Wall Street Tertekan, Moody's Turunkan Peringkat Perbankan Picu Aksi Jual Saham

Wall street tergelincir pada perdagangan Selasa, 8 Agustus 2023 yang dipicu penurunan peringkat bank oleh lembaga pemeringkat Moody's.Indeks Nasdaq catat koreksi terbesar.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Agu 2023, 06:44 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2023, 06:44 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Selasa, 8 Agustus 2023.(AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Selasa, 8 Agustus 2023. Koreksi wall street dipicu aksi jual saham pada Agustus 2023 seiring penurunan peringkat sektor perbankan oleh lembaga pemeringkat Moody’s.

Dikutip dari CNBC, Rabu (9/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 158,64 poin atau 0,45 persen ke posisi 35.314,49. Indeks Dow Jones sempat anjlok 465 poin.

Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir 0,42 persen ke posisi 4.499,38 sehingga membawa tekanan terhadap indeks tersebut hampir dua persen. Indeks Nasdaq susut 0,79 persen menjadi 13.884,32. Tekanan terhadap indeks acuan itu mendorong indeks Nasdaq melemah menjadi 3,2 persen pada Agustus 2023. Indeks S&P 500 dan Nasdaq alami koreksi selama lima hari dalam enam sesi perdagangan.

Di sisi lain, saham perbankan loyo setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit beberapa bank regional termasuk M&T Bank dan Pinnacle Financial. Lembaga pemeringkat itu mengutip penurunan peringkat dengan pertimbangan risiko simpanan, potensi resesi dan kesulitan portofolio real estate komersial.

Lembaga pemeringkat juga menempatkan Bank of N.Y. Mellon dan State Street untuk ditinjau untuk penurunan peringkat.

Saham Goldman Sachs dan JPMorgan Chase masing-masing merosot 2,1 persen dan 0,6 persen. Sedangkan the SPDR S&P Bank ETF (KBE) terperosok 1,3 persen.

SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) susut 1,3 persen. ETF bank regional tergelincir 28 persen pada Maret di tengah kegagalan Silicon Valley Bank. Sedangkan, saham M&T Bank terpangkas 1,5 persen.

“Memiliki peringkat kredit yang baik bukanlah pilihan karena mereka membutuhkan keyakinan,” ujar CEO Infrastructure Capital Advisors, Jay Hartfield seperti dikutip dari CNBC.

Ia mengatakan, segala bentuk pengurangan kepercayaan pada sistem perbankan regional menjadi sentimen buruk di pasar.

Pelaku Pasar Cermati Laporan Keuangan Perusahaan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Selain itu, pelaku pasar juga mengurai rilis laporan laba Perusahaan. Saham UPS tergelincir 0,9 persen setelah raksasa pengiriman itu melaporkan pendapatan lebih lemah dari perkiraan kuartal II. Perusahaan juga menurunkan prospek pendapatan setahun penuh.

Musim laba Perusahaan sejauh ini lebih baik dari yang diantisipasi. Dengan 89 persen saham S&P 500 telah selesai melaporkan hasil kuartalan.

BMO Capital Management’s Chief Investment Officer Yung-Yu Ma menuturkan, investor bertanya-tanya berapa banyak dampak dari langkah pengetatan ekonomi sebelumnya dari bank sentral AS atau the Federal Reserve yang belum dirasakan.

“Untuk sementara, ada kepercayaan banyak dampak pengetatan the Fed dan pengetatan bank sentral secara global telah terjadi,” tutur dia.

Ia menambahkan, ada sedikit lebih banyak kesadaran dampak dari suku bunga yang lebih tinggi itu masih memiliki waktu untuk menembus AS dan ekonomi global.

Ma mengaitkan koreksi wall street pada Selasa sebagai momen penilaian karena investor mempertimbangkan kekuatan reli pasar pada 2023 dan apa yang ada di depan ekonomi setelah kenaikan suku bunga the Fed.

“Dan sekarang mungkin bukan waktunya untuk menjadi agresif maksimal di pasar saham mengingat ketidakpastian,” ujar dia.

 

Penutupan Wall Street pada 7 Agustus 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Senin, 7 Agustus 2023. Indeks Dow Jones melejit seiring investor hadapi laporan laba perusahaan dan inflasi AS.

Dikutip dari CNBC, Selasa (8/8/2023),  pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 407,51 poin atau 1,16 persen ke posisi 35.473,13. Kenaikan indeks acuan itu menunjukkan performa terbaik sejak 15 Juni. Saham Amgen yang reli hampir 4 persen telah mengangkat indeks Dow Jones.

Indeks S&P 500 menanjak 0,9 persen ke posisi 4.518,44. Indeks Nasdaq menguat 0,61 persen ke posisi 13.994,40 dengan kenaikan terbatas seiring saham Tesla turun hampir 1 persen. Hal ini seiring berita pengunduran diri CFO Tesla Zach Kirkhorn.

Indeks Nasdaq dan S&P 500 mengakhiri penurunan beruntun selama empat hari. Saham Berkshire Hathaway naik lebih dari 3 persen yang menunjukkan kepuasan investor dengan laporan laba dan persediaan kas. Saham A dan B Berkshire Hathaway ditutup pada level rekor pada Senin, 7 Agustus 2023.

Saham perawatan kesehatan hewan Elanco reli 4 persen setelah mengalahkan harapan wall street. Saham Tyson Foods susut 3,8 persen seiring laporan yang mengecewakan.

Saham Sovos melonjak lebih dari 25 persen setelah Campbell Soup mengumumkan akan akuisisi pembuat saus pasta. Saham Campbell Soup tergelincir 1,8 persen sehingga membawa sahamnya ke harga termurah dalam lebih dari setahun.

Pergerakan tersebut mengikuti kinerja sepekan yang lesu di wall street. Indeks Nasdaq dan S&P 500 masing-masing turun sekitar 2,9 persen dan 2,3 persen menandai pekan terburuk sejak Maret. Indeks Dow Jones susut 1,1 persen pada pekan ini.

 

Cermati Data Ekonomi AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Adapun pada awal pekan ini memulai babak terbaru seiring musim laporan laba Perusahaan yang lebih kuat dari yang diantisipasi. Dari 85 perusahaan di S&P 500 yang telah membukukan kinerja kuartalan,sekitar seperlima telah melampaui prediksi wall street, menurut FactSet.

“Ini adalah musim laba yang lebih baik dari perkiraan, jadi saya pikir itulah mengapa pasar memiliki kekuatan bertahan seperti itu,” ujar Chief Investment Officer of the Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli.

Pada pekan ini, investor juga akan mengalihkan fokus ke rilis data indeks harga konsumen dan produsen Juli. Keduanya diawasi dengan ketat mengingat hubungannya dengan jalur inflasi dan kesehatan ekonomi.

CIO Ark Invest Cathie Wood menanggapi mundurnya CFO Tesla Zark Kirkhorn. Ia percaya Kirhorn juga telah melatih penggantinya dengan baik.

CFO Tesla yang baru Vaibhav Taneja telah berada di Tesla sejak 2017, dan sebelumnya bekerja untuk SolarCity yang didukung Elon Musk dan firma akuntansi PwC.

Tesla termasuk salah satu portofolio terbesar di Wood’s Ark Innovation ETF (ARKK), dengan nilai pasar lebih dari USD 800 juta. Saham Tesla turun 1,6 persen pada perdagangan Senin sore.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya