


Kebijakan Sebelumnya

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

MOF juga membeli yen pada 22 September, karena investor fokus pada perbedaan yang melebar antara kebijakan moneter ultra-longgar BOJ dan kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve AS.

Menteri Keuangan Shunichi Suzuki dan Kanda telah berulang kali mengisyaratkan kesiapan pemerintah untuk campur tangan, memperingatkan terhadap volatilitas yang berlebihan. Suzuki mengatakan sebelum intervensi pada hari Jumat, pihak berwenang siap untuk bertindak "ketat" terhadap spekulan.

Banyak pelaku pasar meragukan apakah Tokyo dapat membalikkan tren turun yen dengan intervensi tunggal, bahkan dengan cadangan devisa Jepang $1,33 triliun.

Kekuatan industri Kelompok Tujuh setuju bulan ini untuk memantau volatilitas baru-baru ini tetapi tidak menunjukkan bahwa mereka siap untuk intervensi bersama.

Jepang membeli rekor 3,6 triliun yen ($24 miliar) dalam aksi September, perusahaan pialang pasar uang Tokyo memperkirakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya