Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu (11/1/2023). Mayoritas sektor saham tertekan sehingga bebani IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG sempat dibuka naik tipis ke 6.622,53. Namun, pada pukul 09.10 WIB, IHSG anjlok 0,51 persen ke posisi 6.588. Indeks LQ45 tergelincir 0,75 persen ke posisi 894. Mayoritas indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.622,79 dan terendah 6.568.
Baca Juga
Sebanyak 156 saham menguat dan 229 saham melemah. 192 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 131.457 kali dengan volume perdagangan 1,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.562.
Advertisement
Mayoritas indeks sektor saham (IDX-IC) berada di zona merah. Sementara itu, sektor saham basic naik 0,16 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,22 persen.
Sementara itu, sektor saham energi melemah 0,21 persen, sektor saham industri merosot 0,38 persen, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,22 persen, dan sektor saham kesehatan susut 01,9 persen. Sektor saham keuangan tergelincir 0,27 persen, sektor saham properti terperosok 0,17 persen, sektor saham teknologi melemah 0,44 persen. Kemudian sektor saham infrastruktur susut 0,07 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,21 persen.
Mengutip PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG melemah 1 persen ke posisi 6.622 pada perdagangan Selasa, 10 Januari 2023. Pada perdagangan Selasa pekan ini, aksi jual investor asing semakin kuat diikuti investor lokal. Saham-saham bank besar turun ke level terendah dalam satu bulan. Saham BMRI merosot 4,6 persen, saham BBRI susut 3,5 persen, saham BBCA terpangkas 3,3 persen, dan saham BBNI merosot 3,1 persen.
Selain itu, logam melemah seiring nikel LME tergelincir 2,3 persen. Saham INCO susut 2,4 persen, saham ANTM terpangkas 1 persen. Sedangkan saham emiten batu bara melonjak seiring sudah alami jenuh jual sehingga menarik investor.
Saham ITMG naik 3,7 persen, saham ADRO bertambah 3,6 persen, saham HRUM menanjak 3,5 persen. Selain itu, saham ISAT naik 3 persen, saham GOTO bertambah 2,2 persen, dan saham EXCL naik 0,4 persen.
Top Gainers-Losers pada 11 Januari 2023
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham WINE melonjak 34,48 persen
-Saham SUNI melonjak 20,69 persen
-Saham MREI melonjak 18,95 persen
-Saham INTD melonjak 15,45 persen
-Saham PORT melonjak 12,73 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham SOUL melemah 9,88 persen
-Saham BMBL melemah 9,57 persen
-Saham GTBO melemah 7 persen
-Saham ERTX melemah 6,94 persen
-Saham KOBX melemah 6,92 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 213,5 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 198 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 169,4 miliar
-Saham NATO senilai Rp 122,8 miliar
-Saham CBRE senilai Rp 65,5 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham CBRE tercatat 28.415 kali
-Saham ELIT tercatat 18.879 kali
-Saham BBCA tercatat 9.139 kali
-Saham BPTR tercatat 9.047 kali
-Saham SUNI tercatat 8.601 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia Menguat pada 11 Januari 2023
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Rabu, 11 Januari 2023 seiring investor akan mencermati inflasi Amerika Serikat (AS). Data inflasi tersebut menjadi petunjuk bank sentral AS atau the Federal Reserve untuk mengatasi inflasi setelah menaikkan suku bunga tujuh kali pada 2022.
Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan inflasi inti naik 0,3 persen setiap bulan yang akan menandai pembacaan terendah sejak September 2021, menurut data Refinitiv.
Indeks ASX 200 menguat 0,7 persen jelang rilis inflasi November. Indeks Nikkei 225 mendaki 0,84 persen dan indeks Topix bertambah 0,7 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,71 persen meski data pengangguran Korea Selatan naik 3,3 persen pada Desember 2022 dibandingkan November 2022 sebesar 2,9 persen. Indeks Kosdaq bertambah 1,04 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,83 persen pada jam pertama perdagangan. Di bursa saham China, indeks Shanghai naik dan indeks Shenzhen melemah 0,24 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,35 persen.
Di wall street, indeks utama menguat seiring investor membangun optimisme reli pada awal tahun. Dalam pidato, Ketua the Federal Reserve Jerome Powell menekankan pentingnya independensi bank sentral dari pengaruh politik, tanpa memberikan petunjuk langsung ke mana arah kebijakan moneter.
Penutupan Wall Street pada 10 Januari 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 10 Januari 2023. Hal ini seiring investor terus membangun reli awal tahun sambil menunggu data ekonomi dan laba perusahaan mulai akhir pekan ini.
Penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 186,45 poin atau 0,56 persen ke posisi 33.704,10. Indeks S&P 500 bertambah 0,70 persen ke posisi 3.919,25. Indeks Nasdaq melanjutkan penguatan dengan naik 1,01 persen ke posisi 10.742,63.
Rata-rata indeks acuan menguat selama tiga sesi terakhir seiring optimisme atas inflasi tinggi yang mereda mendorong investor untuk mengalahkan saham teknologi. Ini adalah kemenangan beruntun tiga hari pertama indeks saham sejak November 2023.
Sementara itu, miliarder sekaligus investor Paul Tudor Jones optimistis untuk pasar saham pada Selasa pagi. Ia menuturkan, bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mungkin tidak akan menghancurkan ekonomi, menghentikan kenaikan suku bunga sebelum melakukannya. Jones mencatat tidak membuat perkiraan khusus. Namun, ia menilai ada permintaan besar untuk saham pada 2023 seiring aksi beli kembali saham dan merger.
“Anda mungkin mendapatkan sesuatu di bawah satu triliun dolar AS kelebihan permintaan di saham AS. Di mana penjualan akan datang untuk mengimbangi permintaan yang berasal dari pembelian kembali, dari item lini perusahaan, dari beberapa kombinasi pembelian dan M&A? itu jumlah yang signifikan Ceteris paribus, semuanya sama, pasar saham akan naik 7 persen atau 8 persen pada 2023,” ujar dia dikutip dari laman CNBC, Rabu (11/1/2023).
Advertisement