Green Bonds Pertamina Geothermal Oversubscribed hingga 8,25 Kali, Analis Beberkan Sebabnya

Sebagai informasi, green bond yang diterbitkan perseroan memiliki bunga sebesar 5,15 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2028.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Mei 2023, 22:42 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2023, 17:58 WIB
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), emiten berkode PGEO siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), emiten berkode PGEO siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah merampungkan proses penerbitan surat utang berwawasan hijau (green bonds) di pasar global senilai USD 400 juta. Dari nilai penerbitan tersebut, perseroan sukses menjaring permintaan hingga USD 3,3 miliar. Dengan demikian, terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali.

Menurut Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, respon positif pelaku pasar atas penerbitan green bond PGEO ditopang oleh sejumlah hal. Salah satunya, tingginya minat investor didasarkan pada performa perusahaan yang terbukti positif bagus di sepanjang tahun lalu.

"Selain itu, posisi PGEO sebagai pemain utama dari bisnis penghasil energi yang ramah lingkungan. Ini penting, karena akan menjadi penopang utama kesinambungan bisnis perseroan ke depan," ujar Myrdal kepada awak media, dikutip Selasa (9/5/2023).

Tak hanya itu, profil kinclong PGEO di mata investor global juga didukung dengan rating perusahaan di level internasional yang sangat baik dan berkategori status layak investasi.

Belum lagi mempertimbangkan imbal hasil yang ditawarkan PGEO terlihat menarik di tengah kondisi penurunan yield obligasi global, saat ekspektasi kebijakan pengetatan moneter oleh the Fed rupanya tidak sekencang sebelumnya.

Terakhir, lanjut Myrdal, secara umum sentimen pasar keuangan saat ini juga tengah membaik untuk pasar emerging markets yang dinilai memiliki fundamental yang mumpuni seperti Indonesia.

"Sentimen terhadap emerging markets dengan kekuatan fundamental cukup baik saat ini cukup positif. Indonesia juga masuk dalam kategori itu. Sehingga wajar jika green bonds PGEO direspon bagus oleh pasar," tegas Myrdal.

 


Kinerja Saham

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), emiten anak usaha Pertamina yang bergerak dalam sektor panas bumi, membukukan kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 49,7 persen dibanding tahun 2021.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), emiten anak usaha Pertamina yang bergerak dalam sektor panas bumi, membukukan kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 49,7 persen dibanding tahun 2021.

Menyusul kabar ini, saham PGEO ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen ke posisi 770 pada perdagangan Selasa, 9 Mei 2023. Shaam PGEO dibuka pada posisi 770 dan bergerak pada rentang 750-775.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham PGEO tercatat sebanyak 1.732 kali. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 11,31 juta lembar senilai Rp 8,66 miliar. Dalam sepekan, harga saham PGEO telah naik 0,65 persen.

Sebagai informasi, green bond yang diterbitkan perseroan memiliki bunga sebesar 5,15 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2028, di luar wilayah Republik Indonesia dengan merujuk pada ketentuan Rule 144A dan Regulation S berdasarkan US Securities Act of 1933 dan akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited.

 


Penggunaan Dana

Pertamina Geothermal Energy Resmi Melantai di BEI
Direktur PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) Ahmad Yuniarto (kelima kiri) menekan tombol didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Menteri ESDM Arifin Tasrif dan jajaran Direksi pada pencatatatn perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (24/02/2023) (Liputan6.com)

Pada 20 April 2023, Pertamina Geothermal Energy telah menandatangani Purchase Agreement dengan Australia and New Zealand Banking Group Limited, BNP Paribas, Citigroup Global Markets Singapore Pte. Ltd., The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Mandiri Securities Pte. Ltd..

Kemudian dengan MUFG Securities Asia Limited Singapore Branch, SMBC Nikko Securities (Hong Kong) Limited and United Overseas Bank Limited selaku Initial Purchasers, Joint Global Coordinators dan Joint Bookrunners (JBR). Surat utang telah mendapatkan peringkat Baa3 (Stable) dari Moody’s dan BBB- (Stable) dari Fitch.

Dana bersih yang diperoleh dari penerbitan surat utang akan digunakan oleh Perseroan untuk melunasi seluruh sisa utang Perseroan berdasarkan Facilities Agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara Perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, Kreditur Sindikasi Awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Facility Agent yang akan jatuh tempo pada 23 Juni 2023 (Facilities Agreement).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya