Bursa Saham Asia Bervariasi Mengekor Perjuangan Wall Street

Mengekor wall street, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 25 Januari 2023. Indeks Nikkei tergelincir 0,22 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Jan 2023, 09:24 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2023, 09:24 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Wall street yang bervariasi diikuti bursa saham Asia Pasifik pada Rabu, 25 Januari 2023. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia-Pasifik beragam pada Rabu, 25 Januari 2023. Mengikuti wall street yang mencoba meraba momentumnya saat Bursa China dan Hong Kong tutup dalam rangka Tahun Baru Imlek.

Melansir CNBC, Rabu (25/1/2023), di Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,3 persen, sedangkan Kosdaq naik 1,16 persen pada jam pertama perdagangan.

Indeks Nikkei 225 turun 0,22 persen dan Topix turun 0,06 persen. Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,43 persen karena investor menunggu rilis pembacaan inflasi negara tersebut. Sebelumnya, pasar saham Eropa ditutup lebih rendah Perdagangan Selasa, 24 Januari 2023.

Investor rupanya mencermati data indeks manajer pembelian (purchasing managers index/PMI) terbaru pada Januari, dibarengi awal musim laporan laba perusahaan. Indeks Stoxx 600 pan-Eropa ditutup 0,2 persen lebih rendah, dengan saham perawatan kesehatan dan minyak dan gas turun 1,3 persen, sementara sektor saham perjalanan dan rekreasi naik 1,4 persen.

Data PMI menunjukkan aktivitas bisnis di sektor jasa dan manufaktur, di Uni Eropa kembali ke pertumbuhan moderat pada Desember. PMI komposit Uni Eropa S&P Global, yang mencakup aktivitas manufaktur dan jasa, berada di level 50,2 pada Januari, naik dari 49,3 pada Desember.

Bursa AS jatuh pada perdagangan Selasa karena investor berjuang untuk membangun awal yang kuat untuk minggu ini di tengah sibuknya laporan pendapatan perusahaan.

Sementara itu, bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan lebih tinggi karena liburan Tahun Baru Imlek yang berlangsung di sebagian besar kawasan. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 24 Januari 2023. Indeks Dow Jones mencatat penguatan seiring investor mencermati laporan keuangan perusahaan terbaru untuk mengetahui kondisi ekonomi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melompat 104,40 poin atau 0,31 persen ke posisi 33.733,96. Kenaikan indeks Dow Jones mencatat penguatan hari ketiga. Indeks S&P 500 melemah 0,07 persen menjadi 4.016,95. Indeks Nasdaq tergelincir 0,27 persen ke posisi 11.334,27.

 

 

Wall Street Beragam pada Selasa 24 Januari 2023

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 24 Januari 2023. Indeks Dow Jones mencatat penguatan seiring investor mencerna laporan laba perusahaan terbaru untuk mengetahui kondisi ekonomi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melompat 104,40 poin atau 0,31 persen ke posisi 33.733,96. Kenaikan indeks Dow Jones mencatat kenaikan hari ketiga untuk indeks saham acuan tersebut. Indeks S&P 500 melemah 0,07 persen menjadi 4.016,95. Indeks Nasdaq tergelincir 0,27 persen ke posisi 11.334,27.

Pada perdagangan Selasa, 24 Januari 2023, musim laporan keuangan berlanjut dengan hasil beragam. Saham 3M merosot 6,2 persen karena panduan yang mengecewakan, sementara saham Union Pacific turun 3,3 persen setelah hasil perusahaan kereta api itu jauh dari perkiraan analis. Setelah bel perdagangan akan dimulai dengan pelaporan Microsoft.

 

 

Pasar Antisipasi The Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

“Kami mengalami dua hari yang sangat kuat di pasar untuk mengantisipasi Fed akan berhenti karena kami memasuki minggu yang sibuk dengan laporan laba,” ujar Chief Market Strategist Crossmark Global Investments, Victoria Fernandez, seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (25/1/2023).

Ia menambahkan, laba yang dilihat sangat beragam. Ia prediksi, saham diperdagangkan dalam kisaran ketat seiring pasar menyerap komentar terbaru tentang margin, inflasi, dan lingkungan makro. Pergerakan pasar pada perdagangan Selasa pekan ini datang setelah awal yang solid dengan semua rata-rata indeks utama mencatat kenaikan berturut-turut. Pada Senin, 23 Januari 2023, indeks Nasdaq memimpin kenaikan dengan melompat 2,01 persen, indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing bertambah 1,19 persen dan 0,76 persen.

Keuntungan telah datang meski awal musim laporan laba yang mengecewakan dan lebih banyak tanda ekonomi Amerika Serikat melambat. Beberapa investor berharap temuan ini akan mendorong poros dari the Federal Reserve ketika gelar pertemuan kebijakannya pekan depan.

Bursa Saham Asia Menguat pada 24 Januari 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Selasa, 24 Januari 2023. Penguatan bursa saham Asia itu di tengah mayoritas bursa saham masih libur peringati Tahun Baru China.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,44 persen ke posisi 7.490,4 mengikuti wall street. Hal ini didorong sektor saham teknologi yang reli jelang rilis laporan laba. Indeks NZX 50 sempat menguat dan berakhir sedikit di bawah garis datar. Indeks Nikkei 225 melonjak 1,46 persen ke posisi 27.299,19. Indeks Topix bertambah 1,42 persen ke posisi 1.972,92. Yen Jepang menguat 0,42 persen terhadap dolar Amerika Serikat ke posisi 130,13.

Imbal hasil obligasi Jepang bertenor 10 tahun berada di kisaran 0,41 persen. Sementara itu, bursa saham China, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia dan Singapura masih libur.

Sementara itu, indeks Nasdaq naik lebih dari dua persen di Amerika Serikat seiring optimisme bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve akan lambat untuk menaikkan suku bunga acuan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya