BTPN Optimistis Penuhi Aturan Free Float pada 2023

BTPN menyatakan masih memiliki waktu beberapa bulan untuk kembali lepas saham ke pasar dalam rangka free float.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Jan 2023, 17:36 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2023, 17:36 WIB
Manajemen BTPN menanggapi terkait ketentuan free float saham saat media gathering, Rabu (25/1/2023)  (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Manajemen BTPN menanggapi terkait ketentuan free float saham saat media gathering, Rabu (25/1/2023)  (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) optimistis bakal memenuhi ketentuan free float atau kepemilikan saham publik pada 2023. Direktur Kepatuhan Bank BTPN, Dini Herdini mengatakan, pihaknya belum memenuhi ketentuan free float dan ditargetkan rampung pada Desember 2023.

"Kita belum memenuhi sebetulnya, pada saat merger 2019 waktu itu mengakibatkan dari SMBC itu melebihi dan kita mendapatkan waktu sekitar 6 bulan dari regulasi dengan IDX, jadi posisi 2019 sebenarnya kita sudah memenuhi awalnya," kata Dini dalam Media Gathering BTPN, Rabu (25/12/2023).

Dini menuturkan, dengan ada ketentuan aturan free float dari Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait pengecualian saja yang dimiliki direksi maupun komisaris baik itu karena management and employee stock option program (MESOP) atau material risk taker, dan juga saham treasuri (treasury stock).

Dengan demikian, BTPN masih butuh melepas lebih banyak saham untuk memenuhi ketentuan bursa mengenai saham beredar sebesar 7,5 persen. "Jadi implikasinya apa? Saham kita di re-float lagi, karena minimum requirenya harus 7,5 persen persen, kami kurang satu koma sekian persen," kata dia.

Maka sebab itu, saham BTPN harus sudah dilepas ke pasar pada Desember 2023. "Desember 2023, kami harus sudah lepas ke pasar, jadi kami punya beberapa bulan lagi, ini masih Januari. Kita akan jual kembali saham ke pasar untuk memenuhi ketentuan IDX terbaru ini," pungkasnya.

 

 

Kinerja Keuangan hingga Kuartal III 2022

Layanan Digital Bank
Nasabah duduk di bawah layar layanan digital Banking BTPN bernama Jenius di Jakarta, Jumat (26/1). Nasabah di Indonesia kini lebih membutuhkan layanan digital yang disediakan perbankan sejalan dengan mobilitas yang makin tinggi (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 18 persen pada Januari-September 2022 dibanding tahun lalu. Hal ini seiring upaya BTPN untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp 2,41 triliun sepanjang Januari-September, dibanding Rp2,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN yang impresif tidak lepas dari optimisme masyarakat dan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan para nasabah kami terhadap Bank BTPN di tengah tingginya inflasi dan tren kenaikan suku bunga bank," kata Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar dalam keterangan resminya, Selasa (1/11/2022).

Pertumbuhan laba bersih BTPN terutama dikontribusi oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit.

Pendapatan operasional naik 4 persen year-on-year (yoy), didukung oleh naiknya pendapatan bunga bersih yang naik 4 persen yoy menjadi Rp8,669 triliun per akhir September 2022 dan pendapatan operasional lainnya sebesar 5 persen yoy.

Kenaikan pendapatan bunga bersih ini didorong oleh peningkatan kredit segmen korporasi sebesar 23 persen yoy dan pembiayaan syariah sebesar 11 persen yoy. Sementara itu, biaya kredit turun 19 persen yoy menjadi Rp1,29 triliun.

"Kami terus memantau kualitas kredit nasabah dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit," kata Henoch.

 

 

 

Total Kredit BTPN

Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin (Kanan) saat mengunjungi UMKM Ultra Mikro kerupuk Kuansing di Kelurahan Air Dingin, Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)
Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin (Kanan) saat mengunjungi UMKM Ultra Mikro kerupuk Kuansing di Kelurahan Air Dingin, Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Total kredit yang disalurkan Bank BTPN meningkat 13 persen yoy menjadi Rp155,43 triliun per akhir September 2022 seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang optimistis. Pertumbuhan kredit Bank BTPN ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan yakni 11 persen yoy pada akhir September 2022 menurut data Bank Indonesia.

Pertumbuhan kredit juga mendorong aset Bank BTPN naik 9 persen yoy menjadi Rp199,90 triliun pada akhir kuartal III 2022.

BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,41 persen, turun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,56 persen dan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,88 persen pada akhir Agustus 2022.

BTPN menyesuaikan jumlah dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas Bank. DPK Bank BTPN meningkat sebesar 1 persen yoy menjadi Rp103,88 triliun pada akhir September 2022.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya