Liputan6.com, Jakarta - PT PP Properti Tbk (PPRO) berencana menerbitkan Obligasi II PP Properti Tahun 2023 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp 800 miliar.
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali sertifikat jumbo obligasi yang akan diterbitkan perseroan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan pemegang obligasi.
Baca Juga
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/4/2023), Obligasi II PP Properti Tahun 202 terdiri dari dua seri, yakni seri A dan seri B. Untuk obligasi seri A, memiliki tenor 3 tahun dengan tanggal pelunasan pokok obligasi pada 26 Mei 2026. Sedangkan obligasi seri B memiliki tenor 5 tahun dengan tanggal pelunasan pokok obligasi pada 26 Mei 2028.
Advertisement
Bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan. Pembayaran bunga obligasi yang bersangkutan. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 26 Agustus 2023. Sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus tanggal pelunasan pokok obligasi masing-masing seri.
Pemesanan pembelian obligasi harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya sebesar Rp 5 juta atau kelipatannya. Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi sebesar Rp 505 miliar akan dialokasikan untuk melunasi utang pokok dari pinjaman perseroan. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan untuk biaya konstruksi proyek perumahan di kawasan Transyogi Cibubur.
Gerak Saham PPRO
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 13 April 2023, saham PPRO stagnan di posisi Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan 17 kali dengan volume perdagangan 2.516 lot saham. Nilai transaksi saham PPRO Rp 11,9 juta.
PP Properti Pinjam Rp 800 Miliar dari Induk Usaha, Ini Alasannya
Sebelumnya, PT PP Properti Tbk (PPRO) akan meminjam dana Rp 800 miliar dari induk usaha perseroan PT PP Tbk (PTPP). Pinjaman tersebut untuk membayar kewajiban perseroan pada 2022 dan 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (1/1/2023), PT PP Properti Tbk berencana meminjam dana dari PTPP untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo pada 2022 dan 2023.
Kewajiban jatuh tempo tersebut di antaranya pembayaran pokok dan bunga atas penerbitan medium term notes (MTN), obligasi, perbankan dan SKBDN jatuh tempo dengan nilai pinjaman Rp 800 miliar dengan bunga 10 persen. Transaksi itu 0,83 persen per bulan dan bersifat non revolving berjangka waktu 12 bulan, berdasarkan perjanjian pinjaman pada 22 Desember 2022.
Adapun PT PP Tbk merupakan pemegang 64,96 persen saham dalam PP Properti. Dengan demikian transaksi tersebut merupakan transaksi afiliasi. Selain itu, dewan komisaris dan direksi perseroan menyatakan transaksi itu tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 42/2020.
Perseroan mempertimbangkan transaksi ini seiring sumber pembiayaan utama dari perseroan saat ini masih bergantung pada fasilitas kredit perumahan rakyat. Syarat fasilitas kredit perumahan rakyat mulai diperketat.
Oleh karena itu, perseroan membutuhkan strategi dalam menangani kewajiban jatuh tempo pada 2022 dan 2023 di antaranya pembayaran pokok dan bunga atas penerbitan MTN, obligasi, perbankan dan SKBDN dengan rencana pinjam dana kepada PT PP Tbk.
Perseroan telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Budi, Edy, Saptono dan Rekan (KJPP Best) sebagai penilai independen terkait transaksi tersebut. Adapun berdasarkan rencana transaksi afiliasi melalui transaksi peminjaman dana oleh PT PP Properti Tbk itu mendapatkan penilaian wajar.
Advertisement
PP Properti Lanjutkan Proyek Apartemen Mazhoji pada Kuartal IV 2022
Sebelumnya, PT PP Properti Tbk (PPRO) mengembangkan salah satu proyek di jalan utama Margonda yang bernama Mazhoji apartment dengan konsep student residence atau apartemen mahasiswa.
Sektor properti yang sempat tertekan akibat pandemi COVID-19, diramal akan memulai kembali kebangkitannya. Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam Property Outlook 2022 mengungkapkan sektor properti masih menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini pun sejalan dengan pencapaian prapenjualan atau marketing sales PP Properti sepanjang 2022 yang telah mencapai Rp 950 miliar atau 80 persen dari target Perseroan.
Sebagai bagian dari pencapaian target Perseroan dan utamanya pemenuhan komitmen Perseroan kepada para stakeholders, pada kuartal terakhir tahun ini Perseroan memutuskan untuk melanjutkan pembangunan proyek residensial Perseroan yakni Apartemen Mazhoji.
"Melalui pengelolaan portfolio bisnis secara komprehensif dan dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang timbul serta melakukan tight money policy, kami berupaya untuk memenuhi komitmen kepada stakeholders Perseroan pada umumnya dan Apartemen Mazhoji pada khususnya, untuk tetap memberikan hunian terbaik dan pencapaian kinerja Perseroan," kata VP of Corporate Secretary PP Properti, Ikhwan Putra, dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (27/12/2022).
Selain itu, promo-promo spesial akan diluncurkan untuk menyambut para calon konsumen. Tak hanya itu, Depok telah menjadi salah satu alternatif daerah yang dilirik para pemburu hunian, selain karena lokasinya sebagai penunjang Ibu Kota, Depok mencatat kenaikan baik pada indeks harga, suplai maupun permintaan.
Apartemen Mazhoji lokasinya yang dekat dengan pintu tol Margonda dan beberapa fasilitas pendidikan dan kesehatan di daerah Depok, menjadikannya sebagai pilihan investasi menarik.
“Keberadaan Tol Serpong-Pamulang, Tol Depok-Antasari dan Tol Cimanggis-Kukusan yang baru-baru ini dioperasikan, membuat kami yakin Apartemen Mazhoji dapat memenuhi ekspektasi para investor properti,” ujar dia.
PP Properti Lanjutkan Pembangunan Proyek Gran Shamaya di Surabaya
Sebelumnya, PT PP Properti Tbk (PPRO) berkomitmen melanjutkan pembangunan proyek Grand Shamaya yang berlokasi di segitiga emas Surabaya , Jawa Timur.
Grand Shamaya merupakan private residential dengan konsep luxury resort yang memiliki exotic waterfall di kawasan bisnis dan pusat perniagaan dengan beragam infrastruktur dan kemudahan akses ruang publik terbaik di pusat kota Surabaya.
"Lokasi premium di kota terbesar kedua di Indonesia sebagai pusat perekonomian Indonesia timur membuat Grand Shamaya memiliki nilai investasi yang tinggi," kata Project Director Grand Shamaya, Septavianto Eko H, dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Minggu (18/12/2022).
Dengan terus membaiknya kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia, serta relaksasi aturan PPKM yang akan terus dipermudah dan dilonggarkan tetapi tetap mengikuti standar protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, pemasaran Grand Shamaya mencatat tren positif yang hingga saat ini telah mencapai 82 persen dari 412 unit tower Aubrey.
"Kami merespons baik hal tersebut dengan terus melanjutkan pembangunan proyek Grand Shamaya," kata dia.
Advertisement
Perkembangan Proyek
Pada Agustus 2022, proyek Grand Shamaya telah resmi bekerjasama dengan PT PP (Persero) Tbk selaku kontraktor utama dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri selaku konsultan manajemen konstruksi untuk melanjutkan pekerjaan konstruksi.
Saat ini kemajuan pembangunan proyek Grand Shamaya dalam tahap pekerjaan galian basement dengan menggunakan metode top down.
"Metode ini dilakukan dengan hati-hati dan tidak bisa menyeluruh secara bersamaan, mengingat kondisi tanah di Surabaya yang kurang terlalu bagus. Sehingga kami mengantisipasi serta meminimalisir adanya pergerakan saat melakukan galian tanah dengan pemasangan bekisting baja dan juga monitoring menggunakan alat deflection marker, inclinometer dan settlement marker," ujar dia.
Perkembangan pembangunan yang terus dilanjutkan ini adalah sebagai bentuk nyata dari komitmen PT PP Properti Tbk untuk menjaga kepercayaan konsumen serta masyarakat pada umumnya dalam pembangunan proyek-proyek properti hunian dan investasi terbaik di Indonesia.