Wall Street Melejit, Indeks Nasdaq Melonjak 1,9 Persen Sambut Akhir Pekan

Pada penutupan perdagangan wall street Jumat, 11 November 2022, indeks Nasdaq bertambah 1,9 persen menjadi 11.323,33 seiring investor beli saham teknologi.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Nov 2022, 07:54 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2022, 07:54 WIB
Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, New York - Indeks S&P 500 mencatat pekan terbaiknya sejak Juni 2022 seiring laporan pada Kamis, 10 November 2022 menunjukkan perlambatan inflasi meningkatkan harapan the Federal Reserve (the Fed) akan segera memperlambat kebijakan pengetatannya.

Pada penutupan perdagangan wall street, Jumat, 11 November 2022, indeks S&P 500 naik 0,9 persen ke posisi 3.992,93. Kenaikan indeks S&P 500 mendorong indeks acuan tersebut catat lonjakan 5,9 persen pada pekan ini. Hal itu menjadi kinerja terbaik mingguan sejak 24 Juni 2022.

Indeks Nasdaq bertambah 1,9 persen menjadi 11.323,33 seiring investor beli saham teknologi di tengah harapan suku bunga akan turun. Indeks Dow Jones naik 0,1 persen ke posisi 33.747,86. Demikian mengutip laman CNBC, Sabtu (12/11/2022).

Saham teknologi pada Jumat, 11 November 2022 menghilangkan penurunan mata uang kripto. Kripto anjlok pada pekan ini dan sekali lagi berada di bawah tekanan jelang akhir pekan setelah FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan dan CEO FTX Sam Bankman-Fried mengundurkan diri. Bitcoin dan eter melemah.

Namun, saham teknologi dan saham kripto terkait menguat setelah dibuka lesu pada Jumat, 11 November 2022.

Sektor teknologi di indeks S&P 500 naik 10 persen hingga Jumat pekan ini sehingga catat kinerja mingguan terbaiknya sejak April 2020. Saham Amazon menguat lebih dari 4 persen pada Jumat pekan ini, sedangkan induk usaha Google yaitu Alphabet naik 2,6 persen.

Indeks Dow Jones melonjak lebih dari 1.200 poin pada Kamis, 10 November 2022 menyusul kenaikan harga konsumen yang lebih kecil dari perkiraan pada Oktober memberikan investor harapan inflasi akan mereda.

Indeks S&P 500 naik 5,5 persen dan indeks Nasdaq bertambah 7,4 persen, dan itu adalah hari terbaik sejak 2020 untuk tiga indeks acuan tersebut.

 

Imbal Hasil Obligasi AS Merosot

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Imbal hasil treasury anjlok pada Kamis, 10 November 2022 di tengah inflasi yang lebih lemah dari perkiraan. Sedangkan pasar obligasi tutup untuk peringati hari Veterean.

“Dari perspektif pasar saham, selama ancaman suku bunga jauh lebih tinggi tidak ada. Ini akan menghilangan hambatan besar,” ujar Head of European Equity Strategy Barclays Emmanuel Cau.

Pada pekan ini, semua indeks catat kenaikan. Indeks Dow Jones bertambah 4,1 persen selama sepekan. Sedangkan indeks Nasdaq reli 8,1 persen.

Saham Citigroup naik lebih dari 10 persen selama dua sesi perdagangan setelah tanda-tanda inflasi mereda menyebabkan penurunan dolar AS. Saham Citigroup naik 3,7 persen pada Jumat pekan ini menyusul kenaikan 6,8 persen pada sesi sebelumnya yang dipicu oleh laporan CPI pada Kamis, 10 November 2022 lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, dolar AS menuju penurunan dua hari terbesar sejak 2009.

Saham Citigroup

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Citigroup yang dipimpin oleh CEO Jane Fraser adalah bank besar AS yang paling global bahkan setelah umumkan rencana keluar dari setidaknya 13 pasar. Pelemahan dolar AS mengurangi tekanan pada pasar negara berkembang dan membuat pendapatan luar negeri lebih berharga.

“Dua hari terakhir, kami telah melihat bantuan reli besar di saham akibat ekspektasi suku bunga lebih rendah dan melemahnya dolar AS,” ujar Analis JMP Devin Ryan.

Ia mengatakan, itu lebih terasa di perusahaan dengan bisnis signifikan di luar AS. “Citigroup menghasilkan lebih dari dua pertiga pendapatannya di luar AS,” kata dia.

Namun, saham Citigroup masih turun 17 persen pada 2022.

Penutupan Wall Street pada 10 November 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street catat reli terbesar sejak 2020 setelah rilis harga konsumen Oktober 2022 meningkatkan harapan investor kalau inflasi telah mencapai puncaknya.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 1.201,43 poin atau 3,7 persen ke posisi 33.715,37.

Lonjakan indeks Dow Jones tersebut catat kenaikan satu hari terbesar sejak saham berada di pasar koreksi selama pandemi COVID-19. Indeks S&P 500 melambung 5,54 persen menjadi 3.956,37 dalam reli terbesar sejak April 2020. Indeks Nasdaq melesat 7,35 persen ke posisi 11.114,15, dan catat kenaikan terbaik sejak Maret 2020.

Indeks harga konsumen Oktober 2022 naik hanya 0,4 persen pada bulan tersebut dan 7,7 persen dari tahun lalu. Ini kenaikan tahunan terendah sejak Januari 2022 dan perlambatan dari laju tahunan 8,2 persen pada bulan sebelumnya.

Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6 persen dan 7,9 persen menurut Dow Jones. Ini tidak termasuk biaya makanan dan energi yang bergejolak, apa yang disebut consumer price index (CPI) inti meningkat 0,3 persen untuk bulan ini dan 6,3 persen secara tahunan, juga kurang dari yang diharapkan.

 

 

Selanjutnya

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS anjlok setelah laporan CPI dengan imbal hasil treasury 10 tahun turun sekitar 30 basis poin menjadi 3,81 persen seiring pelaku pasar bertaruh the Federal Reserve (the Fed) akan memperlambat kampanye pengetatan agresif yang membebani pasar sepanjang tahun.

Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun turun sekitar 30 basis poin menjadi 4,32 persen. Selain itu, dolar AS , titik tekanan lain baru-baru ini untuk saham, anjlok ke hari terburuk sejak 2009.

“Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar,” ujar Tim Courtney dari Exencial Wealth.

Ia mengatakan, dengan turunnya angka CPI, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas kalau suku bunga naik hampir berakhir. “Jadi Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bung aitu bekerja dengan sangat, sangat baik,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya