Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mencari cara untuk akomodasi perusahaan asing untuk dapat melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) atau di Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, inisiatif itu berangkat dari banyaknya perusahaan asing yang menyatakan minat dapat tercatat di BEI.
Baca Juga
"Saat ini kami sedang mengkaji skema foreign listing, khususnya bagi perusahaan dengan bentuk badan hukum asing (selain PT) yang memiliki operasional usaha di Indonesia," kata Nyoman kepada wartawan, Kumat (3/2/2023).
Advertisement
Menurut dia, kajian mengenai pencatatan saham perusahaan asing di BEI menjadi penting karena BEI memperoleh beberapa informasi dan permintaan dari pelaku usaha yang memiliki perusahaan berbentuk badan hukum asing dan memiliki operasional di Indonesia mengharapkan untuk dapat IPO di Indonesia dan menjadi perusahaan tercatat di BEI.
Melihat kinerja pasar modal tanah air yang cukup resilien dalam krisis beberapa tahun terakhir, tak ayal jika banyak perusahaan asing ingin mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Untuk itu, Nyoman berharap inisiatif mendapat sambutan positif dari berbagai pemangku kepentingan.
"Kami berharap dukungan dari seluruh stakeholder pasar modal untuk memberikan feedback dan support atas initiative ini,” imbuh dia.
Sepanjang tahun lalu, aktivitas perdagangan di BEI membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir 2021. Rata – Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp 14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir 2021 yakni Rp 13,4 triliun.
Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata–rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya.
Investor Berpotensi Lari ke China, BEI Optimistis Nilai Transaksi Harian Capai Target
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi terkait transaksi harian yang terus mengalami penurunan selama Januari 2023. Lantaran, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) senilai Rp 14,75 triliun.
Berdasarkan data Kamis, 26 Januari 2023, rata-rata transaksi harian BEI masih sekitar Rp 10,13 triliun. Direktur Perdagangan dan Pengaturan BEI Irvan Susandy menuturkan, penurunan transaksi tersebut dipengaruhi sejumlah faktor, salah satunya
"Biasanya Januari January Effect, terus ada beberapa faktor yang kita tahu China mulai buka (pembukaan lockdown) mungkin banyak investor mau kesana," kata Irvan saat ditemui di BEI, Jumat (27/1/2023).
Meski demikian, BEI menatap optimistis RNTH bisa meningkat dan mencapai target yang telah ditentukan, yakni sebesar Rp 14,75 triliun.
"Kita optimis biasanya bulan-bulan selanjutnya, InsyaAllah bulan-bulan selanjutnya kita boosting up. Kita optimis kita bisa mencapai target kita," kata dia.
BEI juga tengah menyiapkan sejumlah strategi, yakni dengan memberikan sosialisasi bersama regulator dan otoritas yang bersangkutan.
Belum lagi, banyak calon emiten yang mengantre di pipeline. Bahkan, BEI juga bakal meluncurkan beberapa instrumen baru pada tahun ini yang diharapkan mampu mengerek transaksi di pasar modal Indonesia.
"Ada beberapa banyak emiten di pipeline kita, kita coba mensosialisasikan sama OJK, dan kita coba meluncurkan beberapa instrumen baru tahun ini," kata dia.
Dengan demikian, BEI berharap hal tersebut bisa meningkatkan transaksi. "Kita harapkan bisa meningkatkan transasi kita," pungkasnya.
Advertisement
BEI Bakal Luncurkan Papan Pemantauan Khusus pada 2023
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan papan pemantauan khusus dengan skema hybrid.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, pihaknya akan meluncurkan papan pemantauan khusus secara hybrid sebelum meluncurkan papan pemantauan khusus full call-auction.
"Kita tahu ini hal yang sangat baru untuk sistem perdagangan di kita, awalnya kita tetapkan hybrid. Kita harapkan semua bisa dijalankan 2023," kata Jeffrey saat ditemui di BEI, Senin (30/1/2023).
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan proses persiapan Papan Pemantauan Khusus terus berlangsung, yang nantinya diharapkan akan makin meningkatkan perlindungan investor. Nantinya Papan Pemantauan Khusus akan dibagi menjadi dua tahap.
"Saat ini, BEI telah menyiapkan beberapa hal dalam rangka implementasi Papan Pemantauan Khusus, baik itu perangkat sistem maupun perangkat pengaturan di bursa. Kami telah berkoordinasi dengan OJK dan pihak terkait lainnya guna mendukung tercapainya implementasi Papan Pemantauan Khusus," Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik di Jakarta, dikutip Antara, Selasa, 20 Desember 2022.
Jeffrey menjelaskan, Papan Pemantauan Khusus tahap satu yaitu Hybrid Call Auction, terdapat dua mekanisme perdagangan untuk saham yang dicatatkan dalam papan tersebut, berdasarkan kriteria pemantauan khusus yang dikenakan.
Perusahaan tercatat yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus dikarenakan kriteria likuiditas perdagangan, akan diperdagangkan secara periodic call auction.
"Sedangkan perusahaan tercatat yang masuk dalam pemantauan khusus karena kriteria pemantauan khusus lainnya, masih tetap diperdagangkan secara continuous auction dengan auto rejection berbeda, sebagaimana yang saat ini juga telah diterapkan bagi saham yang masuk dalam Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus," kata Jeffrey.
Target Transaksi Harian di BEI pada 2023
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp 14,75 triliun pada 2023. Rata-rata nilai transaksi ini lebih tinggi dibandingkan target RNTH tahun ini sebesar Rp 13,75 triliun.
"RNTH 2023 lebih tinggi dibandingkan 2022 sebesar Rp 13,75 triliun. Jadi kita melihat ada peningkatan Rp 1 triliun per hari pada value tradingnya. Artinya kita optimis di 2023 akan naik,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi pers usai RUPSLB BEI, Rabu (26/10/2022).
Iman mencatat, secara year to date RNTH telah mencapai Rp 15,1 triliun. Mengingat angka itu banyak disumbang pada semester I 2022, BEI berusaha untuk konservatif dengan mematok target RNTH 2023 sebesar Rp 14,75 triliun.
"Jadi kita cukup optimis tapi tetap berusaha untuk konservatif,” imbuh Iman.
Sejalan dengan itu, berdasarkan RKAT 2023, pendapatan usaha BEI diproyeksikan tumbuh 9,47 persen dibandingkan revisi RKAT 2022 menjadi Rp 1,82 triliun. Adapun proyeksi total pendapatan usaha yang akan diperoleh BEI tahun ini naik sebesar Rp 111,7 miliar atau naik 7,16 persen menjadi Rp 1,67 triliun.
"Kenaikan pendapatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan jasa transaksi seiring dengan kenaikan RNTH Rp 14,75 triliun pada 2023,” kata Iman.
Semenatara dari sisi biaya usaha pada 2023 diproyeksikan naik Rp 86,05 miliar atau 7,34 persen menjadi Rp 1,26 triliun. Laba bersih BEI pada 2023 diperkirakan sebesar Rp 428,22 miliar; Dari sisi total aset BEI pada 2023 diproyeksikan sebesar Rp 6,27 triliun atau naik 8,45 persen dari revisi RKAT 2022. Adapun Saldo akhir kas dan setara kas, termasuk investasi jangka pendek pada 2023 diproyeksikan mencapai Rp 3,09 triliun.
Advertisement