Gunung Merapi Erupsi, Penerbangan Garuda Indonesia Masih Berlangsung Normal

Maskapai Garuda Indonesia memastikan penerbangan dari dan menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta dan Adi Sumarmo, Solo normal seiring ada erupsi Gunung Merapi.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Mar 2023, 21:34 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2023, 21:34 WIB
Garuda Indonesia Bakal Terus Pantau Perkembangan Aktivitas Gunung Merapi
Garuda Indonesia akan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi melalui koordinasi intensif. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia memastikan penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Yogyakarta dan serta Bandara Adi Sumarmo, Solo maupun sektor penerbangan lainnya hingga saat ini berlangsung dengan normal. Hal ini seiring erupsi  Gunung Merapi pada yang terjadi pada Sabtu siang (11/3/2023).

Garuda Indonesia akan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi melalui koordinasi intensif bersama dengan stakeholders  kebandarudaraan utamanya di wilayah Yogyakarta, Solo dan sekitarnya serta memastikan kesiapan berbagai langkah mitigasi dengan senantiasa mengedepankan aspek keselamatan dan kenyamanan para penumpang.

"Garuda Indonesia mengimbau para penumpang untuk memastikan kembali jadwal penerbangannya melalui call center Garuda Indonesia di nomor 021-23519999 dan 0804 1 807 807,” tulis manajemen Garuda Indonesia dalam keterangan tertulis, Sabtu, 11 Maret 2023.

Penumpang juga diimbau untuk memastikan nomor kontak atau alamat e-mail yang tercantum pada tiket agar kami dapat menghubungi apabila terjadi perubahan jadwal penerbangan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai perubahan jadwal penumpang dapat menghubungi Call Center Garuda Indonesia (24 jam) di nomor 021-2351 9999 dan 0804 1 807 807. www.garuda-indonesia.com dan Twitter @IndonesiaGaruda.

Gunung Merapi Masih Berstatus Siaga, Sudah Puluhan Kali Keluarkan Awan Panas

Penampakan Asap Tebal Erupsi Gunung Merapi
Pengendara motor melintas saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023. Berdasarkan pengamatan pada Sabtu (11/3/2023) mulai pukul 06.00-12.00 WIB, BPPTKG mencatat satu kali guguran lava keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya. (AFP/Devi Rahman)

Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan status Gunung Merapi,masih Level III atau Siaga.

Diketahui, hari ini, Sabtu (11/3/2023) dari pukul 12.12 sampai 15.00 WIB,terjadi rentetan awan panas yang dikeluarkan bersumber dari longsoran kubah lava barat daya.

Adapun, dalam jangka waktu tersebut, tercatat 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4 km ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.

"Pada saat kejadian, angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara. Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang," ujar Kepala BPPTKG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Agus Budi Santoso, dalam siaran persnya.

Agus mengatakan potensi bahaya saat ini masih tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi; pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 19 kali ke arah barat daya (hulu Kali Boyong, Kali Bebeng dan Kali Sat atau Putih) dengan jarak luncur maksimal 1.200 m.

"Suara guguran terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Budi.

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Masih Tinggi

Terlihat awan panas dan tingginya grafik teknograf
Gunung Merapi kembali muntahkan awanpanas guguran, hari Sabtu (11/3/2023) siang. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi BPPTKG menyebut telah terjadi awan panas guguran atau yang sering disebut Wedus Gembel pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng/Krasak.

Budi menyebutkan aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi (perubahan fisik gunung).

Seismisitas internal seperti gempa vulkanik dalam (VTA) terjadi sebanyak 77 kejadian per hari, gempa vulkanik dangkal (VTB) 1 kejadian per hari, gempa Multifase (MP) 6 kejadian per hari, dan gempa guguran sebanyak 44 kejadian per hari. Sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 0.5 cm per hari.

Saat ini Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3," ungkap Agus.

Kedua kubah lava ini apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal 7 km ke arah barat daya dan 5 km ke arah selatan-tenggara.

Sebelumnya, Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak tanggal 5 November 2020.

Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif pada tanggal 4 Januari 2021 yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya