Genggaman Saham Low Tuck Kwong di Bayan Resources Bertambah, Baru Beli Rp 6,6 Miliar

Belum lama ini, Low Tuck Kwong juga melakukan aksi serupa.

oleh NurmayantiPipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Des 2022, 14:44 WIB
Diterbitkan 26 Des 2022, 14:33 WIB
Pertambangan  PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Foto bayan.com.sg
Pertambangan PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Foto bayan.com.sg

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Dato' Dr. Low Tuck Kwong kembali membeli saham perseroan. Pada 19–23 Desember 2022, ia membeli 387.900 lembar saham BYAN dengan harga Rp 16.983,76 per saham. Dengan demikian, total transaksi pembelian itu senilai Rp 6,6 miliar.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/12/2022), tujuan dari transaksi adalah untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung.

Usai transaksi, Low Tuck Kwong kini genggam 20.312.775.370 lembar saham perseroan atau setara 60,94 persen, dari sebelumnya 20.312.387.470 lembar atau 60,94 persen.

Belum lama ini, Low Tuck Kwong juga melakukan aksi serupa. Pada 16 Desember lalu, dia membeli 814.600 saham Bayan Resources dengan harga pelaksanaan Rp 13.104,8 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham saat itu mencapai Rp 10,67 miliar.

Pada perdagangan sesi I, Senin 26 Desember 2022, saham BYAN ditutup naik 900 poin atau 4,85 persen ke posisi 19.475.

Saham BYAN dibuka pada posisi 18.550 dan bergerak pada rentang 18.500—19.800. Namun, sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), saham BYAN terkoreksi 6.725 poin atau 25,67 persen.

Sebelumnya, Bayan Resources mengumumkan rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar USD 1 miliar.

Aksi itu merujuk pada data keuangan per 30 September 2022. Perseroan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk USD 1,62 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar USD 2,26 miliar, dan total ekuitas sebesar USD 2,45 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Low Tuck Kwong, Miliarder Batu Bara Salip Hartono Bersaudara Jadi Orang Terkaya Indonesia

Secara simbolis, bantuan diberikan oleh CEO dan pendiri Bayan Resources, Dato Dr Low Tuck Kwong kepada Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo di Grahan BNPB, Jakarta. (Istimewa)
Secara simbolis, bantuan diberikan oleh CEO dan pendiri Bayan Resources, Dato Dr Low Tuck Kwong kepada Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo di Grahan BNPB, Jakarta. (Istimewa)

Low Tuck Kwong kini menjadi orang terkaya di Indonesia setelah kekayaan miliarder batu bara itu melampaui R Budi Hartono dan Michael Hartono (Hartono bersaudara).

Melansir data real time Forbes pada Senin (26/12/2022), Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya Indonesia setelah kekayaannya naik USD 1,2 miliar atau sekitar Rp. 18,7 triliun.

Kenaikan tersebut membuat harta sang miliarder kini sebanyak USD 25,2 miliar atau Rp. 393,8 triliun (asumsi kurs Rp. 15.600 per dolar AS).

Forbes mencatat, Low Tuck Kwong merupakan pebisnis kelahiran Singapura yang kini sudah menjadi WNI. Ia merupakan pendiri salah satu perusahaan batu bara besar di Indonesia, PT Bayan Resources Tbk. 

 


Bisnis Lainnya

Pertambangan  PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Foto bayan.com.sg
Pertambangan PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Foto bayan.com.sg

Tak hanya itu, Kwong juga dikenal sebagai pengendali di perusahaan energi terbarukan Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources dan memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.

Miliarder tersebut juga menjadi pendukung utama SEAX Global untuk membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Perjalanan karir Kwong dimulai saat dia berusia remaja. Saat itu ia bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura. Kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mendapatkan kesempatan yang lebih besar.

Kwong memulai bisnisnya sebagai kontraktor bangunan. Hingga pada tahun 1997, ia berhasil mendapatkan jackpot setelah membeli tambang pertamanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya